Allo Bank Indonesia
Allo Bank (sebelumnya bernama Bank Harda Internasional) adalah perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang perbankan. Bank ini berdiri sejak 1993 dan berlokasi di Jakarta.
Publik | |
Kode emiten | IDX: BBHI |
Industri | Jasa keuangan |
Didirikan | 1993 |
Kantor pusat | Menara Bank Mega Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12-14A, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12790 |
Tokoh kunci | Indra Utoyo (Direktur Utama) |
Pendapatan | Rp 101 miliar (2018), Rp 86 miliar (2019) |
Rp -123 miliar (2018), Rp -36 miliar (2019) | |
Pemilik | Mega Corpora (2020-sekarang) |
Induk | CT Corp |
Situs web | www.allobank.com |
Sebelumnya, nama perusahaan adalah Bank Arta Griya, kemudian berubah kembali menjadi Bank Harda Griya hingga tahun 1996.[1] Bank Harda awalnya dimiliki oleh Tamara Group (yang juga memiliki Bank Tamara) bersama dengan Rachman Hakim (pengusaha pemilik tambang kaolin dan agen sepeda motor) yang berfokus di sektor industri,[2] namun belakangan Hakim menguasai seluruh saham di bank ini lewat PT Hakim Putra Perkasa.[3]
Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015. Bank ini tercatat sempat menggegerkan industri keuangan dan OJK karena sempat menjual produk investasi ilegal FTC (forward trade confirmation) di tahun tersebut yang dipasarkan oleh induknya, PT Hakim Putra, walaupun kemudian diklaim manajemen sudah dihentikan dan penjualannya tidak banyak setelah terbongkar di tahun 2020.[3]
Pada tanggal 2 November 2020, Mega Corp telah mengakuisisi Bank Harda Internasional dengan nilai Rp 308 miliar.[4] Mega Corp berkomitmen untuk menaikkan permodalan Bank Harda Internasional menjadi bank BUKU I dengan modal inti di atas Rp 1 triliun, di mana saat diakuisisi modal inti Bank Harda Internasional baru Rp 300 miliar.
Nama Bank Harda kemudian menjadi Allo Bank di tanggal 30 Juni 2021,[5] di mana Allo merupakan singkatan dari all in one ("semua dalam satu"). Allo Bank merupakan bank digital yang peluncuran aplikasinya dilakukan pada 20 Mei 2022 dalam acara "Allo Bank Festival".[6] Selain Mega Corpora (saat ini memegang 60,9% saham), belakangan masuk juga pemegang saham lain, seperti Bukalapak (11,5%) dan PT Indolife Investama Perkasa (6%).[7]
Referensi
- ^ Laporan Tahunan Bank Harda 2019
- ^ Indonesia Bank Directory
- ^ a b Kontroversi Hakim Putra, Pemilik Bank Harda yang Dibeli Chairul Tanjung
- ^ Chairul Tanjung Caplok 73,7% Saham Bank Harda Internasional
- ^ Resmi! Bank Harda (BBHI) Ganti Nama jadi Allo Bank
- ^ Chairul Tanjung Resmi Luncurkan Allo Bank: One for All, All for One
- ^ Informasi Pemegang Saham
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi