Prima Rusdi

penulis skenario film Indonesia
Revisi sejak 26 Oktober 2022 12.24 oleh Mutiara.reffendi (bicara | kontrib) (Mengganti kata sambung yang diperlukan)

Prima Rusdi (lahir 31 Januari 1967) adalah seorang penulis skenario film asal Indonesia. Awalnya ia bercita-cita ingin menjadi jurnalis. Prima lalu melanjutkan pendidikan di University of Canberra di Australia, atas beasiswa Equity and Merit Scholarship Scheme dari pemerintah Australia, lalu ia memperoleh gelar M.A in International Communications.

Biografi

Sejak masa kuliah Prima Rusdi bekerja paruh waktu untuk Radio Prambors, sebagai asisten Program Director. Dari situlah minatnya kepada penulisan kreatif terus berkembang. Pada tahun 1991, naskah radio iklan layanan masyarakat yang ditulisnya memperoleh penghargaan dari Departemen Pariwisata. Sepulangnya dari Australia, Prima sempat kembali bekerja paruh waktu di Radio FeMale, kemudian ia bergabung di divisi kreatif Lowe, Lintas Indonesia, sebuah perusahaan iklan multi nasional-sebagai seorang copywriter (1995-2000). Sepanjang kariernya di Lintas, Prima memenangkan sejumlah penghargaan Citra Pariwara, di antaranya Best of the Best Adi Prima Citra untuk iklan Sunlight Cair, tahun 1998.

Karier

Pada tahun 2000, Prima memutuskan untuk bergabung dengan Miles Productions dan mulai menulis naskah filmnya yang pertama bersama sutradara Riri Riza, "Eliana, Eliana". Ketika Riri Riza harus melanjutkan pendidikan ke Inggris, proses penulisan ini terhenti, Prima bersama Mira Lesmana, Lasja Fauzia, dan Agung Sentausa mengembangkan cerita untuk film "Ada Apa dengan Cinta?" (sutradara Rudi Soedjarwo). AADC? beredar tahun 2001, sementara "Eliana, Eliana" beredar pada tahun 2002.

Di antara tahun 2001-2002 ini pula, Prima menjadi salah satu penulis kontributor di majalah Cosmogirl! Indonesia. Pada tahun 2002, Prima Rusdi bekerja sama dengan Rayya Makarim menulis naskah film "Banyu Biru" (sutradara: Teddy Soeriaatmadja). Pada tahun 2003, Prima menulis naskah film untuk televisi (FTV) berjudul "Perayaan Besar" (sutradara: Enison Sinaro). Pada tahun 2004, Prima Rusdi memenangkan penghargaan Piala Citra untuk penulisan skenario terbaik untuk film "Eliana, Eliana" (bersama Riri Riza), juga untuk naskah televisinya, "Perayaan Besar".

Tahun 2006, Prima memperoleh nominasi Piala Citra untuk naskah film "Garasi" (sutradara: Agung Sentausa). "Garasi" juga diedarkan di Malaysia dan Jepang. Pada tahun yang sama, Prima menulis naskah film pendek untuk sutradara Lasja Fauzia, berjudul "(Bukan) Kesempatan Yang Terlewat" . Film pendek ini didistribusikan oleh distributor film pendek Singapura dan masih beredar di sejumlah festival internasional. Prima juga bekerja dengan sutradara panggung Malaysia, Ann Lee, mengadaptasi naskah panggung "Hang Li Poh" ke dalam Bahasa Indonesia. Satu segmen dari naskah ini ditampilkan pada "International Women Playwrights Conference 2006". Menjelang akhir 2006, Prima Rusdi menjadi salah satu programmer untuk Festival Film Pendek Asia Tenggara, bersama dengan Alex Sihar (sutradara dan pendiri Konfiden), Farishad Latjuba (sutradara), dan Ade Darmawan (pendiri Ruang Rupa).

Tahun 2007, Prima bersama-sama dengan ratusan pekerja film lainnya, termasuk para rekan kerja terdekatnya, yang juga kerap disebutnya sebagai para gurunya, Mira Lesmana, Riri Riza, dll, bergabung dalam sebuah gerakan yang diberi nama Masyarakat Film Indonesia (MFI), yakni sebuah gerakan advokasi yang berinisiatif mengajak para pendukung film Indonesia untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang menghambat perkembangan perfilman nasional. Sebagai simbol dari keseriusan gerakan ini, Prima Rusdi, Riri Riza dan sejumlah pekerja film lainnya, memutuskan untuk mengembalikan Piala Citra yang mereka peroleh kepada pemerintah. Pada tahun ini, Prima menjadi salah satu juri di International Film Festival Bratislava (Slowakia). Anggota juri lainnya adalah sutradara Singapura Royston Tan, penulis skenario Slowakia Zuzana Liova, aktris asal Czech Republic--Klara Issova, chairman dari juri ini adalah Jan Harlan, produser asal Inggris mantan rekan kerja almarhum Stanley Kubrick.

Prima juga menulis artikel dan cerita pendek untuk beberapa media cetak. Kompilasi tulisannya di CosmoGirl! Indonesia terbit dalam bentuk buku "Perjalanan Mata dan Hati" (Terrant Books, 2004), dan "1095 Hari Yang Ajaib" (Katakita, 2006). Bukunya yang ketiga, "Bikin Film Kata 40 Pekerja Film", diterbitkan oleh Gramedia, Oktober 2007.

Ia juga kerap menjadi salah satu mentor pada pelatihan pembuatan film pendek/video diary yang diselenggarakan oleh Kampung Halaman. Saat ini Prima sedang menyelesaikan beberapa naskah film.

Filmografi

Film
Tahun Judul Dikreditkan sebagai Keterangan
Penulis Produser Aktris
2001 Ada Apa Dengan Cinta? Bersama Mira Lesmana, Riri Riza, Jujur Prananto, dan Rako Prijanto Tidak Tidak Karya debut
2002 Eliana, Eliana Bersama Riri Riza Tidak Tidak
2004 Banyu Biru Bersama Rayya Makarim Tidak Tidak
2005 Garasi Cerita bersama Mira Lesmana dan Agung Sentausa & Naskah Tidak Tidak
2006 (Bukan) Kesempatan Yang Terlewat [1] Ya Tidak Tidak Film Pendek
2008 9808 Antologi 10 Tahun Reformasi Indonesia Tidak Ya Segmen: Di mana Saya Film Antologi
2012 Kita Versus Korupsi Tidak Produser Kreatif Tidak
2016 Ada Apa Dengan Cinta? 2 Naskah bersama Mira Lesmana Tidak Tidak
2021 Yuni Bersama Kamila Andini Tidak Tidak

Penghargaan dan Nominasi

Tahun Penghargaan Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
2002 Festival Film Bandung Penulis Skenario Terpuji Ada Apa Dengan Cinta? Menang
2003 Eliana, Eliana Menang
2004 Festival Film Indonesia Penulis Skenario Asli Terbaik Ada Apa Dengan Cinta? Nominasi
Eliana, Eliana Menang
2006 Garasi Nominasi
2017 Indonesian Box Office Movie Awards Penulis Skenario Terbaik Ada Apa Dengan Cinta? 2 Nominasi
2021 Festival Film Indonesia Penulis Skenario Asli Terbaik Yuni Nominasi
  1. ^ Film Pendek (Bukan) Kesempatan Yang Terlewat (LUX MOVIE), diakses tanggal 2022-09-02