Din Minimi
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada November 2022. |
Nurdin bin Ismail Amat (lahir 10 Agustus 1979), yang lebih dikenal sebagai Din Minimi, adalah seorang mantan militan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang memimpin kelompok bersenjata di Aceh pada awal 2000an.
Din Minimi | |
---|---|
Lahir | Nurdin bin Ismail Amat 10 Agustus 1979 Aceh Timur, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Dikenal atas | Memimpin kelompok bersenjata pasca-GAM |
Lahir di Aceh Timur, ia masuk gerakan separatis pada 1997. Setelah proses damai di Aceh, Minimi menjalani waktu mengerjakan berbagai pekerjaan sebelum memimpin kelompok penjahat bersenjata, yang meresahkan pemerintahan provinsi Aceh yang baru. Pada Oktober 2014, ia secara terbuka mendeklarasikan pendiriannya, dan, setelah kematian dua personil Tentara Nasional Indonesia, melakukan konflik dengan Angkatan Bersenjata dan Kepolisian Indonesia.
Pada akhir 2015, Minimi sepakat untuk menyerah kepada pemerintah pusat.[1] Ia dijanjikan amnesti. Pemberian amnesti menimbulkan banyak kontroversi, dan pada 2018, amnesti tersebut belum secara resmi diberikan.[2]
Biografi
Masa kecil dan GAM
Nurdin bin Ismail Amat merupakan anak sulung dari empat bersaudara yang lahir di desa Keude Buloh, kecamatan Julok, kabupaten Aceh Timur pada tanggal 10 Agustus 1979.[3] Ayahnya seorang pejuang GAM yang terbunuh sebelum kejatuhan Soeharto, dan dijuluki "Minimi" dari nama senapan mesin FN Minimi. Julukan Minimi ini terwariskan ke anaknya, yang berhenti sekolah saat kelas 3 SD dan bergabung dengan GAM tahun 1997.[4]
Minimi menikahi istrinya pada tahun 2000 selagi ia masih bagian dari GAM. Pasangan ini mempunyai tiga anak.[5]
Dalam internal GAM, Minimi ditugaskan di sekitar kecamatan Peureulak, Aceh Timur.[6] Ia ditangkap oleh TNI Angkatan Darat pada tahun 2003 dan dipenjara selama setahun di Langsa. Konflik di Aceh tersebut merenggut nyawa salah seorang adik laki-lakinya pada tahun 2004, dan satu lagi saudaranya hilang.[4]
Pasca GAM
Setelah perjanjian damai antara GAM dan pemerintah Indonesia, Minimi berkerja sebagai operator forklift di suatu kilang kayu milik mantan perwira GAM. Setelah pabrik tersebut tutup karena kekurangan bahan mentah, Minimi sempat menjadi operator alat berat sebelum diperkerjakan oleh koleganya di GAM Adi Maros dalam proyek konstruksi drainase di Aceh Timur sebagai operator buldoser. Menurut Maros, mereka masih saling kontak seusai proyek tersebut.[4][7]
Pada tahun 2012, ketika pemilihan gubernur diselenggarakan di Aceh, Minimi berselisih pendapat dengan anggota-anggota Komite Peralihan Aceh - badan yang dibentuk untuk menormalisasi Aceh seusai konflik. Anggota-anggota KPA mendukung mantan pemimpin GAM Zaini Abdullah. Minimi awalnya ikut mendukung, namun belakangan mendukung Muzakir Manaf. Seusai perselisihan tersebut, Minimi menghilang dari mata publik.[4][8]
Minimi kemudian memimpin suatu kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Aceh Timur yang melakukan penculikan dan perampokan, termasuk penculikan seorang WNA pada tahun 2013, merusak kotak suara pileg 2014 dan menyerang truk-truk pengangkut kelapa sawit.[4][9][10] Pendukung Minimi menyatakan bahwa hasil aksi Minimi diberikan kepada rakyat miskin - sejalan dengan cerita Robin Hood - meskipun belakangan kesaksian dari anggota-anggota kelompok Minimi menunjukkan bahwa hasil tersebut dibagi dalam kelompok.[4][11]
Pada akhir tahun 2014, dua kelompok separatis Aceh - satu di Norwegia dan satu di Aceh - menghubungi Minimi dan menyediakan pendanaan dan SDM.[4] Bulan Oktober tahun itu, Minimi memberikan suatu pernyataan publik bahwa kelompoknya berjuang melawan pemerintah provinsi Aceh yang dipimpin oleh Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf.[12] Deklarasi tersebut dirilis melalui media lokal, yang diundang Minimi untuk mengambil fotonya saat memegang senapan AK-47. Pernyataan tersebut juga menjelaskan alasan perjuangan - terutama kehidupan bekas anggota GAM yang melarat. Minimi menambahkan bahwa dirinya bukan separatis dan berjuang melawan Pemprov Aceh, bukan pemerintah Indonesia.[10]
Pada bulan Maret 2015, dua personil intelijen TNI AD diculik dan dibunuh ketika mereka melacak kelompok Minimi di Aceh Utara. Meskipun awalnya Minimi menyatakan tidak bertanggung jawab,[13] kelompok Minimi kemudian diburu, dan Minimi dicari hidup atau mati.[14][15] TNI AD dan Polri terlibat dalam beberapa baku tembak dengan kelompok Minimi selama 2015 - dua kali di Pidie selama bulan Mei dimana empat militan terbunuh,[16][17] seorang lagi di bulan Juli, dan satu lagi di bulan Agustus.[4] Pihak berwenang menyatakan pada akhir Oktober bahwa 38 orang telah ditahan dan 6 telah tertembak mati, dan 25 lagi masih dicari.[18]
Amnesti
Seusai percakapan dengan Pangkodam Iskandar Muda Mayjen Agus Kriswanto yang menjamin keselamatannya, Minimi sempat pulang, namun kabur lagi ketika polisi menyerbu rumahnya.[4] Bulan Juni 2015, Pangkodim setempat mengunjungi rumah Minimi, dan memintanya untuk menyerah serta sekali lagi menjamin keamanannya.[4][19] Agus Kriswanto juga menghubungi Minimi melalui telepon.[20]
Kepala Badan Intelijen Nasional Sutiyoso mengunjungi Minimi pada akhir Desember 2015, dan Minimi akhirnya menyerah. Komunikasi antar mereka berdua dijembatani oleh negosiator Finlandia Juha Christensen yang juga berkontribusi besar dalam proses perdamaian tahun 2005.[21] Menurut Minimi, ia berbicara langsung dengan Presiden Joko Widodo semasa negosiasi melalui ponsel Sutiyoso.[22] Permintaan Minimi mencakup amnesti untuk anggota kelompoknya dan peningkatan pengawasan Pemprov Aceh oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.[23]
Amnesti Minimi menimbulkan kontroversi dari beberapa pihak. Salah satu diantaranya berasal dari anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Komisi I, yang menganggap kelompok Minimi bukan separatis, melainkan penjahat biasa, dan tidak berhak atas amnesti.[24] Kapolri Badrodin Haiti juga menyatakan bahwa anggota-anggota kelompok akan tetap diproses hukum, meski keringanan akan dipertimbangkan.[25] Presiden Jokowi sendiri menjamin bahwa akan diberikan amnesti.[26] Ketidakjelasan juga mencuat mengenai apakah para militan harus diproses hukum dahulu atau langsung dilepaskan.[27]
Pada bulan Juli 2016, Menkopolhukam Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa 70 anggota kelompok Minimi akan menerima amnesti.[28] Sampai Maret 2018, amnesti tersebut masih belum diberikan, dan setidaknya dua anggota masih dipenjara.[29]
Meski belum diamnesti secara resmi, Minimi bergabung ke ormas Pemuda Pancasila pada bulan April 2016.[30] Pada bulan itu juga, dia ditinju oleh orang yang pernah diculik kelompoknya sepulang menonton pertandingan bola.[31] Ketika KPK menangkap Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Bupati Bener Meriah Ahmadi, Minimi mengapresiasi tindakan tersebut.[32]
Referensi
- ^ Times.id. "Bertemu Din Minimi, Lewati 3 Lapis Penjagaan". Times ID. Diakses tanggal 2021-06-08.
- ^ Nur Rochmi, Muhammad (30 December 2015). "Siapakah Din Minimi?". beritagar.id. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ "Siapa Sebenarnya Din Minimi yang Menyerahkan Diri Kepada BIN?". Tribunnews.com. 29 Desember 2015. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ a b c d e f g h i j "DIN MINIMI: THE STRANGE STORY OF AN ARMED GROUP IN ACEH, INDONESIA" (PDF) (dalam bahasa Inggris). Institute for Policy Analysis of Conflict. 15 Oktober 2015. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ "Istri Minta Din Minimi Pulang". Tribunnews.com. 29 Mei 2015. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Firdaus, Fahmi (25 Maret 2015). "Mengenal Din Minimi, Mantan Kombatan GAM Buronan Polisi". Okezone.com. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ "Din Minimi, Sosok Pekerja yang Ulet". Tribunnews.com. 4 Juni 2015. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Nur Rochmi, Muhammad (30 Desember 2015). "Siapakah Din Minimi?". beritagar.id. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ "Indonesia: Kidnapped Briton Malcolm Primrose reunited with family". BBC (dalam bahasa Inggris). 13 Juni 2013. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ a b Prasetya, Eko (24 March 2015). "Mengerikan, kelompok Din Minimi di Aceh bawa AK-47". Merdeka.com. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Simanjuntak, Hotli (8 Januari 2016). "Aceh's most-wanted criminal ineligible for amnesty, say expert". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ "Din Minimi Urusan Polri/TNI". Tribunnews.com. 14 Oktober 2014. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ "Din Minimi Membantah Anggotanya Terlibat Pembunuhan Anggota TNI". benarnews.org. 16 April 2015. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Firdaus, Helmi (24 Maret 2015). "Dua Serdadu TNI Tewas di Aceh Dimakamkan secara Militer". CNN Indonesia. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Prasetya, Eko (24 Maret 2015). "Ini Din Minimi, penjahat paling dicari yang buat 2 TNI terbunuh". Merdeka.com. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Mardira, Salman (21 May 2015). "Kronologi Kontak Senjata Aparat dengan Kelompok Din Minimi". Okezone.com. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Zamzami, Daspriani Y (27 May 2015). Damanik, Caroline, ed. "Baku Tembak dengan Kelompok Din Minimi, Senjata dan Ribuan Amunisi Disita". Kompas.com. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ "Kapolri: Toleransi Perekat Bangsa". Analisis Daily. 30 Oktober 2015. Diakses tanggal 18 November 2018.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Danrem Siap Jemput Din Minimi". Tribunnews.com. 3 Juni 2015. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ "Pangdam Berdialog Dengan Din Minimi". Tribunnews.com. 3 Juni 2015. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Utama, Abraham (31 Desember 2015). "Kisah Negosiator Finlandia Penghubung Kepala BIN-Din Minimi". CNN Indonesia. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Masriadi (2 January 2016). Asril, Sabrina, ed. "Din Minimi Sempat Bicara dengan Jokowi Soal Amnesti". Kompas.com. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Taufiqqurahman, Muhammad (29 Desember 2015). "Din Minimi Menyerah, Kepala BIN: Mereka Minta KPK Awasi Pemerintah Daerah Aceh". detikcom. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Siswanto (15 February 2016). "Pro Kontra Amnesti Buat Din Minimi di Komisi I DPR". Suara.com. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Prasetya, Eko (8 Januari 2016). "Amnesti Din Minimi Kapolri menolak, Panglima TNI ikut Jokowi". Merdeka.com. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Armenia, Resty (5 Januari 2016). "Jokowi Jamin Berikan Din Minimi Amnesti". CNN Indonesia. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ "Amnesti Din Minimi Harus Didahului Proses Hukum". Tribunnews.com. 22 Juli 2016. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ "70 Anggota Din Minimi Terima Amnesti". Republika. 21 Juli 2016. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Hendri, Seni (19 March 2018). "Din Minimi, Angkat Senjata Hingga Turun Gunung, tapi Begini Nasibnya Sekarang". Tribunnews.com. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ "DIN MINIMI BERGABUNG DENGAN PEMUDA PANCASILA". Office of National Unity and Politics of Aceh. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ "Din Minimi Dipukul Orang yang Pernah Diculiknya". Tribunnews.com. 27 April 2016. Diakses tanggal 18 November 2018.
- ^ Haryanto, Andry (5 Juli 2018). Rinaldo; Haryanto, Andry, ed. "Din Minimi Dukung KPK Sapu Bersih Koruptor di Aceh". Liputan6.com. Diakses tanggal 18 November 2018.