Bojongsoang, Bandung
Bojongsoang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Bojongsoang terletak sekitar 7 km di sebelah tenggara Kota Bandung atau sekitar 25 km dari Soreang, ibukota Kabupaten Bandung.
Bojongsoang | |
---|---|
Koordinat: 6°58′53″S 107°38′12″E / 6.9814353°S 107.6366458°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Kabupaten | Bandung |
Pemerintahan | |
• Camat | Drs.Yiyin Sodikin, M. Si. |
Populasi | |
• Total | 88,154 jiwa jiwa |
Kode Kemendagri | 32.04.08 |
Kode BPS | 3204280 |
Desa/kelurahan | 6 |
Geografi
Bojongsoang berada di tengah-tengah cekungan bandung. Bojongsoang merupakan salah satu jalur penghubung antara Kota Bandung dengan kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bandung bagian timur seperti Ciparay dan Majalaya. Bojongsoang dilintasi jalur kereta api Bandung - Ciwidey yang dibangun pada jaman penjajahan Belanda. Kini jalur tersebut sudah tidak aktif lagi.
Topografi
Bojongsoang berada di tengah Cekungan Bandung sehingga kontur tanahnya relatif datar yang dipenuhi Persawahan di bagian tengah dan timur. Sungai Citarum mengalir di sebelah selatan kecamatan yang menjadi batas alam dengan kecamatan Baleendah. Terletak di DAS Citarum sebagian wilayah kecamatan ini sering terdampak banjir yang terjadi setiap musim hujan. Di Bojongsoang sering dijumpai Empang yang cukup luas di bekas area persawahan yang terbengkalai.
Perkembangan Wilayah
Bojongsoang kini merupakan kecamatan yang padat penduduk dan cukup pesat perkembangannya mengingat posisinya yang strategis dan jaraknya yang cukup dekat dengan Kota Bandung. Berbagai macam perumahan dan cluster dibangun di tiap penjuru wilayah Bojongsoang menggantikan sawah dan empang. Aktivitas perekonomian juga sangat berkembang dengan dibangunnya berbagai pusat perbelanjaan seperti Transmart dan Yogya Group. Dengan rencana pembangunan kota baru Tegalluar dan Kereta kecepatan tinggi di Indonesia di desa Tegalluar yang terletak di ujung timur kecamatan Bojongsoang dapat dipastikan perkembangan Bojongsoang kedepannya akan semakin pesat walaupun dampak negatifnya yaitu berkurangnya lahan kosong dan persawahan serta laju urbanisasi yang mungkin tidak terkendali.
Referensi
Pranala luar