Ngawi, Ngawi

ibu kota Kabupaten Ngawi, Indonesia
Revisi sejak 24 Oktober 2022 03.25 oleh Setyawanary (bicara | kontrib) (Penambahan Foto)

Kecamatan Ngawi (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦔꦮꦶ, Pegon: ڠاوي) adalah ibu kota Kabupaten Ngawi yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan tulang punggung perekonomian dari Kabupaten Ngawi. Kecamatan Ngawi juga adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.[3]

Ngawi
Berkas:Tugu Gading Kartonyono.jpg
Tugu gading Kartonyono di simpang empat kartonyono yang menjadi ikon kota Ngawi

Benteng Van den Bosch
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenNgawi
Pemerintahan
 • CamatDrs. Subandono
Populasi
 • Total84.923 jiwa
 • Kepadatan1.160/km2 (3,000/sq mi)
Kode pos
63211 - 63218
Kode Kemendagri35.21.09 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3521110 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan4 kelurahan
12 desa
Pemandangan jalan di Ngawi pada tahun 1929
Bengawan Solo melintasi Ngawi
Berkas:Tugu Gading Kartonyono.jpg
Tugu gading Kartonyono di simpang empat kartonyono yang menjadi ikon kota Ngawi

Makna Kata Ngawi

Ngawi berasal dari kata “AWI” yang artinya bambu yang selanjutnya mendapat tambahan huruf sengau “Ng” menjadi “NGAWI”.[4] Seperti halnya dengan nama-nama di daerah-daerah lain yang banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang di kaitkan dengan nama tumbuh-tumbuhan.[4] Seperti Ngawi menunjukkan suatu tempat yang di sekitar pinggir Bengawan Solo dan Bengawan Madiun yang banyak ditumbuhi bambu.[4]

Sejarah Ngawi

Pada zaman dahulu Ngawi berasal dari kata awi/bambu dan sekaligus menunjukkan lokasi Ngawi sebagai desa dipinggir Bengawan Solo.[5] Berdasarkan penelitian benda-benda kuno, menunjukkan bahwa di Ngawi telah berlangsung suatu aktivitas keagamaan sejak pemerintahan Airlangga dan masih tetap bertahan hingga masa akhir Pemerintahan Raja Majapahit.[6]

Hal ini diperkuat dengan beberapa prasasti, antara lain Prasasti Cangu yang merupakan peninggalan Raja Hayamwuruk (Sri Rajasanegara) dari Majapahit yang berangka tahun Saka 1280 (1358) yang menyebutkan bahwa Ngawi merupakan daerah swastantra.[5] Fragmen-fragmen percandian menunjukkan sifat kesiwaan yang erat hubungannya dengan pemujaan Gunung Lawu (Girindra), namun dalam perjalanan selanjutnya terjadi pergeseran oleh pengaruh masuknya Agama Islam serta kebudayaan yang dibawa Bangsa Eropa khususnya Belanda yang cukup lama menguasai pemerintahan di Indonesia.[6]

Peninggalan lain adalah berupa benteng Van den Bosch.[5] Yang sekarang dinamakan benteng Pendem karena benteng tersebut letaknya di bawah tanah yang selanjutnya dipinggiran disekitar benteng ditimbuni tanah sehingga tidak terlihat dari luar.[5] Adapun letaknya di sudut pertemuan di antara 2 sungai Bengawan Solo dan Madiun.[5] Benteng Van Den Bosch dibangun antara tahun 1839-1845 oleh pemerintah Hindia Belanda, dimana pada waktu itu Ngawi mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam bidang transportasi.[5] Dengan peranan yang cukup penting pada masa lalu, sehingga Ngawi dapat bertahan dan berkembang menjadi sebuah kabupaten.[5] Disamping itu, Ngawi sejak zaman prasejarah mempunyai peranan penting dalam lalu lintas (memiliki posisi Geostrategis yang sangat penting.[6]

Prasati Canggu yang merupakan sumber data tertua di Ngawi, digunakan sebagai penetapan hari jadi Ngawi, yaitu pada tahun 1280 Saka atau pada tanggal 8 hari Sabtu Legi Bulan Rajab Tahun 1280 Saka, tepatnya pada tanggal 7 Juli 1358 Masehi (berdasarkan perhitungan menurut Lc. Damais) dengan status Ngawi sebagai Daerah Swatantra dan Naditira Pradesa.[6] Sesuai dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ngawi dalam Surat Keputusannya Nomor 188.170/34/1986 tanggal 31 Desember 1986 tentang Persetujuan Terhadap Usulan Penetapan Hari Jadi Ngawi maka berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Ngawi Nomor 04 Tahun 1987 tanggal 14 Januari 1987, tanggal 7 Juli 1358 Masehi ditetapkan sebagai "Hari Jadi Ngawi".[6]

Wilayah Administrasi

Kelurahan

  1. Kelurahan Margomulyo
  2. Kelurahan Karangtengah
  3. Kelurahan Pelem
  4. Kelurahan Ketanggi

Desa

  1. Desa Jururejo
  2. Desa Grudo
  3. Desa Watualang
  4. Desa Karangasri
  5. Desa Kartoharjo
  6. Desa Kandangan
  7. Desa Mangunharjo
  8. Desa Karangtengah Prandon
  9. Desa Ngawi
  10. Desa Kerek
  11. Desa Banyu Urip
  12. Desa Beran

Demografi

Agama

Tahun 2022[7] jumlah penduduk kecamatan Ngawi sebanyak 84.923 jiwa, dengan kepadatan 1.160 jiwa/km². Kemudian, persentasi penduduk kecamatan Ngawi berdasarkan agama yang dianut yakni Islam 97,00%, kemudian Kristen 2,90% dimana Protestan 2,02% dan Katolik 0,88%. Sebagian lagi menganut agama Buddha 0,05%, Hindu 0,03% dan lainnya 0,01%.[1]

Objek Wisata Kecamatan Ngawi

Benteng Van den Bosch di Kelurahan Pelem, dekat pusat kota, dibangun pemerintahan Belanda pada 1839–1845 dengan nama Fort Van den Bosch. Benteng ini kerap disebut "Benteng Pendem".[8]

Referensi

  1. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 27 Agustus 2021. 
  2. ^ "Jumlah Desa, Luas Wilayah dan Jarak Kecamatan ke Ibukota Kabupaten, hal. 35" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-09-03. Diakses tanggal 2014-08-27. 
  3. ^ "Kecamatan Ngawi". Diakses tanggal 27 Agustus 2014. 
  4. ^ a b c "Sejarah Ngawi". Diakses tanggal 4 mei 2014. 
  5. ^ a b c d e f g "Profil Kabupaten Ngawi (Sejarah)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-04. Diakses tanggal 4 mei 2014. 
  6. ^ a b c d e "Sejarah Ngawi (Asal-Usul kota Ngawi)". Diakses tanggal 5 mei 2014. 
  7. ^ "ArcGIS Web Application". gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2022-10-20. 
  8. ^ "Tempat wisata di Ngawi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-05. Diakses tanggal 5 mei 2014. 

Lihat Pula