Prasasti Paradah

Revisi sejak 10 November 2022 03.43 oleh Bot5958 (bicara | kontrib) (WPCleaner v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Subjudul semua dimulai dengan tiga "=" - Kategori sebelum subjudul terakhir))

Prasasti Paradah sering disebut prasasti Siman adalah dua sosok prasasti batu, disebut Paradah 1 dan Paradah 2, yang ditemukan di Desa Siman, Kepung, Kediri, Jawa Timur, di punggung Gunung Kelud. Di dekat penemuan prasasti tersebut ditemukan pula Prasasti Harinjing yang kini disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

Kondisi prasasti cukup baik dan masih terawat karena aksaranya masih terlihat jelas. Isinya menyebutkan tahun perilisan, yaitu 856 Syaka atau 934 Masehi, oleh Sri Maharaja Rakai Hino Dyah Sindok Sri Isanawikrama Dharmottungadewawijaya atau Mpu Sindok raja Medang Periode Jawa Timur sekitar tahun 929947 masa pemerintahan Mpu Sindok masih terpaut jauh dari masa Kerajaan Kadiri, sehingga prasasti Paradah tercatat sebagai prasasti sejarah masa pra-Kadiri. Meskipun demikian, nama Kadiri telah lebih dahulu dikenal dalam Prasasti Harinjing pada tahun 726 Saka atau 804 yang berasal dari masa pemerintahan Maharaja Rakai Layang Dyah Tulodhong raja Medang periode Jawa Tengah.

Di dalam prasasti Paradah disebutkan tentang anugerah status sima di Desa Paradah, wilayah Watak Paradah. Nama Paradah ini masih terabadikan sebagai salah satu nama Dusun di Desa Siman yang bernama Dusun Bogorpradah. Isi prasasti adalah perintah agar tanah sawah yang terletak di sebelah utara sungai di Desa Paradah dijadikan sima atas bangunan suci untuk Hyang Dharmmakamulan. Hyang Dharmmakamulan sendiri bisa diartikan sebagai leluhur yang telah mangkat.

Alih Aksara

Alih aksara dalam Prasasti Paradah 2 ini termuat di OJO XLVIII. Berikut alih aksara dari 8 baris awal Prasasti Paradah 2 :

1 ~ Swasti cakawarsatita 865 crawana masa tithi pancami cuklapaksa,pa, ka

2 ~ So wara ksatra

3 ~ Raja Rakai Hino Pu Sindok Cri Icana Wikrama Dharmotunggadewa tinadah Rakriyan mapinghai i halu pu sahasra umingso

4 ~ R i Rakai Kanuruhan pu kumonakan ikanang lmah sawah i paradahi tutuganing tandai paradah

5 ~ Hyang dharmma kamulan winli deng sang slak mas ka 2 rikanang rama i paradah sapasuk wanua kabeh muang ikanang lmah gaga warukwaruk i tagi watak para

6 ~ Wan imah kanayakan tan kakatihan halu para ko ka nan tan palu angi draby haji panggu han i tagi ukurnya tampah 6 winli de

7 ~ Mas ka 1 su 10 i tagi sapasuk wanua kabeh siman susukan de sang sluknya ikanang sawah winli sinduk i paradah

8 ~ Ka arpanakna i sang hyang dhar(mma)kamulan i punya sang sluk i paradah lorning luah paknanya punpunana sang hyang dharmma kamulan umyarpaga A

Interpretasi

Berdasarkan alih bahasa tersebut di ketahui bahwa, Prasasti Paradah 2 berasal dari tahun 865 Saka atau 943 Masehi. Prasasti ini berisi tentang Maharaja Rakai Hino Pu Sindok yang diterima oleh Rakryan Mapinghe i Halu Pu Saharsa, kemudian diturunkan pada Rakai Kanuruhan Pu Da. Maharaja Mpu Sindok memerintahkan agar tanah sawah yang terletak di sebelah utara sungai di desa Paradah, yang telah dibeli oleh Sang Sluk dari Rama di Paradah, dijadikan sima sebagai bangunan suci untuk Hyang Dharmmakamulan.

Referensi

Lihat pula