Jembatan Merah

jembatan di Indonesia
Revisi sejak 29 Oktober 2022 02.18 oleh 112.215.243.178 (bicara) (dibangun berdasarkan kesepakatan antara Kerajaan Mataram dengan Belanda pada 11 November 1743. Saat itu, jembatan itu memiliki nama Roode Brug, yang artinya Jembatan Merah.)

Jembatan Merah merupakan salah satu monumen sejarah di Surabaya, Jawa Timur yang dibiarkan seperti adanya: sebagai jembatan. Jembatan yang menjadi salah satu judul lagu ciptaan Gesang ini, semasa zaman VOC dahulu dinilai penting karena menjadi sarana perhubungan paling vital melewati Kalimas menuju Gedung Karesidenan Surabaya, yang sudah tidak berbekas lagi.

Jembatan Merah
Jembatan Merah (ca.1880-1900)

Kawasan Jembatan Merah merupakan daerah perniagaan yang mulai berkembang sebagai akibat dari Perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dengan VOC pada 11 November 1743. Dalam perjanjian itu sebagian daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan penguasaannya kepada VOC. Sejak saat itulah Surabaya berada sepenuhnya dalam kekuasaan Belanda. Kini, posisinya sebagai pusat perniagaan terus berlangsung. Di sekitar jembatan terdapat indikator-indikator ekonomi, termasuk salah satunya Plaza Jembatan Merah.

Perubahan fisiknya terjadi sekitar tahun 1890-an, ketika pagar pembatasnya dengan sungai diubah dari kayu menjadi besi. Kini kondisi jembatan yang menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya itu, hampir sama persis dengan jembatan lainnya. Pembedanya hanyalah warna merah. dibangun berdasarkan kesepakatan antara Kerajaan Mataram dengan Belanda pada 11 November 1743. Saat itu, jembatan itu memiliki nama Roode Brug, yang artinya Jembatan Merah.[1]

Referensi

  1. ^ Sukrama, Udi (2009). Aneka Ragam Khas. PT Sarana Pancakarya Nusa. hlm. 36.