Hamzah Haz

Wakil Presiden Indonesia ke-9 (2001–2004)
Revisi sejak 24 September 2022 06.45 oleh 140.213.234.152 (bicara)

Dr. H. Hamzah Haz (lahir 15 Februari 1940) adalah Wakil Presiden Republik Indonesia kesembilan yang menjabat sejak tahun 2001 bersamaan dengan naiknya Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden Republik Indonesia. Dalam kepartaian, Hamzah Haz menjabat sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 1998–2007.

Hamzah Haz
Wakil Presiden Indonesia ke-9
Masa jabatan
26 Juli 2001 – 20 Oktober 2004
PresidenMegawati Soekarnoputri
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia ke-10
Masa jabatan
28 Oktober 1999 – 26 November 1999
PresidenAbdurahman Wahid
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Bidang Ekonomi dan Keuangan
Masa jabatan
6 Oktober 1999 – 28 Oktober 1999
Ketua DPRAkbar Tanjung
Menteri Negara Investasi ke-2
Masa jabatan
23 Mei 1998 – 18 Mei 1999
PresidenB. J. Habibie
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan ke-4
Masa jabatan
1998–2007
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan
28 Oktober 1971 – 28 Oktober 1999
Pengganti
Faisal Baasir
Sebelum
Daerah pemilihanKalimantan Barat
(1971—87)
Jawa Timur
(1987—92)
DKI Jakarta
(1992—99)
Informasi pribadi
Lahir15 Februari 1940 (umur 84)
Ketapang, Kalimantan Barat, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikPartai Persatuan Pembangunan
Suami/istriAsmaniah (almh.)
Titin Kartini (almh.)
HubunganFuad Amin Imron (besan)
AlmamaterUniversitas Tanjungpura
American World University
ProfesiPolitisi
Tanda tangan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan awal

Pada 1961 setelah lulus dari Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Pontianak, ia menjadi Wartawan surat kabar Bebas, Hamzah pernah kuliah di Yogyakarta sampai lulus pada 1965 dan melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak. Selama menuntut ilmu di Pontianak, ia juga merupakan Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak.

Karier

Pada tahun 1971 Hamzah pernah menjadi Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Barat, setelah itu dia menjadi wakil rakyat bagi NU pada tahun itu juga. Pasca terjadinya fusi antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah aktif bergerak menjadi anggota DPR bagi PPP serta menjadi pengurus penting PPP sampai akhirnya menjabat mejadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu.

Pada 1998, Hamzah Haz diangkat menjadi Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden Habibie, tetapi ia mengundurkan diri setelah satu tahun menjabat akibat desakan masyarakat agar pimpinan partai tidak menjabat menteri. Kemudian, pada 6 Oktober 1999, Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Ketua DPR-RI untuk periode 1999–2004. Baru beberapa minggu jadi Wakil Ketua DPR-RI, Presiden Abdurrahman Wahid memintanya menjadi menteri pada Kabinet Persatuan Nasional sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, dia kembali menerima amanat tersebut, dan kembali pada 26 November 1999. Hamzah kembali mengundurkan diri dengan alasan yang sama dan ingin fokus ke partai. Aksi pengunduran itu juga merupakan aksi pengunduran diri pertama dalam kabinet Persatuan Nasional, setelah Hamzah hanya menjabat selama dua bulan. Puncak karier politik Hamzah Haz adalah ketika ia berhasil menjabat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia menggantikan Megawati Soekarnoputri yang saat itu naik jabatan menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa MPR yang dipimpin Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat saat itu, Amien Rais.

Dalam pemilihan Wakil Presiden yang dilakukan oleh 700 orang anggota MPR tersebut, Hamzah Haz berhasil unggul dari Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung.[butuh rujukan]

Pada Pemilu 2004, Partai Persatuan Pembangunan meraih posisi keempat, berada di bawah Partai Kebangkitan Bangsa dengan 8,15% suara, sehingga Hamzah Haz dicalonkan sebagai calon presiden oleh partainya, PPP, berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden, tetapi ia kalah dengan perolehan suara hanya 3%.[butuh rujukan]

Pemikiran

Menjelang Pemilu 2014, Hamzah Haz mengungkapkan bahwa suatu hal yang nasionalis dan agamais patut untuk digabungkan agar berhasil memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.[butuh rujukan] Ungkapan tersebut sejalan dengan dukungan Hamzah kepada Joko Widodo agar mencalonkan diri menjadi presiden pada Pemilu 2014 dan juga imbauan untuk Jokowi agar memilih wakil presiden dari jajaran agamawan.[butuh rujukan]

Kehidupan pribadi

Hamzah Haz bergelar PhD (S3 / doktoral) dari American World University,[1]

Referensi

  1. ^ "Profil Hamzah Haz". kpud-ntbprov.go.id. Komisi Pemilihan Umum Nusa Tenggara Barat. Diakses tanggal 25 Februari 2014. [pranala nonaktif permanen]

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Megawati Sukarnoputri
Wakil Presiden Republik Indonesia
2001–2004
Diteruskan oleh:
Jusuf Kalla
Didahului oleh:
Haryono Suyono
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan
Pengentasan Kemiskinan
Republik Indonesia

1999
Diteruskan oleh:
Basri Hasanuddin
Didahului oleh:
Sanyoto Sastrowardoyo
Menteri Negara Investasi Indonesia
1998–1999
Diteruskan oleh:
Marzuki Usman
Jabatan partai politik
Didahului oleh:
Ismail Hassan Metareum
Presiden Partai Persatuan Pembangunan
1998–2007
Diteruskan oleh:
Suryadharma Ali
Jabatan pemerintahan
Didahului oleh:
Sanyoto Sastrowardoyo
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
1998–1999
Diteruskan oleh:
Marzuki Usman