Invasi Indonesia ke Timor Leste

invasi militer tahun 1975

Operasi Seroja adalah invasi Indonesia ke Timor Timur yang dimulai pada tanggal 7 Desember 1975. Pihak Indonesia menyerbu Timor Timur dikarenakan adanya desakan Amerika Serikat dan Australia yang menginginkan agar Fretilin yang berpaham Komunis tidak berkuasa di Timor Timur. Selain itu, serbuan Indonesia ke Timor Timur juga karena adanya desakan dari sebagian rakyat Timor Timur yang ingin bersatu dengan NKRI karena menyadari bahwa mereka adalah bagian dari Tanah Air Indonesia.

Operasi Seroja
Bagian dari Perang Dingin
Tanggal7 Desember 1975 - 1978
LokasiTimor Timur
Hasil Timor Timur menjadi provinsi Indonesia
Pihak terlibat
Indonesia FRETILIN (FALINTIL)
Tokoh dan pemimpin

Presiden Soeharto
Jenderal M. Panggabean
Jenderal L. B. Moerdani Letjend. Surodikoro Soebandi

Laksamana Soedomo

Nicolau LobatoXanana Gusmao
Mau-Huno
Nino Konis Santana

Taur Matan Ruak
Kekuatan
35.000 tentara

2.500 pasukan 7.000 milisi

10.000 reservis

Total 20.000
Korban
1.000 tewas, terluka dan hilang 100.000 - 200.000 tewas (kebanyakan penduduk)

Serangan Indonesia pun dilakukan sejak 17 Desember 1975 dan berakhir pada tahun 1978 dengan kekalahan Fretilin dan pengintegrasian Timor Timur ke dalam wilayah NKRI. Selama operasi ini berlangsung, arus pengungsian warga Timor Timur ke wilayah Indonesia mencapai angka 100.000 orang. Korban berjatuhan dari pihak militer dan sipil. Warga sipil banyak digunakan sebagai tameng hidup oleh Fretilin sehingga korban yang berjatuhan dari sipil pun cukup banyak. Pihak Indonesia juga dituding sering melakukan pembantaian pada anggota Fretilin yang tertangkap selama Operasi Seroja berlangsung.

Catatan kaki

Pranala luar