Muara Joloi I, Seribu Riam, Murung Raya
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Muara Joloi I adalah sebuah nama desa di wilayah Seribu Riam, Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia.
Muara Joloi I | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Kalimantan Tengah | ||||
Kabupaten | Murung Raya | ||||
Kecamatan | Seribu Riam | ||||
Kode Kemendagri | 62.12.09.2003 | ||||
Luas | - | ||||
Jumlah penduduk | 130 KK | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Pranala luar
- Kabupaten Murung Raya Diarsipkan 2008-09-20 di Wayback Machine.
PROFIL WILAYAH SERIBU RIAM
Kecamatan Seribu Riam dengan luas wilayah 3700 km2 (luasnya hampir sama dengan Kabupaten induk, Kabupaten Barito Utara) dan berpenduduk 3880 jiwa. Puskesmas berkedudukan di desa Muara Joloi I yang merupakan titik temu tiga sungai besar yaitu sungai Murung dan sungai Joloi yang bertemu dengan sungai Barito.
GEOGRAFI Secara geografis Kecamatan Seribu Riam merupakan daerah pegunungan di khatulistiwa dan mempunyai batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas dan Kecamatan Sumber Barito, kecamatan induk sebelum pemekaran Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Uut Murung. Adapun desa-desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Muara Joloi adalah: 1. Desa Takajung, sebuah desa ke arah hilir sungai Barito dimana untuk mencapainya dari Muara Joloi, kita akan berhadapan dengan riam Modang yang ganas di musim kemarau.Warga menggunakan air sungai Barito sebagai sumber utama air mereka. 2. Desa Muara Joloi I penduduknya didominasi oleh suku Bakumpai yang beragama Islam. Belum tersedia sumur di desa ini, karena warga sangat mengandalkan aliran mata air pegunungan yang jernih. 3. Desa Muara Joloi II, tetangga terdekat, suatu desa penduduknya didominasi suku Uut Danum yang beragama Kristen dan Hindu Kaharingan. Penduduknya juga memanfaatkan sumber air pegunungan di musim penghujan dan air sungai Joloi di Musim kemarau. 4. Desa Parahau, dulunya terletak di tepi sungai Busang, oleh karena ancaman bencana kelaparan kini warganya direlokasi ke wilayah Desa Muara Joloi II. Sebagai desa baru, seluruh rumah (terdapat 36 rumah) di desa ini telah dibangun sistem pemipaan air bersih. Juga ada fasilitas Puskesmas Pembantu yang tenaganya diisi oleh kunjungan petugas kesehatan dari Puskesmas Muara Joloi. 5. Desa Tumbang Naan yang terletak di sungai Joloi hanya bisa dicapai dengan penerbangan pesawat MAF dari Muara Joloi. Desa ini memiliki perkampungan Camp-B, sebuah daerah eks perusahaan kayu. Di tengah-tengah desa ada sebuah Pustu yang dilayani oleh seorang perawat. Hal ini terkendala oleh sistem komunikasi dan transportasi, mekanisme pelaporan dan pengiriman logistik obat hanya bisa dilakukan melalui kegiatan Puskesmas Keliling. Sistem sanitasi dasar juga sangat buruk. Karena kebiasaan mabuk dan pola hidup keras, angka kriminalitas cukup tinggi. Pembunuhan seorang anggota TNI terjadi di desa ini, 6. Desa Tumbang Tohan (dikenal dengan sebutan lain, Tajabangkan) merupakan salah satu desa terjauh dalam Kecamatan Seribu Riam yang hanya bisa dicapai melalui sungai selama 4 jam dari desa Tumbang Naan. 7. Desa Tumbang Jojang berada di hulu sungai Busang dan bisa dicapai melalui darat dari Desa Tumbang Olong, ibu kota Kecamatan Uut Murung, Kecamatan tetangga.