Tes kehamilan

alat uji kehamilan
Revisi sejak 17 Desember 2022 06.02 oleh Moedassir (bicara | kontrib) (Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.)


Tes kehamilan adalah sebuah tindakan untuk mencari tahu tentang adanya tanda-tanda hormon yang berasal dari plasenta, pada darah dan pada urine perempuan, sehingga dapat dipastikan adanya proses kehamilan.[2]

Tes kehamilan
Diagnostik
Sebuah alat tes kehamilan masa kini
MeSHD011258
MedlinePlus003432
Jan Steen, seorang dokter sedang mengunjungi perempuan untuk dicek kehamilannya (Lukisan abad 17). Adapun cara lain yang tidak begitu tepat, dengan mencelupkan pita ke dalam urine kemudian dibakar.[1]

Cara-cara tes kehamilan

Ada beberapa metode tes kehamilan sesuai dengan teknologi pada zaman masing-masing.[2]

  1. Test Ascheim-Zondek: dengan menyuntikkan urin pagi seorang perempuan kepada 4 tikus putih dewasa, jika perempuan yang diambil urinnya itu hamil, maka indung telor pada tikus itu akan membengkak, jenuh darah dan mudah mengalami pendarahan.[2]
  2. Test Friedman: menyuntikkan urin pagi kepada kelinci yang tidak hamil dan telah dikarantina selama tiga minggu, setelah itu kelinci dibedah dan diperiksa folikel yang berdarah, jika pecah, maka kehamilan perempuan positif.[2]
  3. Test imunologik: mencampur urine dengan serum anti human chorionic gonadotropin dan antigen terdiri satu pertikel yang dilapisi human chorionic gonadotropin masing-masing satu tetes, digoyang-goyang dan ditunggu hingga setengah menit, Kemudian dua tetes antigen ditambahkan pada campuran pertama, digoyang-goyang lagi. Jika tidak terjadi gumpalan maka hasilnya positif dan sebaliknya.[2]
  4. Test kodok jantan: Pastikan kodok jantan tidak mengandung spermatozoa, maka 5 ml urine wanita disuntikkan ke dalam kantong limfa kodok tersebut melalui dorsal, jika setelah satu jam diperiksa dan timbul cairan kloaka kodok jantan, maka hasilnya positif.[2]

Tes kehamilan urin mungkin positif pada sekitar 50% pasien dengan kehamilan ektopik.[3] Tes kehamilan serum lebih dapat dipercaya.[3] Pengurukan radioreseptor positif pada sekitar 90% perempuan ektopik.[3]

Rujukan

  1. ^ Clark, Stephanie Brown. (2005).Jan Steen: The Doctor's Visit.Literature, Arts, and Medicine Database. diakses 27 Mei 2007.
  2. ^ a b c d e f (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3524
  3. ^ a b c (Indonesia)Kapita Selekta., Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC, hal. 191 [1]

Pranala luar