Kedokteran okupasi

Revisi sejak 19 Oktober 2022 07.04 oleh Floweronme (bicara | kontrib) (Penambahan sub judul jenjang pendidikan dokter okupasi)

Kedokteran Okupasi adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang masih berkaitan dengan kesehatan, pencegahan, serta pengobatan penyakit dan cedera ringan hingga berat yang dialami saat bekerja. Sebelumnya cabang ilmu kedokteran ini dikenal sebagai kedokteran industri. Di awal kemunculan kedokteran okupasi, pelayanan yang tersedia terbatas hanya pada pengobatan cedera dan penyakit yang dialami dari pegawai produksi saja. Dari waktu ke waktu, layanan medis kedokteran okupasi diperluas hingga karyawan lainnya di pabrik atau kantor.[1]

Tugas Dokter Okupasi

Dokter Okupasi adalah dokter spesialis yang memiliki keahlian pada faktor yang dapat memengaruhi kesehatan di tempat kerja. Seorang dengan spesialis okupasi dapat membantu hingga memastikan kesehatan pegawai atau karyawan saat melakukan aktivitas di tempat kerja. Secara umum, dokter okupasi memiliki tugas seperti mendiagnosis, mengelola, dan mencegah penyakit yang disebabkan dari faktor luar tempat bekerja. Dokter okupasi terlatih dalam hal meningkatkan kesehatan para pekerja melalui layanan kesehatan klinis, tindakan pencegahan penyakit, manajemen disabilitas, melakukan penelitian, dan memberikan edukasi.[2]

Cakupan tugas sebagai dokter okupasi dan jenis layanan yang dapat diberikan antara lain, diagnosis dan tatalaksana penyakit akibat kerja, medical check-up dan pemeriksaan narkoba, pemberian vaksin kepada pekerja, pelayanan program kesehatan kerja, kelaikan kerja, penilaian kecacatan, program kembali kerja, dan pendampingan layanan kedokteran okupasi di perusahaan atau rumah sakit. Adapun tugas dokter okupasi secara garis besar adalah melakukan pencegahan penyakit dan cedera ringan atau berat yang dapat terjadi dari akibat pekerjaan yang dilakukan, serta rehabilitasi pasca sakit atau saat cedera terjadi.[3]

Peluang Karier Dokter Okupasi

Peluang untuk berkarier sebagai dokter okupasi biasanya di rumah sakit atau perusahaan. Terdapat banyak sekali perusahaan di Indonesia yang memerlukan layanan terkait pencegahan penyakit dan cedera kerja serta penanganan yang diberikan. Sehingga menjadikan keahlian di bidang spesialis okupasi dibutuhkan. Saat ini di Indonesia jumlah dokter okupasi masih sangat terbatas. Menurut dr. Anna Nasriawati, bahwa dokter dengan spesialis okupasi hanya berjumlah 200 orang pada Februari 2021 silam. Namun, berbanding terbalik dengan saat ini ada ribuan rumah sakit atau perusahaan yang memerlukan jasa spesialis kedokteran okupasi. Maka dapat dikatakan peluang karier dokter okupasi bisa sangat menjanjikan.[4]

Ada banyak peluang karier lainnya untuk pekerjaan sebagai dokter. Hal biasanya yang dilakukan yaitu membuka praktik atau memberikan pelayanan kesehatan di rumah. Selain itu, dokter juga bisa bekerja secara struktural diantaranya, bekerja di Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Badan Narkotika Nasional, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Badan SAR Nasional, dan sebagainya. Beberapa dokter juga memutuskan melakukan penelitian terhadap pengobatan suatu penyakit untuk kemajuan bidang Ilmu Kedokteran. Pilihan karier lainnya yang bisa kamu geluti antara lain, Teknisi Medis Gawat Darurat (Paramedis), Bagian Pengendalian Mutu Produk dan Kesehatan, Ahli Diet (Dietitian), Ahli Gizi (Nutritionist), dan Teknisi Radiologi Medis.[5]

Jenjang Pendidikan Dokter Okupasi

Secara umum, ada 3 jalur untuk masuk PPDS Okupasi antara lain, jalur reguler (dokter umum), jalur Magister Kedokteran Kerja (dokter yang sudah memiliki ijazah MKK), dan jalur khusus Migas (dokter yang bekerja di perusahaan Minyak dan Gas). Lama pendidikan yang harus ditempuh untuk jalur MKK adalah empat semester. Sedangkan jalur reguler harus menempuh paling lama tujuh semester. Selama menempuh jenjang pendidikan sebagai dokter okupasi, selain menjalankan perkuliahan ada juga praktikum pemeriksaan lingkungan kerja, toksikologi, dan matrikulasi. Selain itu, dokter juga akan menjalankan kewajiban magang di salah satu stase. Beberapa level yang terdapat pada stase antara lain, stase klinik, stase informal, stase menengah, stase industri besar, stase Keselamatan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), dan stase mandiri.[1]

Referensi

  1. ^ a b Media, Kompas Cyber (2021-02-28). "Apa Itu Kedokteran Okupasi dan Prospek Kerjanya? Ini Kata Alumni UGM Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-10-19. 
  2. ^ "Membedah Kedokteran Okupasi, Mulai dari Pendidikan, Tugas, hingga Peluang Kariernya". SehatQ. Diakses tanggal 2022-10-19. 
  3. ^ "RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo". www.rscm.co.id. Diakses tanggal 2022-10-19. 
  4. ^ Taufiq (2021-02-26). "Prospek Kerja Luas, Begini Pengalaman Karier dr. Anna Nasriawati sebagai Dokter Okupasi - Laman 3 dari 3". kagama.co | Majalah Kagama Online. Diakses tanggal 2022-10-19. 
  5. ^ campus.quipper.com https://campus.quipper.com/majors/id-pendidikan-dokter. Diakses tanggal 2022-10-19.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)