Red Ribbon Army

Revisi sejak 5 Desember 2022 05.32 oleh Uussernamee (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Istilah “Bocil FF” mungkin sudah tidak asing lagi bagi Vicigers. Bocil FF atau Bocah Kecil FF merupakan istilah untuk anak-anak muda atau bocah yang bermain game Free Fire di handphone mereka. Istilah ini muncul karena maraknya bocah-bocah yang bermain Free Fire khususnya di Indonesia. Namun yang perlu disadari, Bocil FF ini tidak hanya bermain menghabiskan waktu sia-sia saja, banyak sekali Bocil FF di Indonesia yang juga membawa prestasi di kejuaraan nasion...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Istilah “Bocil FF” mungkin sudah tidak asing lagi bagi Vicigers. Bocil FF atau Bocah Kecil FF merupakan istilah untuk anak-anak muda atau bocah yang bermain game Free Fire di handphone mereka. Istilah ini muncul karena maraknya bocah-bocah yang bermain Free Fire khususnya di Indonesia.

Namun yang perlu disadari, Bocil FF ini tidak hanya bermain menghabiskan waktu sia-sia saja, banyak sekali Bocil FF di Indonesia yang juga membawa prestasi di kejuaraan nasional hingga internasional yang membawa nama Indonesia. Berkat hal itu, Bocil FF di Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi, selain mendapatkan hadiah yang banyak mereka juga dapat mengharumkan nama Indonesia melalui game Free Fire.

Siapa saja Bocil FF di Indonesia yang Berprestasi? Berikut listnya:

  1. Rasyah Rasyid
  2. Muhammad Rafli
  3. Arul
  4. Muhamad Rizky Mardiyansah
  5. Fakhri Adikusuma
  6. Muhammad Faiq
  7. Riki Wando


Indonesia telah diakui sebagai salah satu negara dengan pasar yang paling dinamis untuk gim dan esports. Meningkatnya pengguna internet dan smartphone menjadi salah satu kunci utamanya.

Tidak hanya negara keempat dengan penduduk terbesar di dunia, negara kita juga menjadi negara keempat dengan pengguna internet terbesar. Dilansir dari Niko Partners, setidaknya ada 171 juta penduduk kita yang terhubung dengan internet dan 83 juta penduduk merupakan pengguna smartphone.

Kedua hal tersebut menjadi parameter yang penting bagi perkembangan industri esports, terutama mobile game yang cenderung lebih mudah diakses oleh banyak orang dibandingkan PC dan konsol.

Bukti lain kalau esports memiliki potensi yang begitu besar adalah besarnya dukungan pemerintah dan swasta. Ada banyak event esports yang diadakan, termasuk oleh industri non-gim seperti PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dan Indofood.

Data di tahun 2019 menunjukkan kalau ada tiga gim yang paling populer sekaligus menghasilkan revenue terbesar dari pasar Indonesia: Garena Free Fire, Mobile Legends: Bang Bang, dan PUBG Mobile.

Bisa dibilang, ketiga gim tersebut juga menjadi gim yang paling sering dilombakan dalam berbagai ajang kompetisi esports, baik di Indonesia maupun dunia. Di ajang SEA Games 2021, ketiga gim tersebut masuk ke dalam kategori perlombaan.


Sampai di sini, kita telah memahami bahwa banyak anak-anak di Indonesia telah bersentuhan dengan smartphone sejak usia dini. Ketika duduk di bangku sekolah dasar, mereka sudah bisa memainkan berbagai gim termasuk Free Fire.

Bermain gim memang kerap mendapatkan sorotan negatif dari publik, terutama jika yang bermain adalah anak-anak yang seharusnya memfokuskan diri untuk belajar di sekolah. Hanya saja, jika diarahkan dengan baik, justru hal tersebut bisa memberikan dampak positif.

Indonesia memiliki banyak tim esports yang berkualitas. Bisa saja mereka melakukan seleksi dengan langsung turun ke masyarakat untuk menemukan bakat-bakat terpendam. Sama seperti catur yang kemarin begitu heboh, pembinaan sejak usia dini menjadi begitu penting.

Edukasi ke orang tua juga menjadi penting. Mindset bahwa gim hanya membuang-buang waktu dan tidak berguna harus dibuang. Sekarang, main gim sudah bisa membuat kita menghasilkan uang, bahkan mungkin lebih tinggi dari pekerjaan mainstream lainnya.

Peran pemerintah untuk mendukung hal ini juga sangat diperlukan. Melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf), pemerintah sudah menyadari betapa besarnya potensi yang dimiliki oleh industri gim saat ini.

Apalagi, sekarang sudah ada Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) yang memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan ekosistem esports di Indonesia agar semakin tumbuh dan meraih prestasi, termasuk memasukkan esports ke dalam kurikulum sekolah.

Dengan berpartisipasinya bocil-bocil Free Fire di kancah nasional maupun internasional, stereotype buruk mereka bisa berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Dengan pelatihan dengan tim atau orang yang tepat, potensi mereka akan semakin terasah.

Memberdayakan potensi mereka menjadi tugas bagi siapapun yang berkecimpung di dunia esports, baik pemerintah, tim, media, dan lain sebagainya. Tentunya pengawasan juga sangat diperlukan agar para calon pemain esports tersebut tidak menjadi ketagihan bermain gim yang berbahaya.