Kaki diabetik

Revisi sejak 7 Desember 2022 08.46 oleh Arrsipku (bicara | kontrib) (Menambahkan tulisan dan referensi)

Kaki diabetik[1] adalah suatu masalah kondisi kesehatan yang terjadi karena komplikasi dari diabetes melitus, dengan ditandai terdapat luka pada kaki yang cenderung sembuh dalam waktu yang lama karena lemahnya hormon insulin serta kaki mengalami penurunan indra perasa pada kulit. Penyebab pada luka kaki terjadi karena beberapa hal salah satunya dari kulit yang kering atau tidak dalam kondisi sehat hingga karena infeksi. Kaki diabetik akan cenderung mengalami luka jika pada riwayat sebelumnya mengalami angiopati dan neuropati, sehingga perlu adanya pengobatan untuk mencegah terjadinya infeksi dan mencegah beberapa permasalahan yang lebih serius seperti ulsersi kronis dan amputasi.

Faktor penyebab kaki diabetik

1.Neuropati[2]

  • Neuropati sensorik

Pada kondisi ini, kulit pada kaki akan cenderung mengalami kebas sehingga potensi mengalami luka akan terjadi seperti mengelupasnya kulit dan luka akan mengalami penyembuhan dalam waktu cukup lama.

  • Neuropati motorik

Permasalahan seperti perubahan struktur dan posisi tulang jari kaki terjadi karena adanya pengecilan otot, yang diindikasikan dengan penonjolan tulang diatas dan disamping jari kaki atau dalam dunia medis dikenal dengan hammer toe dan hallux rigidus, sehingga dapat menimbulkan kapalan pada jari kaki.

  • Neuropati otonom

Di tahap ini, kondisi tubuh akan tidak berkeringat yang dapat membuat kulit kering sehingga kuantitas kapiler meningkat. Hal ini dapat menimbulkan seperti kulit kaki dengan kondisi yang berkerak dan mengalami pecah - pecah sehingga rentan terjadinya luka pada kondisi tersebut.

2.Iskemi

Pada kondisi ini akan terjadinya penyusutan otot seperti adanya kondisi kaki atau bagian lutut yang mengecil dan terdapat penebalan terhadap kuku kaki. Hal tersebut terjadi karena siklus jaringan dan denyut nadi arteri dorsalis pedis berkurang. Sehingga kondisi ini juga dapat membuat kulit kaki merasa dingin.

3. Infeksi

Kaki yang memiliki luka akan cenderung sembuh dalam waktu yang lama, oleh karena itu perlu adanya pengobatan secara intensif untuk tidak terjadinya permasalahan yang lebih serius seperti infeksi akibat adanya partikel - partikel asing yang masuk kedalam luka. Seperti adanya pasir serta goresan dari benda tajam pada luka yang terbuka, kondisi ini dapat menimbulkan bau tidak sedap dan infeksi terhadap tulang jika tidak dibersihkan secara intensif.


Referensi

  1. ^ Ema Purwanti, Lina (Sholihatul). "Faktor risiko komplikasi kronis (Kaki diabetik) dalam diabetes mellitis tipe 2". The Indonesian journal of healthy science. 7 (1): 26 – 39. Ringkasan. 
  2. ^ "View of Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Perawatan Luka Kaki Diabetik". journals.umkt.ac.id. Diakses tanggal 2022-12-07.