Ngawi, Ngawi

ibu kota Kabupaten Ngawi, Indonesia
Revisi sejak 3 November 2022 18.37 oleh Setyawanary (bicara | kontrib) (Perbaikan tata bahasa)


Ngawi (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦔꦮꦶ, Pegon: ڠاوي) adalah ibu kota Kabupaten Ngawi yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan tulang punggung perekonomian Kabupaten Ngawi. Ngawi juga adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.[3]

Ngawi
Searah jarum jam dari atas: Tugu Gading di perempatan Kartonyono, Ngawioboro Street Yos Sudarso, Taman Candi, Taman Dungus, Gapura Kepatihan Ngawi
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenNgawi
Pemerintahan
 • CamatDrs. Subandono
Populasi
 • Total84.923 jiwa
 • Kepadatan1.160/km2 (3,000/sq mi)
Kode pos
63211 - 63218
Kode Kemendagri35.21.09 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3521110 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan4 kelurahan
12 desa
Peta
PetaKoordinat: 7°24′38″S 111°27′28″E / 7.41056°S 111.45778°E / -7.41056; 111.45778

Etimologi

 
Ngawi diambil dari kata "Awi" yang berarti pohon bambu

Ngawi berasal dari kata “AWI” yang artinya bambu yang selanjutnya mendapat tambahan huruf sengau “Ng” menjadi “NGAWI”.[4] Seperti halnya dengan nama-nama di daerah-daerah lain yang banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang di kaitkan dengan nama tumbuh-tumbuhan.[4] Seperti Ngawi menunjukkan suatu tempat yang di sekitar pinggir Bengawan Solo dan Bengawan Madiun yang banyak ditumbuhi bambu.[4]

Sejarah Ngawi

Pemandangan Kota Ngawi tahun 1929
Bantaran Sungai Bengawan Solo

Pada zaman dahulu Ngawi berasal dari kata awi/bambu dan sekaligus menunjukkan lokasi Ngawi sebagai desa dipinggir Bengawan Solo.[5] Berdasarkan penelitian benda-benda kuno, menunjukkan bahwa di Ngawi telah berlangsung suatu aktivitas keagamaan sejak pemerintahan Airlangga dan masih tetap bertahan hingga masa akhir Pemerintahan Raja Majapahit.[6]

Hal ini diperkuat dengan beberapa prasasti, antara lain Prasasti Cangu yang merupakan peninggalan Raja Hayamwuruk (Sri Rajasanegara) dari Majapahit yang berangka tahun Saka 1280 (1358) yang menyebutkan bahwa Ngawi merupakan daerah swastantra.[5] Fragmen-fragmen percandian menunjukkan sifat kesiwaan yang erat hubungannya dengan pemujaan Gunung Lawu (Girindra), namun dalam perjalanan selanjutnya terjadi pergeseran oleh pengaruh masuknya Agama Islam serta kebudayaan yang dibawa Bangsa Eropa khususnya Belanda yang cukup lama menguasai pemerintahan di Indonesia.[6]

Peninggalan lain adalah berupa benteng Van den Bosch.[5] Yang sekarang dinamakan benteng Pendem karena benteng tersebut letaknya di bawah tanah yang selanjutnya dipinggiran disekitar benteng ditimbuni tanah sehingga tidak terlihat dari luar.[5] Adapun letaknya di sudut pertemuan di antara 2 sungai Bengawan Solo dan Madiun.[5] Benteng Van Den Bosch dibangun antara tahun 1839-1845 oleh pemerintah Hindia Belanda, dimana pada waktu itu Ngawi mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam bidang transportasi.[5] Dengan peranan yang cukup penting pada masa lalu, sehingga Ngawi dapat bertahan dan berkembang menjadi sebuah kabupaten.[5] Disamping itu, Ngawi sejak zaman prasejarah mempunyai peranan penting dalam lalu lintas (memiliki posisi Geostrategis yang sangat penting.[6]

Prasati Canggu yang merupakan sumber data tertua di Ngawi, digunakan sebagai penetapan hari jadi Ngawi, yaitu pada tahun 1280 Saka atau pada tanggal 8 hari Sabtu Legi Bulan Rajab Tahun 1280 Saka, tepatnya pada tanggal 7 Juli 1358 Masehi (berdasarkan perhitungan menurut Lc. Damais) dengan status Ngawi sebagai Daerah Swatantra dan Naditira Pradesa.[6] Sesuai dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ngawi dalam Surat Keputusannya Nomor 188.170/34/1986 tanggal 31 Desember 1986 tentang Persetujuan Terhadap Usulan Penetapan Hari Jadi Ngawi maka berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Ngawi Nomor 04 Tahun 1987 tanggal 14 Januari 1987, tanggal 7 Juli 1358 Masehi ditetapkan sebagai "Hari Jadi Ngawi".[6]

Geografi

Berkas:Tugu Gading Kartonyono.jpg
Tugu gading Kartonyono

Ngawi terletak di tengah Kabupaten Ngawi yang sekaligus Ngawi bagian kota. Luas wilayah Kecamatan Ngawi adalah 73,22 km2.[7] Secara administrasi wilayah ini terbagi ke dalam 4 Kelurahan dan 12 Desa, 86 Dusun.[8]

Secara geografis Kecamatan Ngawi terletak pada posisi 7°35’–7°48’ Lintang Selatan dan 111°38’–111°50’ Bujur Timur. Kecamatan Ngawi juga terletak dan diapit oleh dua sungai besar, yakni sungai Bengawan Solo dan Bengawan Madiun yang bermuara tepat di bagian utara Kecamatan Ngawi.

Batas Wilayah

Utara Kecamatan Pitu dan (Kecamatan Margomulyo yang termasuk dalam Kabupaten Bojonegoro)
Timur Kecamatan Kasreman dan Kecamatan Pangkur
Selatan Kecamatan Geneng dan Kecamatan Paron
Barat Kecamatan Paron

Iklim

Iklim di Kecamatan Ngawi Kota adalah iklim tropis, sama halnya dengan iklim di Kabupaten Ngawi. Suhu, cuaca, curah hujan dan kelembaban udara di kecamatan Ngawi Kota tidak jauh berbeda dengan iklimnya Kabupaten Ngawi. Namun selisihnya hanyalah beberapa angka saja.

Data iklim Ngawi, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.7
(87.3)
31.7
(89.1)
32.1
(89.8)
31.8
(89.2)
31.8
(89.2)
31
(88)
32
(90)
32.8
(91)
33.8
(92.8)
34.1
(93.4)
33.2
(91.8)
31.8
(89.2)
32.23
(90.07)
Rata-rata harian °C (°F) 26.6
(79.9)
26.7
(80.1)
26.9
(80.4)
27.2
(81)
27
(81)
26.7
(80.1)
26.3
(79.3)
26.6
(79.9)
27.8
(82)
28.1
(82.6)
27.9
(82.2)
27.2
(81)
27.08
(80.79)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.6
(72.7)
22.8
(73)
23
(73)
22.7
(72.9)
22.3
(72.1)
21.4
(70.5)
20.5
(68.9)
21.4
(70.5)
22.1
(71.8)
23.8
(74.8)
23.7
(74.7)
22.7
(72.9)
22.42
(72.32)
Presipitasi mm (inci) 304.5
(11.988)
270.3
(10.642)
252.6
(9.945)
192.5
(7.579)
112.9
(4.445)
53.1
(2.091)
33.8
(1.331)
26.9
(1.059)
43.6
(1.717)
108.7
(4.28)
189.2
(7.449)
265.9
(10.469)
1.854
(72,995)
Rata-rata hari hujan 20 17 15 13 7 5 3 2 4 6 12 15 119
% kelembapan 85 83 82 80 79 73 71 68 70 72 76 81 76.7
Rata-rata sinar matahari bulanan 154 173 209 248 264 267 294 304 292 251 209 169 2.834
Sumber #1: Climate-Data.org [9]
Sumber #2: Weatherbase [10]

Wilayah Administrasi

Demografi

Agama

Berkas:Masjid Agung Baiturrahman.jpg
Masjid Agung Baiturrahman
Berkas:Gereja Katolik Santo Yosef.jpg
Gereja Katolik Santo Yosef
Berkas:Gereja Kristen Jawi Wetan.jpg
Gereja Kristen Protestan Jawi Wetan Kelurahan Pelem
Berkas:Klenteng Sien Hien Kiong.jpg
Klenteng Sien Hien Kiong

Tahun 2022[11] jumlah penduduk kecamatan Ngawi sebanyak 84.923 jiwa, dengan kepadatan 1.160 jiwa/km². Kemudian, persentasi penduduk kecamatan Ngawi berdasarkan agama yang dianut yakni Islam 97,00%, kemudian Kristen 2,90% dimana Protestan 2,02% dan Katolik 0,88%. Sebagian lagi menganut agama Buddha 0,05%, Hindu 0,03% dan lainnya 0,01%.[1]

Bahasa

 
Aksara Jawa

Bahasa yang sering diucapkan sehari-hari oleh masyarakat Kota Ngawi yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Bahasa Jawa merupakan bahasa yang menjadi bahasa utama yang mendominan di Kota Ngawi.

Suku dan Budaya

 
Rumah Joglo, ciri khas rumah adat di Ngawi yang termasuk dalam Jawa Mataraman.
 
Wayang Kulit, salah satu kesenian di Ngawi

Penduduk asli atau suku yang mendiami Kabupaten Ngawi adalah suku Jawa, demikian juga di kecamatan Ngawi. Meski demikian, penduduk dari suku lain pun juga ada yang berdomisili di kecamatan ini, termasuk suku Madura, kemudian suku Bawean, Tengger, Osing, Samin, dan beberapa suku lainnya dari berbagai daerah di Indonesia juga beberapa tinggal di sini.[12]

Transportasi

Angkutan Jalan Raya

 
Jalan Ahmad Yani, Beran, Ngawi

Ngawi dilalui oleh Jalan Raya Nasional 15 serta Jalan Raya Nasional 20. Persimpangan jalan raya itu terletak tepat di Kota Ngawi yakni pada simpang empat Kartonyono, sehingga Kota Ngawi dalam perkembangannya dari waktu ke waktu selalu ramai dilintasi berbagai kendaraan. Tidak hanya itu, ada pula jalan antar kecamatan yang saling bersambungan satu sama lain. Jalan antar kecamatan yang dimaksud adalah:

 • Jalan Raya Ngawi–Pitu
 • Jalan Raya Ngawi–Paron
 • Jalan Raya Ngawi–Jogorogo
 • Jalan Raya Ngawi–Pangkur
 • Jalan Raya Ngawi–Kwadungan

Angkutan Penumpang

 
Taman Terminal Kertonegoro

Meski Kota Ngawi tidak dilintasi oleh jalur rel kereta api jalur selatan Jawa, namun Ngawi juga punya terminal yang juga digunakan sebagai tempat naik-turunnya penumpang yang akan bepergian dari maupun ke Kecamatan Ngawi Kota. Terminal Kertonegoro juga merupakan satu-satunya terminal yang ada di wilayah Kota Ngawi, sehingga dengan adanya sarana pendukung seperti terminal ini penumpang tidak perlu susah payah untuk mencari bus yang akan ditumpangi nya. Moda transportasi umum yang ada di Terminal Kertonegoro, diantaranya:

 • Angkutan Kota/Angkot
 • Angkutan Desa/Angdes
 • Bus Sedang (Trayek dalam Kabupaten Ngawi/AKDP/AKAP)
 • Big Bus (AKDP/AKAP)

Jalan Tol

Berkas:Gerbang Tol Ngawi.jpg
Gerbang Tol Ngawi

Kota Ngawi juga termasuk daerah yang dilintasi Tol Trans Jawa, jalan Tol yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya. Dan masuk lintas segmen Tol Solo–Kertosono. Rincian pembagiannya yaitu di sisi barat ada Tol Solo–Ngawi, sedangkan di sisi timur ada Tol Ngawi–Kertosono, yang sejajar dengan jalur kereta api lintas selatan Jawa. Gerbang Tol Ngawi menjadi akses satu-satunya keluar masuk kendaraan yang akan menuju ke/dari Kota Ngawi.

Kesehatan

Berkas:Rumah Sakit Widodo Ngawi.jpg
Rumah Sakit Widodo

Kota Ngawi terdapat rumah sakit yang dikelola berbagai pihak baik pemerintah daerah, hingga swasta. Rumah sakit di Kabupaten Ngawi pun terpusat pada Kecamatan Ngawi kota ini. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) terdapat dua tempat di Ngawi, yakni Puskesmas Ngawi dan Puskesmas Ngawi Purba. Puskesmas pembantu (Pustu) di wilayah Kota Ngawi pun jumlahnya mencapai tiga Puskesmas, kewenangannya dibawah kedua Puskesmas yang ada di Kota Ngawi. Di beberapa titik Kota Ngawi juga terdapat beberapa klinik pengobatan herbal dan tradisional untuk pengobatan dengan bahan-bahan alami. Berikut nama rumah sakit yang ada di Ngawi:

 • RSUD dr Soeroto
 • RS Widodo
 • RSI At-Tin Husada

Pendidikan

Sekolah Dasar

Berkas:SDN 1 Margomulyo.jpg
SDN 1 Margomulyo

Secara umum bidang pendidikan di Kota Ngawi masih didominasi oleh sekolah negeri, terutama untuk tingkat dasar. SD Negeri tersebar di semua kelurahan maupun desa melalui program SD Inpres, namun diantara sekolah negeri tersebut ada SD swasta yang jumlahnya sedikit. Jumlah total sekolah dasar negeri maupun swasta di Kota Ngawi mencapai tiga puluh enam gedung[13].
Berikut nama-nama sekolah dasar yang ada di Kecamatan Ngawi Kota:

Sekolah Menengah Pertama

Berkas:SMPN 2 Ngawi.jpg
SMPN 2 Ngawi

Sementara SMP Negeri di Kecamatan Ngawi didominasi oleh sekolah Swasta, jumlahnya mencapai delapan gedung sekolah. Namun jumlah SMP Negeri di Kota Ngawi angkanya hampir berimbang, yakni dengan enam Sekolah negeri[14].
berikut beberapa nama sekolah menengah pertama di wilayah Kota Ngawi:

  • SMP Negeri 1 Ngawi
  • SMP Negeri 2 Ngawi
  • SMP Negeri 3 Ngawi
  • SMP Negeri 4 Ngawi
  • SMP Negeri 5 Ngawi
  • SMP Negeri 6 Ngawi
  • SMP Luqman Al-Hakim
  • SMP Ma'arif
  • SMP Muhammadiyah 5 Ngawi
  • SMP Syafaatul Ulum
  • SMP TahFizh Al Qolam
  • SMP Wahidiyah
  • SMP Islam Al-Hijrah
  • SMP Harapan Ummat

Sekolah Menengah Atas/Kejuruan

 
SMAN 1 Ngawi
Berkas:SMKN 1 Ngawi.jpg
SMKN 1 Ngawi

Satu-satunya sekolah menengah atas di wilayah Kota Ngawi hanyalah SMA Negeri 1, sedangkan SMA Negeri 2 Ngawi meski memakai nama Kecamatan Ngawi kota namun letaknya di Kecamatan Geneng. Sekolah Menengah Atas di Kota Ngawi didominasi oleh sekolah swasta, yakni mencapai tiga gedung. Jumlah keseluruhan sekolah lanjutan atas negeri maupun swasta di Kota Ngawi sebanyak empat gedung.[15] Sekolah Kejuruan di Kota Ngawi jumlahnya dua kali lipat dari Sekolah Menengah Atas. Jumlah gedung sekolah Menengah Kejujuran di Kota Ngawi mencapai delapan gedung, terdiri dari dua sekolah negeri yakni SMKN 1 Ngawi, SMKN 2 Ngawi dan enam sekolah swasta.[16]
berikut daftar nama sekolah menengah atas dan kejujuran di Kota Ngawi:

  • SMA Negeri 1 Ngawi
  • SMA Karya Pembangunan
  • SMA Ma'arif
  • SMA Muhammadiyah 1 Ngawi
  • SMK Negeri 1 Ngawi
  • SMK Negeri 2 Ngawi
  • SMK PGRI 1
  • SMK Modern
  • SMK 10 November
  • SMK Muhammadiyah 1 Ngawi
  • SMK Kesehatan Rahani Husada
  • SMK Trisakti

Perguruan Tinggi

Berkas:Universitas Soerjo.jpg
Universitas Soerjo Ngawi

Kebanyakan siswa di wilayah Kota Ngawi melanjutkan pendidikan tinggi ke luar kota seperti Surabaya, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Jakarta, Bandung, Malang dan Bogor. Mahasiswa dari Kabupaten Ngawi ini tergabung dalam organisasi FORSMAWI INDONESIA. Yang memiliki kegiatan di bidang pendidikan dan sosial. Meskipun begitu terdapat juga perguruan tinggi di Ngawi. Sekolah Tinggi di Ngawi jumlahnya hanya sedikit, hanya enam sekolahan. Diantaranya Universitas Terbuka, Universitas Soerjo, STKIP PGRI NGAWI, STKIP Modern, Akademi Keperawatan (AkPer) dan STAI Ngawi yang kini berganti nama menjadi IAI Ngawi.

Perekonomian

Pasar Modern

Berkas:Luwes Mall Ngawi.jpg
Supermarket Luwes

Ngawi juga terdapat pusat perbelanjaan mulai dari pusat perbelanjaan modern (mall/supermarket), pusat grosir, dan tradisional. Ngawi memiliki dua pusat perbelanjaan modern yakni Luwes dan Supermarket Tiara. Alfamart, Alfamidi dan Indomaret juga menjamur di daerah ngawi, hampir setiap tempat di Ngawi pasti ada minimarket ini.

Pasar Tradisional dan Pasar Hewan

Berkas:Pintu Gerbang Utama Pasar Besar Ngawi Bagian Barat.jpg
Pasar Besar Ngawi

Disamping itu pula Ngawi mempunyai beberapa pasar tradisonal juga pasar hewan, yakni Pasar Besar Ngawi, Pasar Beran, Pasar Grudo, Pasar Krempyeng (Watualang), Pasar Brangetan atau Ngawi purba dan juga pasar hewan sekaligus pasar loak yang terletak di Desa Kandangan yaitu pasar legi.

Pariwisata

Benteng Van Den Bosch (Benteng Pendem)

 
Pintu gerbang benteng Van Den Bosch (pendem)
 
Benteng van den bosch (pendem)

Benteng Van den Bosch di Kelurahan Pelem, dekat pusat kota, dibangun pemerintahan Belanda pada 1839–1845 dengan nama Fort Van den Bosch. Benteng ini kerap disebut "Benteng Pendem"[17]

Ngawioboro Street

Berkas:Ngawioboro Street Siang hari.jpgBerkas:Ngawioboro Street (Siang).jpg
Berkas:Ngawioboro Street Malam hari 2.jpgBerkas:Ngawioboro Street Malam hari.jpg

Ngawioboro Street merupakan salah satu tempat dimana para pengunjung dapat menikmati indahnya trotoar jalur pedestarian dari perempatan Tugu Gading Kartonyono di sebelah selatan hingga Alun-alun Kota Ngawi di sebelah utara yang dihias sedemikian rupa. Ngawioboro Street mengadopsi gaya Jalan Malioboro yang terletak di Kota Yogyakarta, gaya utama yang diadopsi adalah dimana jalur pedestarian dibuat lebar dan banyak spot menarik sehingga dapat menarik minat para wisatawan. Letak Ngawioboro Street ini di sepanjang Jalan Yos Sudarso sisi barat, sehingga setiap hari lokasi wisata ini tidak pernah sepi pengunjung oleh karena keindahannya.

Taman Candi

Berkas:Sisi dari Taman Candi.jpg
Berkas:Taman Candi.jpg

Taman candi adalah sebuah taman wisata dan bermain yang terletak dekat kali mati atau lekukan dari Bengawan Madiun yang berwujud danau kecil. Taman ini terletak di Dusun Ketanggi Desa Kartoharjo Kecamatan Ngawi Kota. Taman ini juga ramai dikunjungi para wisatawan, wisatawan yang datang di taman ini rata-rata adalah wisatawan lokal maupun luar Ngawi.

Taman Dungus

Berkas:Papan Nama Taman Dungus.jpg
Berkas:Taman Dungus.jpg

Taman Dungus merupakan taman terbuka hijau dimana terdapat patung petani dengan dua kerbau setinggi 7 meter di tengah taman dan dikelilingi air mancur. Patung tersebut mempunyai arti Ngawi, sebagai salah satu lumbung padi di Jawa Timur dengan masyarakat didominasi bermata pencaharian sebagai petani. Taman ini juga banyak dikunjungi wisatawan, terutama pada saat akhir pekan tiba.

Gedung Kepatihan Ngawi

Berkas:Gapura Kepatihan Ngawi.jpgBerkas:Halaman depan Kepatihan Kota Ngawi.jpg
Berkas:Gedung Kepatihan Ngawi.jpg

Kepatihan lama sendiri adalah bangunan tua yang berada di Kecamatan Ngawi Kota. Tepatnya di Jalan Patiunus, Kelurahan Ketanggi, Kecamatan Ngawi. Bangunan ini memiliki sejarah yang besar bagi kecamatan atau bahkan bagi kabupaten Ngawi. Pasalnya bangunan ini dulu adalah kantor kepatihan yg pernah ada di wilayah Ngawi. Bahkan pahlawan HOS Cokroaminoto, raja jawa tanpa mahkota, pernah bekerja disini sebagai juru tulis. Beliau keluar karna melihat ketidak sewenang wenanganya Belanda kepada kaum pribumi. Hingga kini bangunan ini telah mengalami renovasi sehingga banyak wisatawan lokal maupun luar Kecamatan Ngawi yang berkunjung ke tempat bersejarah ini.

Alun-alun Ngawi

Berkas:Alun-alun Kab Ngawi malam hari.jpg
Berkas:Gapura Alun-alun Kab Ngawi sebelah Selatan.jpgBerkas:Taman Hijau Alun-alun Ngawi, Ngawi.jpg

Selain memiliki kawasan yang luas, Alun-Alun Ngawi juga memiliki sejumlah fasilitas yang layak dikunjungi. Bahkan, bisa menjadi rujukan destinasi wisata saat berkunjung ke Kota Ngawi. Alun-Alun Ngawi memiliki luas 68.310 meter persegi. Alun-Alun Ngawi menjadi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) bagi pengujung dari luar Kecamatan Kota bahkan luar Kabupaten Ngawi.
Fasilitas-fasilitas yang ada di alun-alun Kota Ngawi antara lain:
 • Taman bermain anak
 • Tempat olahraga tenis, basket, voli dan bulutangkis
 • Taman terapi
 • Photobooth
 • Taman lalu lintas
 • Gazebo
 • Area hotspot Wi-Fi
 • dll.

Kuliner Khas Ngawi

 
Gethuk lindri

Kota Ngawi mempunyai aneka kuliner yang lezat dan memanjakan lidah para pecinta kuliner. Diantaranya adalah Tepo Tahu, pertama kali dibuat oleh Bapak Palio. Tidak hanya Tepo Tahu saja, ada juga Cemue, Nasi Pecel Asli Ngawi yang rasanya berbeda dengan nasi pecel daerah lain. Gethuk lindri pun juga salah satu makanan khas Ngawi, tentu citarasa gethuk Ngawi ini berbeda dari gethuk daerah lainnya, jajanan tradisional ini banyak dijual di pasar tradisional. Ada juga Kripik Tempe yang sekarang menjadi "ikon makanan khas Ngawi", karena rasanya yang gurih dan sangat cocok buat teman makan dan camilan. Semua kuliner khas Kota Ngawi lainnya bisa didapatkan di tempat warung terdekat, restoran, pedagang keliling dan angkringan.

Referensi

  1. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 27 Agustus 2021. 
  2. ^ "Jumlah Desa, Luas Wilayah dan Jarak Kecamatan ke Ibukota Kabupaten, hal. 35" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-09-03. Diakses tanggal 2014-08-27. 
  3. ^ "Kecamatan Ngawi". Diakses tanggal 27 Agustus 2014. 
  4. ^ a b c "Sejarah Ngawi". Diakses tanggal 4 mei 2014. 
  5. ^ a b c d e f g "Profil Kabupaten Ngawi (Sejarah)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-04. Diakses tanggal 4 mei 2014. 
  6. ^ a b c d e "Sejarah Ngawi (Asal-Usul kota Ngawi)". Diakses tanggal 5 mei 2014. 
  7. ^ "ArcGIS Web Application". gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2022-10-25. 
  8. ^ "Data Dusun, RW dan RT sejumlah kecamatan di Kabupaten Ngawi". 
  9. ^ "Ngawi, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 4 Oktober 2020. 
  10. ^ "Ngawi, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 4 Oktober 2020. 
  11. ^ "ArcGIS Web Application". gis.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2022-10-20. 
  12. ^ Taufiq, Muhammad. "Mengenal 6 Suku yang Mendiami Provinsi Jawa Timur". Suara.com. Diakses tanggal 27 Agustus 2021. 
  13. ^ "Data Sekolah - Pauddikdasmen". dapo.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-10-30. 
  14. ^ "Data Sekolah - Pauddikdasmen". dapo.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-10-30. 
  15. ^ "Data Sekolah - Pauddikdasmen". dapo.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-10-30. 
  16. ^ "Data Sekolah - Pauddikdasmen". dapo.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-10-30. 
  17. ^ "Wisata di Ngawi". 

Lihat Pula