Marie-Claire Barth

Revisi sejak 11 Desember 2022 05.18 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (top: clean up)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Marie-Claire Barth (lahir tahun 1927), terlahir dengan nama Marie-Claire Frommel, adalah seorang teolog Swiss yang pernah bertugas di Indonesia. Nama Barth yang disandangnya adalah nama keluarga suaminya Christoph Barth yang juga seorang teolog Perjanjian Lama, anak sulung teolog Protestan terkenal dunia Karl Barth.

Marie Claire Barth

Latar belakang

sunting

Marie-Claire dilahirkan pada 20 Februari 1927 di Jenewa, belajar teologi di Jenewa dan Zürich, Swiss.

Pekerjaan

sunting

Ia mula-mula bekerja selama dua tahun sebagai sekretaris dari Gerakan Mahasiswa Kristen dan kemudian sebagai seorang penerjemah di Dewan Gereja-gereja se-Dunia. Sementara bekerja di sana, seseorang menasihatinya untuk melamar ke Basel Mission karena di organisasi itu kecakapan dan kegemarannya untuk mendalami Alkitab akan sangat berguna. Pada saat yang bersamaan, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja di Indonesia (kini PGI), sedang mencari seseorang untuk membantu Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia dan menyebutkan nama Marie-Claire. Basel Mission menyetujuinya dan mendukung proyek ini. Karena itulah, pada 1956 Basel Mission mengutusnya ke Jakarta, Indonesia, sebagai misionaris. Sejak itu Indonesia menjadi tanah airnya yang kedua.

Pelayanan di Indonesia

sunting

Di Jakarta, Marie-Claire berjumpa dengan Christoph Barth yang saat itu mengajar sebagai dosen Perjanjian Lama di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Mereka kemudian menikah.

Di Indonesia, Marie-Claire banyak mengunjungi pemimpin-pemimpin gereja dan menjelaskan pentingnya pelayanan yang dilakukan oleh GMKI. Ia banyak mengembangkan program-program kepemimpinan dan bahan-bahan pendalaman Alkitab, meditasi dan doa syafaat. Di STT Jakarta ia membantu suaminya mengajar mata kuliah "Perjanjian Lama".

Kembali ke Eropa

sunting

Tahun 1965 Marie-Claire Barth dan keluarganya kembali ke Eropa. Christoph, suaminya, mengajar di Universitas Mainz di Jerman. Meskipun demikian pelayanan Marie-Claire terhadap bangsa Indonesia tetap berlanjut melalui pelayanannya terhadap komunitas Kristen Indonesia (Perki) dan perawat Indonesia yang bekerja di Jerman.

Pada 1979 keluarga Barth kembali ke Basel, dan Marie-Claire bekerja sebagai sekretaris dalam negeri di Basel Mission.

Pelayanan sekarang

sunting

Setelah Christoph meninggal dunia pada 1986, Marie-Claire kembali melayani di Indonesia meskipun bukan dalam bentuk pelayanan penuh seperti sebelumnya. Setiap tahun ia berkunjung ke Indonesia selama 3-4 bulan untuk mengajar di Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis (STT-GKE) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan beberapa seminari lainnya di Indonesia Timur (STT Tentena dan STT Abepura), khususnya dalam mengembangkan potensi kepemimpinan kaum perempuan di gereja dan dalam pendidikan teologi.

Hingga sekarang, setelah melayani di bidang pendidikan teologi selama lebih dari 50 tahun, Marie-Claire Barth masih aktif menulis bahan-bahan pendalaman Alkitab dan tafsiran Alkitab dalam bahasa Indonesia, menulis tentang teologi feminis, dan menerjemahkan teks-teks teologi (khususnya karya Karl Barth, mertuanya) serta menulis biografi tentang sejumlah tokoh perempuan Kristen Indonesia.

Bibliografi

sunting

Berikut ini adalah sebagian dari buku-buku yang pernah ditulisnya:

  • God with Us: A Theological Introduction to the Old Testament, ditulis bersama Christoph Barth
  • Tafsiran Yesaya 40-55
  • Tafsiran Yesaya 56-66
  • Tafsiran Mazmur, ditulis bersama B.A. Pareira
  • Hati Allah Bagaikan Hati Seorang Ibu: Pengantar pada Teologi Feminis
  • Doa-doa Perempuan
  • Teologi Perjanjian Lama, ditulis bersama Christoph Barth

Pranala luar

sunting