Kabupaten Serang
Kabupaten Serang (bahasa Sunda: ᮞᮦᮛᮀ) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia. Terletak di ujung barat laut pulau Jawa. Secara de jure, ibu kotanya berada di Kecamatan Ciruas Kota. Kabupaten Serang berbeda dengan Kota Serang yang dimekarkan pada tahun 2007.
Kabupaten Serang | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮞᮦᮛᮀ |
• Cacarakan | ꦱꦺꦫꦁ |
• Pegon | سيراڠ |
Motto: Sepi ing pamrih, rame ing gawe (Jawa) Bekerja tanpa mengharap imbalan apa pun | |
Koordinat: 6°09′S 106°00′E / 6.15°S 106°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Banten |
Tanggal berdiri | 8 Oktober 1526[1] |
Dasar hukum | Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Serang No.17 Tahun 1985 |
Ibu kota | Ciruas |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Ratu Tatu Chasanah |
• Wakil Bupati | Pandji Tirtayasa |
Luas | |
• Total | 1.469,66 km2 (567,44 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.684.566 |
• Kepadatan | 1.146/km2 (2,970/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 99,14% Kristen 0,80% - Protestan 0,65% - Katolik 0,16% Kepercayaan 0% Buddha 0,04% Hindu 0,02%[3] |
• Bahasa | Indonesia (Resmi) Jawa Serang Sunda Banten Lampung Cikoneng |
• IPM | 66,82 (2021) sedang[4] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Pelat kendaraan | A xxxx E*/F*/G*/H*/I* |
Kode Kemendagri | 36.04 |
DAU | Rp 1.131.178.667.000.- |
Situs web | www |
Sejarah
Sejarah Kabupaten Serang tentunya tidak terlepas dari sejarah Banten pada umumnya, karena Serang semula merupakan bagian dari wilayah Kesultanan Banten yang berdiri pada Abad ke-16 dan pusat pemerintahannya terletak di daerah Serang.
Sebelum abad ke-16, informasi tentang Banten tidak banyak tercatat dalam sejarah, konon pada mulanya Banten masih merupakan bagian dari kekuasaan Kerajaan Sunda, penguasa Banten pada saat itu adalah Raga Mulya|Prabu Pucuk Umum, Putra dari Prabu Sidaraja Pajajaran. Pusat Pemerintahannya bertempat di Banten Girang (±3 Km di selatan Kota Serang) pada abad ke-6, Islam mulai masuk ke Banten yang didakwah oleh Sultan Syarif Hidayatullah (dikenal Sunan Gunung Jati) yang secara berangsur-angsur mengembangkan Agama Islam di Banten dan sekitarnya serta dapat menaklukan pemerintahan Prabu Pucuk Umum (Tahun 1524-1525 M). Selanjutnya Beliau mendirikan Kesultanan Islam di Banten dengan mengangkat putranya bernama Sultan Maulana Hasanuddin menjadi Sultan Banten yang pertama yang berkuasa selama ± 18 tahun (Tahun 1552-1570 M). Atas prakarsa Sunan Gunung Jati, pusat pemerintahan yang semula bertempat di Banten Girang dipindahkan ke Surosowan, Banten Lama (Banten lor) yang terletak ±10 Km di sebelah utara Kota Serang.
Setelah Sultan Maulana Hasanuddin wafat (Tahun 1570), digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Maulana Yusuf sebagai Sultan Banten yang kedua (Tahun 1570-1580 M) dan selanjutnya diganti oleh Sultan yang ketiga, keempat dan seterusnya sampai dengan terakhir Sultan yang ke-21 yaitu Sultan Muhammad Shafiuddin yang berkuasa pada Tahun 1809 sampai dengan 1813. Periode Kesultanan Islam di Banten berjalan selama kurun waktu ±264 tahun, yaitu dari tahun 1552 sampai 1813.
Pada zaman Kesultanan ini banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting, terutamma pada akhir abad ke-16 (Juni 1596), Perusahaan (pada masa itu perusahaan dikenal "Kompeni" oleh rakyat Banten dan seluruh kerajaan di Nusantara) Compagnie van Verre dari Belanda datang untuk pertama kalinya mendarat di Pelabuhan Banten dibawah pimpinan Cornelis de Houtman dengan maksud untuk berdagang. Namun sikap yang congkak dari orang-orang Belanda tidak menarik simpati dari pemerintah dan rakyat Banten saat itu, sehingga sering timbul ketegangan diantara masyarakat Banten dengan Kompeni Belanda.
Pada saat tersebut, Sultan yang bertahta di Banten adalah Sultan yang ke-4 yaitu Sultan Abdul Mufakhir yang waktu itu masih berusia lima bulan, sedangkan yang bertindak sebagai walinya adalah Mangkubumi Jayanegara yang wafat kemudian pada tahun 1602 dan diganti oleh saudaranya yaitu Yudha Nagara.
Pada Tahun 1608 Pangeran Ranamanggala diangkat sebagai Patih Mangkubumi. Sultan Abdul Mufakir mulai berkuasa penuh dari tahun 1624-1651 dengan Pangeran Ranamanggala sebagai Patih dan penasehat utamanya. Sultan Banten yang ke-6 adalah Sultan Abdul Fatah cucu Sultan ke-5 yang terkenal dengan julukan Sultan Ageng Tirtayasa yang memegang tampuk pemerintahan dari tahun 1651-1680 (selama ±30 tahun). Pada masa pemerintahannya, bidang politik, Perekonomian, Perdagangan, Pelayaran maupun Kebudayaan berkembang maju dengan pesat dan kegigihan dalam menetang Kompeni Belanda. Atas jasa kepahlawanannya dalam perjuangan menentang Kompeni Belanda, maka berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia, Sultan Ageng Tirtayasa dianugerahi kehormatan predikat sebagai Pahlawan Nasional.
Pada waktu berkuasanya Sultan Ke-6, sering terjadi bentrokan dan perang dengan para Kompeni VOC dari Belanda yang pada waktu itu telah berkuasa di Batavia. Dengan cara Politik Adu Domba (Devide Et Impera) terutama dilakukan antara Sultan Ageng Tirtayasa yang anti Kompeni dengan putranya Sultan Abdul Kahar (dikenal dengan Sultan Haji) yang pro Kompeni Belanda dapat melumpuhkan kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya tidak berdaya dan menyingkir ke pedalaman Banten. Namun dengan bujukan Sultan Haji, Sultan Ageng Tirtayasa dapat ditangkap kemudian ditahan dan dipenjarakan di Batavia hingga wafatnya pada tahun 1692. Namun sekalipun Sultan Ageng Tirtayasa sudah wafat, perjuangan melawan Kompeni Belanda terus berkobar dan dilanjutkan oleh pengikutnya yang setia dengan gigih dan pantang menyerah.
Sejak wafatnya Sultan Ageng Tirtayasa, maka kesultanan Banten mulai mengalami kemunduran, karena Sultan Haji dan para Sultan berikutnya sudah mulai terpengaruh oleh kompeni Belanda sehingga pemerintahannya mulai labil dan lemah.
Pada Tahun 1816, Hindia Belanda dibawah pimpinan Gubernur Jenderal [[ Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen|Van Der Capellen]] datang ke Banten dan mengambil alih kekuasaan Banten dari Sultan Muhammad Shafiuddin. Hindia Belanda membagi wilayah menjadi tiga daerah (bahasa Belanda: Regentschap), yaitu; Serang, Lebak dan Caringin dengan kepala negerinya disebut Regent (Templat:Lan-id), sebagai Bupati pertama untuk Serang diangkat Pangeran Aria Adi Santika dengan pusat pemerintahannya tetap bertempat di keraton Kaibon.
Pada tanggal 3 Maret 1942, Tentara Jepang masuk ke Daerah Serang di Pantai Bojonegara (Jepang mendarat pertama kali di Nusantara melalui Pulau Tarahan). Jepang mengambil alih Karesidenan Banten bahasa Belanda: Bantam Residentie yang pada waktu itu dikuasai oleh Hindia Belanda, sedangkan Bupatinya tetap dari pribumi yaitu RM Jayadiningkrat. Kekuasaan Jepang berjalan selama kurang lebih tiga setengah tahun.
Setelah tanggal 17 Agustus 1945, kekuasaan Karesidenan Banten beralih dari tangan Jepang kepada Republik Indonesia dan sebagai Residennya adalah K.H. Tb. Achmad Chatib serta sebagai Bupati Serang adalah KH. Syam’un, sedangkan untuk jabatan Wedana dan Kepala Camat banyak diangkat dari para Tokoh Ulama.
Dengan datangnya Tentara Belanda ke Indonesia yang menimbulkan Agresi ke I sekitar Tahun 1964-1947. Daerah Banten (terutama Daerah Serang) menjadi Daerah Blokade yang dapat bertahan dari masuknya serbuan Belanda, dan putus hubungan dengan Pemerintah Pusat yang pada saat Indonesia telah membentuk negara federal Republik Indonesia Serikat yang beribukota di Kota Yogyakarta, sehingga daerah Banten dengan ijin Pemerintah Pusat mencetak uang sendiri yaitu Oeang Republik Indonesia Daerah Banten yang dikenal dengan "ORIDAB".
Pada tanggal 19 Desember 1948, Agresi II baru dari Serdadu Belanda dapat memasuki Daerah Serang untuk selama satu tahun dan setelah KMD Tahun 1949, Belanda meninggalkan kembali Daerah Banten/Serang, yang selanjutnya Daerah Serang menjadi salah satu Daerah Kabupaten di Wilayah Provinsi Jawa Barat.
Yang sekarang sejak tanggal 4 Oktober 2000, terbentuknya Provinsi Banten maka Kabupaten Serang resmi menjadi Bagian dari Provinsi Banten. Kemudian sejak adanya Jabatan Regent atau Bupati pada Tahun 1826 sampai sekarang, telah terjadi 32 kali pergantian Bupati.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Serang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Hari Jadi Kabupaten Serang, pada Bab II Penetapan Hari Jadi Pasal 2, yaitu: Hari Jadi Kabupaten Serang ditetapkan pada tanggal 8 Oktober Tahun 1526.
Geografi
Kabupaten Serang memiliki luas wilayah 1.467,35 km2, dan populasi mencapai 1.402.818 pada Sensus 2010[5] dan 1.622.630 pada Sensus 2020.[6] Penduduk daratan Kota Cilegon, Kota Serang dan Kabupaten Serang jika dijumlah menjadi 2.749.627 dengan daratan seluas 1.909,56 km2, dan kepadatan 1.440 per km2.[7] Kota Cilegon dan Kota Serang merupakan semi-enklave Kabupaten Serang.
Kabupaten ini berada di ujung barat laut Pulau Jawa, berbatasan dengan Laut Jawa, dan Kota Serang di utara, Kabupaten Tangerang di timur, Kabupaten Lebak di selatan, serta Kota Cilegon di barat.
Batas Wilayah
Utara | Kota Serang dan Laut Jawa |
Timur | Kabupaten Tangerang |
Selatan | Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang |
Barat | Kota Cilegon dan Selat Sunda |
Topografi
Secara topografi, Kabupaten Serang merupakan wilayah dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian antara 0 sampai 1.778 m di atas permukaan laut. Fisiografi Kabupaten Serang dari arah utara ke selatan terdiri dari wilayah rawa pasang surut, rawa musiman, dataran, perbukitan dan pegunungan.
Bagian utara merupakan wilayah yang datar dan tersebar luas sampai ke pantai, kecuali sekitar Gunung Sawi, Gunung Terbang dan Gunung Batusipat. Dibagian selatan sampai ke barat, Kabupaten Serang berbukit dan bergunung antara lain sekitar Gunung Kancana, Gunung Karang dan Gunung Gede.
Daerah yang bergelombang tersebar di antara kedua bentuk wilayah tersebut. Hampir seluruh daratan Kabupaten Serang merupakan daerah subur karena tanahnya sebagian besar tertutup oleh Tanah Endapan Alluvial dan Batu Vulkanis Kuarter.
Potensi tersebut ditambah banyak terdapat pula sungai-sungai yang besar dan penting yaitu Sungai Ciujung, Sungai Cidurian, Sungai Cibanten, Sungai Cipaseuran, Sungai Cipasang dan Sungai Anyar yang mendukung kesuburan daerah-daerah pertanian di Kabupaten Serang.
Iklim Cuaca
Iklim di wilayah Kabupaten Serang termasuk tropis dengan musim hujan antara November-April dan musim kemarau antara Mei-Oktober. Curah hujan rata-rata 3,92 mm/hari. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 25,8°–27,6 °C.
Temperatur udara di Kabupaten Serang minimum 20,90 °C dan maksimum 33,8 °C. Tekanan udara dan kelembaban rata-rata 81,00 mb/bulan. Kecepatan arah angin rata-rata 2,80 knot, dengan arah terbanyak adalah dari barat.
Data iklim Kabupaten Serang, Banten, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 31.2 (88.2) |
31.4 (88.5) |
32 (90) |
32.5 (90.5) |
33.7 (92.7) |
32.7 (90.9) |
31.8 (89.2) |
31.9 (89.4) |
33.6 (92.5) |
34.4 (93.9) |
33.2 (91.8) |
32.8 (91) |
32.6 (90.72) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26 (79) |
26.3 (79.3) |
26.5 (79.7) |
26.8 (80.2) |
27 (81) |
26.7 (80.1) |
26.9 (80.4) |
27.2 (81) |
26.8 (80.2) |
27.1 (80.8) |
27 (81) |
26.7 (80.1) |
26.75 (80.23) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 21.9 (71.4) |
22 (72) |
22 (72) |
22.1 (71.8) |
22.3 (72.1) |
21.6 (70.9) |
21 (70) |
20.8 (69.4) |
21.3 (70.3) |
22.7 (72.9) |
23.7 (74.7) |
22.8 (73) |
22.02 (71.71) |
Presipitasi mm (inci) | 346 (13.62) |
312 (12.28) |
210 (8.27) |
178 (7.01) |
141 (5.55) |
93 (3.66) |
86 (3.39) |
53 (2.09) |
65 (2.56) |
115 (4.53) |
184 (7.24) |
252 (9.92) |
2.035 (80,12) |
Rata-rata hari hujan | 15 | 14 | 11 | 9 | 8 | 6 | 5 | 3 | 4 | 6 | 9 | 12 | 102 |
% kelembapan | 86 | 84 | 83 | 81 | 79 | 77 | 75 | 74 | 73 | 78 | 80 | 83 | 79.4 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 134 | 142 | 165 | 190 | 201 | 217 | 238 | 245 | 253 | 258 | 184 | 150 | 2.377 |
Sumber #1: Climate-Data.org [8][9][10][11] | |||||||||||||
Sumber #2: BMKG[12] |
Pemerintahan
Kecamatan
Kabupaten Serang terdiri dari 29 kecamatan dan 326 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 1.684.566 jiwa dan luas wilayah 1.469,66 km² dengan kepadatan 1.146 jiwa/km².[13]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Serang, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Kodepos[14] | Jumlah Desa |
Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|
36.04.30 | Anyar | 42166 | 12 | |
36.04.34 | Bandung | 42179 | 8 | |
36.04.22 | Baros | 42173 | 14 | |
36.04.18 | Binuang | 42196 | 7 | |
36.04.07 | Bojonegara | 42154 | 11 | |
36.04.17 | Carenang | 42195 | 8 | |
36.04.15 | Cikande | 42186 | 13 | |
36.04.23 | Cikeusal | 42175 | 17 | |
36.04.31 | Cinangka | 42167 | 14 | |
36.04.27 | Ciomas | 42164 | 11 | |
36.04.09 | Ciruas | 42182 | 15 | |
36.04.33 | Gunung Sari | 42169 | 7 | |
36.04.26 | Jawilan | 42177 | 9 | |
36.04.16 | Kibin | 42185 | 9 | |
36.04.25 | Kopo | 42178 | 10 | |
36.04.11 | Kragilan | 42184 | 12 | |
36.04.05 | Kramatwatu | 42161 | 15 | |
36.04.35 | Lebak Wangi | 42197 | 10 | |
36.04.32 | Mancak | 42165 | 14 | |
36.04.28 | Pabuaran | 42163 | 8 | |
36.04.29 | Padarincang | 42168 | 14 | |
36.04.24 | Pamarayan | 42176 | 10 | |
36.04.19 | Petir | 42172 | 15 | |
36.04.12 | Pontang | 42192 | 11 | |
36.04.08 | Pulo Ampel | 42155 | 9 | |
36.04.14 | Tanara | 42194 | 9 | |
36.04.13 | Tirtayasa | 42193 | 14 | |
36.04.20 | Tunjung Teja | 42174 | 9 | |
36.04.06 | Waringinkurung | 42153 | 11 | |
TOTAL | 326 |
Daftar Bupati
No. | Bupati | Mulai menjabat | Akhir jabatan | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Pangeran Mudzafar Adi Santika | 1816 | 1827 | ||||
2 | Agoes Rajak R. A Djajakusumaningrat | 1827 | 1840 | ||||
3 | R. T. Mandoera Djajanegara | 1840 | 1848 | ||||
4 | R. T. Basudin Tjandranegara | 1848 | 1870 | ||||
5 | R. T. Pandji Gondokoesoemo | 1870 | 1888 | ||||
6 | R. T. Soetadiningrat Murwan | 1888 | 1893 | ||||
7 | R. T. Bagus Djajawinata | 1893 | 1898 | ||||
8 | R. Ariadjajaatmadja | 1898 | 1901 | ||||
9 | R. A. Achmad Djajadiningrat | 1901 | 1904 | ||||
10 | R. T. Prawiro Koesoeman | 1904 | 1931 | ||||
11 | R. A. A. Abas Soerianata Atmadja | 1931 | 1935 | ||||
12 | R. A. A. Hilman Djajadiningrat | 1935 | 1945 | ||||
Kabupaten Serang, Jawa Barat, Indonesia | |||||||
13 | Kol. K.H. Syam'un |
1945 | 1949 | ||||
14 | Mas Padmadidjaja | 1949 | 1950 | ||||
15 | Entol Oyong Tarnaya | 1950 | 1955 | ||||
16 | Mas Adjenam Bin Mas Basa | 1955 | 1957 | ||||
17 | M. Sirlan Sutawidjaya | 1957 | 1959 | ||||
— | R. Bidin Suria Gunawan (Penjabat) |
1959 | 1960 | ||||
18 | M.H Gogo Rafiudin Sandjadirdja | 1960 | 1962 | ||||
19 | Letkol. Tb. Soewandi |
1962 | 1968 | ||||
20 | Letkol. H. Tb. Saparudin |
1968 | 1974 | ||||
— | H. S. Ronggowaluyo (Penjabat) |
1974 | 1975 | ||||
(20) | Letkol. H. Tb. Saparudin |
1975 | 1978 | ||||
21 | Drs. Kartika Suryasaputra |
1978 | 1978 | ||||
22 | Letkol. Atmawidjaya |
1978 | 1983 | ||||
23 | H. Tjakra Sumarna |
1983 | 1988 | ||||
24 | H. Achmad Sampurna |
1988 | 1993 | ||||
25 | Kolonel H. Sukron Roshadi |
1993 | 1998 | ||||
26 | Kolonel Inf. Solichin Dachlan |
1998 | 1999 | ||||
— | Mayjen TNI (Purn) R. Nuriana (Penjabat) |
1999 | 1999 | ||||
27 | Drs. H. Rosadi Natawisastra |
1999 | 2000 | ||||
Kabupaten Serang, Banten, Indonesia | |||||||
28 | Drs. H. Bunyamin M.M., M.B.A. |
20 April 2000 | 20 April 2005 | A. Taufik Nuriman | |||
— | Drs. A. Rivai M.Si (Penjabat) |
20 April 2005 | 28 Juli 2005 | — | |||
29 | Letkol Inf (Purn) Drs.H. A. Taufik Nuriman M.M., M.B.A. |
28 Juli 2005 | 28 Juli 2010 | Andi Sujadi | |||
28 Juli 2010 | 28 Juli 2015 | Ratu Tatu Chasanah | |||||
— | Drs. Hudaya Latuconsina (Penjabat) |
28 Juli 2015 | 17 Februari 2016 | — | |||
30 | Hj. Ratu Tatu Chasanah S.E., M.Ak. |
17 Februari 2016 | 17 Februari 2021 | Pandji Tirtayasa | |||
— | Drs. H. Tb. Entus Mahmud Sahiri M.Si. (Pelaksana Harian) |
17 Februari 2021 | 26 Februari 2021 | ||||
(30) | Hj. Ratu Tatu Chasanah S.E., M.Ak. |
26 Februari 2021 | Petahana | Pandji Tirtayasa |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Serang dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[15] | 2019–2024 | 2024–2029 | ||
PKB | 4 | 4 | 5 | |
Gerindra | 6 | 8 | 7 | |
PDI-P | 5 | 4 | 5 | |
Golkar | 9 | 9 | 11 | |
NasDem | (baru) 4 | 2 | 5 | |
PKS | 5 | 5 | 6 | |
Hanura | 3 | 1 | 0 | |
PAN | 5 | 4 | 4 | |
PBB | 1 | 2 | 0 | |
Demokrat | 4 | 5 | 4 | |
PPP | 4 | 2 | 3 | |
Berkarya | (baru) 4 | |||
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 11 | 12 | 9 |
Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Serang 1.623.409 (2021), sebagian besar tinggal di bagian utara. Bahasa yang dituturkan adalah Bahasa Sunda Banten yang digunakan di bagian selatan dan Bahasa Jawa Serang yang digunakan di bagian pesisir pantai utara dekat dengan Kota Cilegon dan Kota Serang serta Bahasa Lampung Cikoneng yang dituturkan oleh penduduk di empat kampung di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyar.
Pendidikan
Sebagai salah satu wilayah dengan mayoritas penduduknya Islam, maka pendidikan di Serang juga banyak menekankan pada pendidikan agama Islam sesuai dengan semboyan "Serang Bertakwa". Sehingga di Kabupaten Serang pendidikan berbasis islam baik yang resmi maupun non-resmi (Pesantren, Madrasah, dsb) menjadi salah satu perhatian pemerintah.
Sekolah-sekolah formal dari tingkat SD, SMP, SMA, SMK juga menjadi bagian pendidikan yang tidak terpisahkan. Beberapa sekolah favorit di Kabupaten Serang antara lain; SD Islam Al-Azhar, SD Kristen Penabur, SMA Negeri 1 Ciruas, SMP Negeri 1 Ciruas, SMA Negeri 1 Kramatwatu dsb.
Pendidikan formal | TK atau RA | SD atau MI | SMP atau MTs | SMA atau MA | SMK | Perguruan Tinggi | Lainnya | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Negeri | 0 | 735 | 92 | 26 | 5 | 1 | 2 | |||||
Swasta | 0 | 134 | 261 | 112 | 41 | 18 | 4 | |||||
Total | 0 | 869 | 353 | 138 | 46 | 19 | 6 | |||||
Data Sekolah di Kabupaten Serang Sumber:[16] |
Transportasi
- KA Lokal Merak
- Trans Seragon[butuh rujukan]
- Perintis Busway[butuh rujukan]
- 1: Tanara-Jungking
- 2: Gunung Sari-Mancak
- 3: Pamarayan-Kibin
- Angkutan Kota Wilayah Kabupaten Serang dan beberapa rute yang menghubungkan Kota Serang menuju kawasan industri sepatu PT Nikomas Gemilang di daerah Kibin.
Stasiun
Kabupaten Serang memiliki 4 stasiun KA Lokal Merak yang masih beroperasi, diantaranya:
Selain itu, Kabupaten Serang juga memiliki 5 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan jalur tidak aktif, yaitu:
Ruas Jalan Tol
Lihat pula
Referensi
- ^ "SEJARAH SINGKAT KABUPATEN SERANG". Website Resmi Kabupaten Serang. 9 Oktober 2022. Diakses tanggal 9 Oktober 2022.
- ^ BPS Kabupaten Serang (2020). Statistik Daerah Kabupaten Serang 2020. BPS Kabupaten Serang. hlm. 1.
- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 9 Oktober 2022.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 9 Oktober 2022.
- ^ Biro Pusat Statistik, Jakarta, 2011.
- ^ Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2021.
- ^ "Statistics Indonesia". Biro Pusat Statistik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 September 2011. Diakses tanggal 22 Mei 2022.
- ^ "Padarincang, Banten, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 12 Agustus 2020.
- ^ "Baros, Banten, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 12 Agustus 2020.
- ^ "Ciruas, Banten, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 12 Agustus 2020.
- ^ "Pontang Legon, Banten, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 15 Agustus 2020.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 73 & 137. Diakses tanggal 24 September 2024.
- ^ BPS Kabupaten Serang (2020). Statistik Daerah Kabupaten Serang 2020. BPS Kabupaten Serang. hlm. 1.
- ^ Kode Pos Kabupaten Serang
- ^ Puskapol UI (11 November 2014). "Hasil Pemilu 2014 Provinsi Banten". Diakses tanggal 13 Maret 2019.
- ^ Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kab. Serang Diarsipkan 2011-03-05 di Wayback Machine.