Komunikasi analog

Revisi sejak 16 Oktober 2022 18.48 oleh Taylorbot (bicara | kontrib) (kepada -> ke (tata bahasa, "kepada" untuk orang), +iw (mengurangi risiko kebingungan) | t=922 su=82 in=85 at=82 -- only 131 edits left of totally 214 possible edits | edr=000-0000 ovr=010-1111 aft=000-0000)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Komunikasi analog adalah komunikasi yang paling konvensional, tetapi justru paling efektif saat dilakukan. Secara sederhana, komunikasi analog dapat dikatakan sebagai komunikasi tatap muka. Di dalamnya terdapat unsur pesan (isi pembicaraan), intonasi suara dan gesture (body language).[1] Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi, komunikasi analog mulai tergeser oleh komunikasi digital. Kini manusia hidup pada era dunia maya, dan digitalisasi dianggap sebagai jawaban atas semua masalah untuk mengatasi ruang dan waktu.

Komunikasi analog bisa ditinjau dari dua aspek: psikologi komunikasi dan teknologi komunikasi.

Tinjauan teknologi komunikasi

sunting

Dari tinjauan teknologi maka komunikasi analog, atau istilahnya sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Karena didistribusikan melalui gelombang, maka sering kali data yang diterima tidak 'jernih' karena mengalami noise atau gangguan. Analog juga berarti similar (sama) atau copy.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ Watzlawick, Paul, Janet Helmick Beavin, and Don D. Jackson. Pragmatics of Human Communication: A Study of Interactional Patterns, Pathologies, and Paradoxes, 48-54. New York: Norton, 1967.
  2. ^ Carlin, Digital Audio. 2012