Kuala Pembuang (kota)

ibu kota Kabupaten Seruyan, Indonesia
Revisi sejak 8 November 2022 14.04 oleh Yahra Trisma (bicara | kontrib) (→‎Ekonomi: menghapus kalimat opini)

Kuala Pembuang (disingkat: KLP[2]) (Banjar: 'kuwala pambuang') adalah ibukota, pusat pemerintahan, dan pusat perekonomian Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.[3] Pada awalnya, Kuala Pembuang merupakan kelurahan (dalam pembagian administratif kecamatan Seruyan Hilir) sebelum dimekarkan menjadi dua kelurahan, yaitu Kuala Pembuang I dan Kuala Pembuang II. Kuala Pembuang dikenal memiliki banyak sumber daya dan pemandangan alam yang indah. Sehingga, kota ini memiliki banyak tempat yang dijadikan obyek wisata.[4][5] Meskipun begitu, pengembangan kota ini masih terkendala oleh keterbatasan dana.[6]

Kuala Pembuang
Ibukota kabupaten
Jembatan Ir. Soekarno di Kuala Pembuang
Jembatan Ir. Soekarno di Kuala Pembuang
Kuala Pembuang di Kalimantan Tengah
Kuala Pembuang
Kuala Pembuang
Peta lokasi Kuala Pembuang
Koordinat: 3°23′14″S 112°32′36″E / 3.3871°S 112.5434°E / -3.3871; 112.5434
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Tengah
KabupatenKabupaten Seruyan
KecamatanSeruyan Hilir
Kelurahan2
Peresmian ibukota1905
Luas
 • Total52,10 km2 (20,12 sq mi)
Populasi
 • Total20.413[1]
 • Kepadatan392/km2 (1,020/sq mi)
Zona waktuUTC+7 (WIB)
Kode area telepon0538
Salah satu sudut kota Kuala Pembuang

Geografi

Kuala Pembuang terletak di selatan Sungai Seruyan (atau Sungai Pembuang). Koordinat kota ini berada di -3,3° LU dan 112°,5434 BT. Secara administrasi, kota ini terletak di Kecamatan Seruyan Hilir.[7]

Sejarah

Sejarah Awal

Pembuang merupakan salah satu permukiman tertua di Kabupaten Seruyan. Nama daerah ini sudah ada disebut di dalam Hikayat Banjar yang bagian terakhirnya ditulis pada tahun 1663.[8] Nama Pembuang diberi oleh Pangeran Dipati Anta-Kasuma yang merupakan putera Sultan Banjar IV Mustainbillah. Semula tempat itu akan dijadikan ibukota kerajaan yang akan didirikan olehnya, tetapi kemudian dibatalkan (Banjar: 'pambuang' translit. terbuang)[9]

Tahun 1878, Sunan Nata Alam menyerahkan Pembuang dan sekitarnya kepada VOC Belanda. Wilayah ini dijadikan sebuah onderdistrik Hindia Belanda dengan nama Pemboewan.[8]

Pemerintahan onderdistrik yang beribu kota di Pembuang Hulu dipindahkan ke Kampung Beratih pada tahun 1905. Onderdistrik ini akhirnya berganti nama menjadi Kuala Pembuang karena letaknya di pesisir selatan. Posisi ini dianggap strategis terutama bagi kegiatan pemerintahan, perhubungan dan perekonomian saat itu.

Tahun 1946, Pemboewan dibubarkan dan resmi bergabung dengan Daerah Dayak Besar.

Dibawah Administrasi Seruyan

 
Kampung Beratih, sekarang Kuala Pembuang (1974)

Pada tahun 1946, pemerintahan onderdistrik diubah menjadi kecamatan dengan nama Kecamatan Seruyan. Ibu kota pemerintahannya terletak di Kuala Pembuang.

Pada tahun 2002, Pemerintahan Kecamatan Seruyan diubah menjadi Kabupaten Seruyan. Ibu kotanya terletak di Kuala Pembuang. Pejabat Sementara, Loper Anggus.

Pada tahun 2003, Darwan Ali terpilih sebagai bupati pertama Kabupaten Seruyan. Ia lalu mengadakan pembangunan di daerah Kabupaten Seruyan terutama di Kuala Pembuang.

Pemerintahan

Kuala pembuang secara administrasi terbagi menjadi dua kelurahan, yaitu Kuala Pembuang I dan Kuala Pembuang II. Pemerintahan Kuala Pembuang bertumpu pada lurah yang ditunjuk langsung oleh Bupati Kabupaten Seruyan. Pemerintahan di Kuala Pembuang sangat unik karena tidak diatur oleh satu pemerintahan tunggal melainkan setiap lurah mengatur kelurahannya masing-masing. Kuala pembuang, selain menjadi ibukota kabupaten, juga menjadi ibukota dari Kecamatan Seruyan Hilir.

Ekonomi

Dilihat dari ekonominya, masyarakat Kuala Pembuang banyak yang bekerja sebagai petani. Hal itu dikarenakan lahan di Kuala Pembuang sangat luas sedangkan wilayah kependudukannya yang sangat kecil. Selain sebagai petani, masyarakat Kuala Pembuang juga mengandalkan hasil dari laut dan Sungai Seruyan, membuat kerupuk ikan pipih (makanan khas kabupaten seruyan),[10] dan menjadi pekerja. Pasca Independen Sudarsono, ekonomi Kuala Pembuang mulai beralih ke bidang industri minyak kelapa sawit.[11]

Referensi

  1. ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 20 September 2021. 
  2. ^ http://ftp.paudni.kemdiknas.go.id/paudni/2011/06/SNI_7657-2010_Singkatan_Nama_Kota.pdf[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ "Melihat Dan Mengenal Kuala Pembuang Ibu Kota Kabupaten Seruyan Dari Udara". Lintas10.com adalah portal berita yang memberikan informasi secara akurat, berkualitas, dan cepat, kepada masyarakat luas. 2018-04-29. Diakses tanggal 2022-09-10. 
  4. ^ prokalteng.co. "Kuala Pembuang Potensial Jadi Penyangga Wisata Seruyan | prokalteng.co". prokalteng2.co (dalam bahasa Indonesian). Diakses tanggal 2022-06-22. 
  5. ^ "6 Tempat Wisata di Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan - Sering Jalan". seringjalan.com. Diakses tanggal 2022-06-22. 
  6. ^ "Keterbatasan Anggaran Jadi Kendala Pengembangan Wisata" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-22. 
  7. ^ Geografi Kuala Pembuang, Seruyankab.go.id, diakses pada 22-7-2022
  8. ^ a b Hikayat Banjar 1663.
  9. ^ (Melayu)Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.
  10. ^ Dayak, Media (2021-09-29). "Media Dayak – Perajin Krupuk Khas Kuala Pembuang, salah Satu Sektor Penggerak Ekonomi –". Media Dayak. Diakses tanggal 2022-08-06. 
  11. ^ A., Zaenal; Terkini; News, Top; Terpopuler; Nusantara; Nasional; Daerah, Kabar; Internasional; Bisnis. "Sudarsono-Khairil bertekad jadikan Kuala Pembuang pusat ekonomi". ANTARA News. Diakses tanggal 2022-08-06.