Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara
Letnan Kolonel Kav. (Purn) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara (lahir 10 Maret 1977) adalah seorang purnawirawan TNI-AD yang menjabat sebagai Dosen Tetap Universitas Pertahanan.
Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara | |
---|---|
Dosen Tetap Universitas Pertahanan | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 10 Maret 1977 Pandeglang, Banten |
Almamater | Akademi Militer (1999) |
Penghargaan sipil | Adhi Makayasa - Tri Sakti Wiratama 1999 |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1999— 2019 |
Pangkat | Letnan Kolonel |
Satuan | Kavaleri |
Sunting kotak info • L • B |
Letkol Kav M. Iftitah Sulaiman, lulusan terbaik Akademi Militer 1999 dan mahir dalam bidang Kavaleri. Jabatan terakhirnya adalah Kasi Ren Ops Lat Bag Lat Rindam XVII Cenderawasih,Sebelum memutuskan Pension Dini Dari Militer[1]
Karier
Sulaiman memulai karier sebagai Komandan Peleton di Yonkav 8-Tank/Kostrad hingga menjadi Perwira Seksi Operasi, sebelum akhirnya dipindahkan ke Aceh untuk membidani pembentukan satuan baru, Yonkav 11/Kodam Iskandar Muda. Kemudian, ia lebih banyak bertugas di Kostrad sebagai Komandan Kompi Tank 83 Yonkav 8/Divisi 2, Komandan Kompi Tank 13 Yonkav 1/Divisi 1, dan Komandan Kompi Kavaleri Pengintai 1 Divif 1 Kostrad. Sebagai perwira muda, Sulaiman mengalami penugasan tempur di Aceh selama 3 tahun, beberapa saat sebelum tsunami menerjang, dalam Operasi Rencong pada tahun 2003 dan Operasi Pemulihan Keamanan tahun 2004. Setelah datangnya Tsunami yang membawa berkah perdamaian di Aceh, penugasan beralih kepada Operasi Bantuan Kemanusiaan pada tahun 2005. Menjadi salah satu perwira terbaik TNI membuat Sulaiman terpilih sebagai penjaga perdamaian di lebanon 2006 melalui kontingen Konga XXIII A.
Selain aktif sebagai perwira lapangan melalui penugasan operasi dalam dan luar negeri, menulis juga menjadi hobi yang ditekuni Sulaiman, seperti tulisan terakhirnya yang berjudul "TNI AD menjadi tentara kelas dunia, mungkinkah ?" yang diterbitkan majalah Jurnal Yudhagama Vol 33 No.I, Edisi Maret 2013.[2] Beberapa tulisan sebelumnya adalah; "Membangun Sikap Kewaspadaan Generasi Muda" (2002, Juara I Lomba Karya Tulis Teritorial Tingkat TNI AD golongan Perwira Pertama), "Pendayagunaan Public Relations TNI untuk mengembalikan Citra TNI di masa depan" (2002, Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat TNI untuk semua golongan), "Konsepsi Teritorial bagi Satuan Kostrad" (2003, Juara I Lomba Karya Tulis Tingkat Kostrad bagi golongan Perwira Pertama), "Konsepsi Penyelesaian Konflik Aceh secara damai" (2004, Juara Harapan II Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat TNI untuk semua golongan), "Strategi Public Relations TNI di Daerah Operasi Tempur" (2005, Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat TNI untuk semua golongan), "TNI dan Bencana Alam, Upaya mitigasi untuk mengurangi risiko bencana" (2006, Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat TNI untuk semua golongan), "Negosiasi Secangkir Kava di Sirec" (2010, Kompas), dan "Australia, Indonesia formalizing military diplomacy" (2012, Jakarta Post).[3]
Sebagaimana dituturkan dalam artikel "Kenapa Saya menulis?", ia mengakui, hobi menulisnya didasari oleh pemikiran bahwa dua kualitas terpenting dalam dunia militer profesional adalah "knowledgeable" dan "open-minded leadership." Hal ini dibuktikan oleh Mayor Jenderal Clausewitz (Prussia), Kapten Liddell Hart (Inggris), Jenderal Besar AH. Nasution (Indonesia) dan Jenderal Sun Tzu (Cina). Nama-nama tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar lewat karya tulisnya yang menjadi rujukan bagi institusi militer profesional di seluruh dunia. Berbeda dengan profesi lainnya, ia berpandangan bahwa profesionalisme militer bukan semata-mata soal keahlian dan kemahiran, melainkan juga soal "Loyalitas dan tanggung jawab kepada Negara" dan "Esprit de Corps (jiwa korsa)".
Selanjutnya, dianggap sebagai salah satu perwira muda yang cemerlang, juga memberi Sulaiman kesempatan menjadi wakil TNI bersama Mayor (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Calon Pemimpin Masa Depan dalam Program Pertukaran Perwira Yunior dengan Angkatan Darat Australia, tahun 2012 yang lalu. Peraih Adhi Makayasa biasanya mendapat kesempatan berkarier pada lingkungan Mabes TNI, Kemenhan bahkan Istana Negara, demikian juga dengan Sulaiman. Perwira Kavaleri yang cerdas dan rendah hati ini kemudian direkrut untuk bekerja sebagai staf pribadi Kasum TNI, staf pribadi Panglima TNI hingga akhirnya bekerja di lingkungan Istana Negara sebagai Pembantu Asisten Sekretaris Pribadi Presiden RI.[4]
Riwayat Pendidikan
- Akademi Militer (1999)
- Sussarcab Kavaleri (2000)
- Sus Combat Intel (2000)
- KIBI (2000)
- Suspatih Multi Corps (2001)
- Suspastaf (2003)
- Suspaminu (2006)
- Selapa Multi Corps (2009)
- US Army Commanding General and Staff College (Seskoad) di Fort Leavenworth Amerika Serikat (2013)
Riwayat Jabatan
- Danton Yonkav 8/Narasinga Wiratama
- Pastaf Ops PPRC TNI
- Pasi 2/Operasi Yonkav 8/Narasinga Wiratama
- Pasi 2/Operasi Yonkav 11/Macan Setia Cakti
- Wadan Ki B Yon Mekanis Konga XXIII/A
- Danki Tank 83 Yonkav 8/Narasinga Wiratama
- Danki Tank 13 Yonkav 1/Badak Ceta Cakti
- Dankikavtai 1/BS Divif 1/Kostrad
- Kasipers Sespri Kasum TNI
- Pasi Pulta Ditrenops PMPP TNI
- Kasi Siap Ops Ditrenops PMPP TNI
- Ps. Kepala Sekretariat Sespri Panglima TNI
- Pembantu Asisten Sespri Presiden RI
- Danyonkav 4/Kijang Cakti (2016)
- Dosen Tetap Universitas Pertahanan (2017)
Pensiun Dini
Setelah Dinas selama 16 Tahun Di dunia Militer MI. Sulaiman memutuskan untuk pensiun dini
Referensi
- ^ Munzi, Alza. "16 Tahun Jadi TNI, Mayor Inf Sulaiman Putuskan Pensiun Dini dan Curhat Soal Ini, Singgung Anggaran". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-10-20.
- ^ Riwayat Hidup Singkat Penulis; Jurnal Yudhagama Vol 33 No I, Edisi Maret 2013.
- ^ "Australia-Indonesia formalizing military diplomacy".
- ^ "Pertukaran Pemimpin Masa depan"