Suku Siger

perhiasan kepala asal pulau Sumatera yang umumnya dikenakan oleh etnis (Pepadun, Saibatin–Lampung)

Siger (dari bahasa Sunda: ᮞᮤᮌᮦᮁ, translit. sigeur) merupakan perhiasan kepala khas Indonesia (yang biasanya dikenakan oleh wanita) yang umumnya dibuat dari bahan logam, terkadang berbentuk menyerupai fauna (umumnya kerbau dan merak), memiliki lekukan, dan terkadang dihiasi dengan batu permata.

Berkas:Saibatin dan Pepadun.jpg
Siger khas masyarakat etnis Lampung
Siger khas masyarakat etnis Jawa
Siger khas masyarakat etnis Sunda
Representasi siger dalam wayang golek

Terminologi

Istilah "siger" merupakan sebuah kata serapan dalam bahasa Indonesia yang diserap dari pengistilahan bahasa Sunda: ᮞᮤᮌᮦᮁ, translit. sigeur, yang memiliki arti "belah". Istilah tersebut berserumpun dengan bahasa Jawa: ꦱꦶꦒꦂ, translit. sigar dan Bali: ᬲᬶᬕᬃ, translit. sigar yang memiliki arti sama. Istilah ini kemudian diperkenalkan oleh masyarakat Sunda ke daerah lainnya di sekitar Selat Sunda (utamanya Lampung) yang kemudian dikenali sebagai   sigekh dalam bahasa Lampung dan sigokh dalam bahasa Abung.

Signifikansi

Secara umum, siger dikenakan dalam berbagai acara sakral yang menonjolkan segi kebudayaan, salah satu contohnya yakni lazim digunakan dalam prosesi seremonial pernikahan.

Etnis Lampung

Pada masyarakat Lampung yang beradat pepadun, siger yang digunakan berjumlah sembilan lekuk atau biasa disebut sigekh lekuk siwo. Siger pada masyarakat pepadun ini melambangkan sembilan marga yang terdapat pada abung (Abung Siwo Megou). Sementara, pada masyarakat Lampung yang beradat saibatin jumlah lekuknya ada tujuh atau disebut dengan sigokh lekuk pitu. Lekukan yang berjumlah tujuh ini merupakan perlambang dari tujuh gelar (adok) dalam masyarakat saibatin.[1]

Simbol Lambang Lampung siger bisa ditemukan di hampir semua tempat di provinsi ini, termasuk di daerah-daerah kantong transmigrasi, sebagai lambang keagungan budaya.

Lihat juga

Pranala luar

  1. ^ Ciciria, Deri (2015-09-03). "Siger Sebagai Wujud Seni Budaya Pada Masyarakat Multietnik di Provinsi Lampung". Panggung. 25 (2). doi:10.26742/panggung.v25i2.8. ISSN 2502-3640.