Genealogi genetik atau silsilah genetik adalah penggunaan tes DNA silsilah, yaitu, pembuatan profil DNA dan tes DNA, yang dikombinasikan dengan metode silsilah tradisional, untuk menyimpulkan hubungan genetik di antara individu. Penerapan ilmu genetika ini kemudian digunakan oleh sejarawan keluarga di abad ke-21, semenjak tes DNA menjadi terjangkau. Pengujian genealogi genetik telah dipromosikan oleh kelompok amatir, seperti kelompok studi nama keluarga atau kelompok silsilah regional, serta proyek berbasis riset seperti Proyek Genografi.

Pada tahun 2019, sekitar 30 juta orang telah diuji. Seiring berkembangnya bidang ilmu ini, tujuan para praktisi meluas, dan banyak yang mencari pengetahuan tentang leluhur mereka jauh ke belakang melampaui abad-abad terkini, di mana silsilah tradisional dapat dibangun.

Sejarah

 
George Darwin, merupakan yang pertama yang memperkirakan frekuensi dari pernikahan antar sepupu

Investigasi berbasis nama belakang atau nama keluarga di dalam genetika dapat dikatakan pertama kali dilakukan oleh George Darwin, anak dari Charles Darwin dan sepupu dari Charles, Emma Darwin. Di tahun 1875, George Darwin menggunakan nama keluarga untuk memperkirakan frekuensi dari pernikahan antar sepupu dan menghitung kemungkinan terjadinya pernikahan antara dua orang dengan nama belakang yang sama (isonymy). Ia mendapatkan angka 1.5% untuk pernikahan antar sepupu dari seluruh pernikahan di London, dan 3%-3.5% untuk kalangan atas, dan 2.25% untuk penduduk pedesaan secara umum.[1]

Studi berbasis nama keluarga

Sebuah studi yang ternama pada tahun 1998 menyelidiki garis keturunan Thomas Jefferson melalui garis keturunan ayah, dan juga garis keturunan dari seorang budak yang terbebaskan Sally Hemings.[2]

Bryan Sykes, seorang ahli biologi molekuler dari Universitas Oxford menguji metode baru dalam riset berbasis nama keluarga secara umum.[3] Ia menyelidiki nama keluarga Sykes, yang diterbitkan pada tahun 2000, mendapatkan hasil dengan melihat pada keempat penanda STR pada kromosom pria. Metode ini menjadi menjadikan ilmu genetika sebuah alat utama dalam genealogi dan sejarah.[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Darwin, George H. (Sep 1875). "Note on the Marriages of First Cousins". Journal of the Statistical Society of London. 38 (3): 344–348. doi:10.2307/2338771. JSTOR 2338771. 
  2. ^ "Slavery at Jefferson's Monticello: The Paradox of Liberty, 27 January 2012 – 14 October 2012". Smithsonian Institution. Diakses tanggal 23 March 2012. The [DNA] test results show a genetic link between the Jefferson and Hemings descendants: A man with the Jefferson Y chromosome fathered Eston Hemings (born 1808). While there were other adult males with the Jefferson Y chromosome living in Virginia at that time, most historians now believe that the documentary and genetic evidence, considered together, strongly support the conclusion that [Thomas] Jefferson was the father of Sally Hemings's children. 
  3. ^ Kennett, Debbie (2018-03-14). "Farewell to Oxford Ancestors". Cruwys news. Diakses tanggal 2018-05-21. 
  4. ^ Sykes, Bryan; Irven, Catherine (2000). "Surnames and the Y Chromosome". The American Journal of Human Genetics. 66 (4): 1417–1419. doi:10.1086/302850. PMC 1288207 . PMID 10739766. 

Bacaan lebih lanjut

Buku

Dokumenter

Jennifer Beamish (producer); Clive Maltby (director); Spencer Wells (host) (2003). The Journey of Man (DVD). Alexandria, VA: PBS Home Video. ASIN B0000AYL48. ISBN 978-0-7936-9625-3. OCLC 924430061. 

Jurnal ilmiah

Pranala luar

  • Shared cM Project – how to determine ones relationship based on Centimorgan (cM) values