Suku Tanjung

klan suku Minangkabau
Revisi sejak 18 November 2022 10.00 oleh Chatti (bicara | kontrib)

Suku Tanjung (bhs Minang: suku Tanjuang) merupakan salah satu suku (marga) minangkabau. Suku/klan ini tersebar hampir di seluruh wilayah minangkabau dan perantauannya.[1]

Rumah gadang baanjuang Tanjung Raya

Asal usul

 
Cap Mohor

Suku Tanjuang merupakan salah satu suku dalam rumpun Lareh Koto Piliang yang diazazkan oleh Datuk Ketumanggungan pada era Pariangan. Menurut tambo adat Minangkabau, Suku Tanjung berasal dari Luhak Nan Tigo (Minangkabau daratan) dan merupakan salah satu suku yang terbesar di Minangkabau.[2] Sama dengan suku-suku lain di Minangkabau, suku Tanjung adalah penganut sistem kekerabatan Matrilineal yang merupakan salah satu aspek utama dalam mendefinisikan identitas masyarakat Minang. Adat dan budaya mereka menempatkan pihak perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan. Garis keturunan dirujuk kepada ibu yang dikenal dengan Samande (se-ibu), sedangkan ayah mereka disebut oleh masyarakat dengan nama Sumando (ipar) dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga. Salah satu ciri matrilineal Minangkabau adalah garis keturunan yang ditarik berdasarkan garis ibu, yang secara lebih luas kemudian membentuk kelompok kaum (lineages) dan suku (clans), dan penguasaan harta pusaka ada di tangan kaum ibu yang dipimpin oleh seorang wanita senior yang disebut bundo kanduang.[3]

 
Perempuan Minang dengan pakaian adat Minangkabau


Suku ini kemudian menyebar ke wilayah rantau dan pesisir. Di pesisir barat, banyak orang-orang yang bersuku Tanjung yang menggunakan nama suku di belakang namanya. Hal ini berlaku di wilayah pesisir barat Sumatra dari Barus, Sibolga, Sorkam, Natal, Air Bangis, Tiku, Pariaman, Padang, Painan, dan Bengkulu, serta di Pulau Nias. Penambahan nama suku di belakang namanya bertujuan untuk menunjukkan identitas diri di tengah masyarakat pesisir yang majemuk. Di pesisir barat Sumatra Utara yang tidak lagi mengikuti adat matrilineal, penambahan suku di belakang nama ini sebagian besar sudah mengikuti garis keturunan ayah atau patrilineal[4]

Persebaran suku Tanjung

Suku Tanjung banyak menyebar di nagari Batipuh, nagari Batu Basa (Tanah Datar), Kurai Limo Jorong, Ampek Angkek, Talang Sungai Puar, Maninjau (Agam), Singkarak, Talang, Koto Gaek dan Aie Batumbuak (Solok), Air Bangis dan Talu (Pasaman), Pauh IX (Padang), Padang Pariaman, Lima Puluh Koto, Bayang dan Tarusan (Pesisir Selatan), dan di beberapa nagari lain di Sumatra Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Utara.

Pemekaran suku Tanjung

Suku ini mengalami pemekaran menjadi beberapa pecahan suku yaitu:

  • Tanjung Pisang (Tanjung Sipisang)
  • Tanjung Simabua
  • Tanjung Perak
  • Tanjung Kaciak (Tanjung Ketek)
  • Tanjung Sikumbang
  • Tanjung Koto
  • Tanjung Gadang
  • Tanjung Payobada
  • Tanjung Sumpadang (Tanjung Supadang)
  • Tanjung Batingkah
  • Panai Tanjung
  • Tanjuang Caniago

Suku-suku serumpun suku Tanjuang

Sekutu suku Tanjuang adalah:

Gelar datuk suku Tanjuang

Gelar datuk bagi suku Tanjuang:

  • Datuk Tan Dilangit
  • Datuk Talangik
  • Datuk Rajo Intan
  • Datuk Rajo Ameh
  • Datuk Rajo Indo
  • Datuk Gamuak
  • Datuk Rajo Bandaro Basa
  • Datuk Kayo
  • Datuak Siri Mangkuto
  • Datuak Indo Marajo
  • Datuak Mangkudun
  • Datuak Bungsu
  • Datuak Bagindo

Tokoh[5]

 
Irwan Prayitno dianugerahi gelar dari Pagaruyung
 
Buya Hamka

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Suku Tanjung". Diakses tanggal 6 Februari 2022. 
  2. ^ Tsuyoshi Kato, Adat Minangkabau & Merantau dalam Perspektif Sejarah, Balai Pustaka, Jakarta
  3. ^ Arifin, Zainal (2013). "Bundo Kanduang: (hanya) Pemimpin di Rumah (Gadang)". Indonesian Journal of Social and Cultural Anthropology. 34 (2): 124. doi:https://doi/org/10.7454/ai.v34i2.3968 Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  4. ^ "Suku Tanjung Batak Berasal Dari Minangkabau Benarkah?". 
  5. ^ "suku-tanjung-maninjau-lantik-penghulu-kaum-gubernur-mahyeldi-ajak-perkuat-peran-pemangku-adat-nagari". Info publik. Diakses tanggal 6 Februari 2022. 

Pranala luar