Ekstraksi asam-basa
Ekstraksi asam basa adalah ekstraksi yang menggunakan reagen atau reaktan atau larutan indikator larutan asam basa dalam melakukan pemisahan suatu campuran senyawa. Larutan asam akan mengikat senyawa dalam sampel dan membentuk fasa asam begitu juga dengan larutan basa akan mengikat senyawa pada sampel dan membentuk fasa basa. Senyawa yang tidak terikat atau bereaksi dengan larutan asam dan larutan basa, akan membentuk fasa sendiri yang disebut fasa netral atau fasa organik. Setelah semua fasa telah terbentuk, maka pada fasa asam akan ditambahkan larutan basa dan sebaliknya, pada fasa basa akan ditambahkan larutan asam. Langkah ini dilakukan untuk menetralkan masing-masing fasa sehingga terbentuk suspensi senyawa seperti semula dalam bentuk endapan (garam). [1]
Ekstraksi asam basa digunakan dalam pemisahan senyawa organik satu sama lain dengan masing-masing sifat asam basanya. Metode ini memiliki asumsi bahwa sebagian besar senyawa organik lebih mudah larut dalam pelarut organik daripada di dalam pelarut air. Akan tetapi, apabila senyawa dibuat ionik, senyawa organik akan lebih mudah larut di dalam air daripada di dalam pelarut organik. Senyawa tersebut dapat lebih mudah dibentuk menjadi ion baik dengan menambahkan proton (ion H+) dan membuat senyawa menjadi ion positif atau dengan menghilangkan proton (ion H+) dan senyawa menjadi ion negatif[2]
Prinsip
Ekstraksi asam basa menggunakan prinsip ekstraksi cair-cair yang didasarkan pada dua solven yang tidak saling bercampur atau tidak homogen seperti eter, kloroform, karbontetra klorida, dan karbon disulfid. Ekstraksi cair-cair dapat dilakukan pada tingkat mikro dan makro dengan pemisahan yang tidak membutuhkan alat khusus, tetapi hanya menggunakan corong pemisah[3]
Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair (ekstraksi solvent) adalah pemisahan fasa cair dengan memanfaatkan perbedaan kelarutan antara zat terlarut dengan zat pelarut (solvent). Metode aplikasi ekstraksi ini terbagi menjadi dua yaitu aplikasi langsung dengan operasi pemisahan lain dan aplikasi yang tidak mungkin dilakukan dengan operasi pemisahan lain[4]
Metode ekstraksi cair-cair dapat digunakan pada beberapa hal yang preparatif, pemurnian, dan memperkaya pemisahan serta analisis pada semua skala kerja[5]
Persamaan yang digunakan
Persamaan yang digunakan dalam ekstraksi cair-cair untuk menyatakan jumlah zat tersisa dalam fasa cair adalah sebagai berikut[6] :
dengan,
= Jumlah zat terlarut dalam fase cair setelah n kali ekstraksi
= Jumlah zat terlarut dalam fase air mula-mula
= Volume pelarut air yang dipakai
= Volume pelarut organik yang dipakai
= Tetapan distribusi
Cara Kerja
Cara kerja dari ekstraksi asam basa adalah apabila terdapat campuran antara senyawa yang netral (tidak bereaksi dengan asam ataupun basa) dan senyawa yang basa (bereaksi dengan asam dengan cara mengambil proton). Proton dapat ditambahkan melalui reaksi dengan larutan yang memiliki asam kuat. Contoh dari percobaan ini adalah penambahan larutan HCl dengan larutan eter dari basa organik dan netral organik kemudian digojog. Proton dari HCl akan ditransfer ke senyawa basa dan tidak transfer ke senyawa netral. Senyawa murni dalam larutan kemudian akan menjadi lebih ionik dan lebih mudah larut dalam air[2]
Referensi
- ^ "PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI - PDF Download Gratis". docplayer.info. Diakses tanggal 2022-10-21.
- ^ a b "Acid-Base Extraction". Chemistry LibreTexts (dalam bahasa Inggris). 2013-10-03. Diakses tanggal 2022-10-22.
- ^ Oktavia, Vivi Oktavia. "Ekstraksi Asam Basa b.docx".
- ^ Mirwan, Agus (1 April 2013). "KEBERLAKUAN MODEL HB-GFT SISTEM n-HEKSANA – MEK – AIR PADA EKSTRAKSI CAIR-CAIR KOLOM ISIAN" (PDF). Konversi. 2: 2. line feed character di
|title=
pada posisi 54 (bantuan) - ^ Khopkar, S.M, .,A.Saptorahardjo, Agus Nurhadi (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
- ^ A Ghanaim Fasya, M.Si, A. Hanapi, M. Si., (2016). "Petunjuk Praktikum Kimia Organik Dasar". Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.