Penyerbukan terbuka

Revisi sejak 27 Desember 2022 08.21 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Penyerbukan terbuka, penyerbukan bebas, atau persarian bebas (bahasa Inggris: open-pollination) adalah penyerbukan terhadap bunga yang sudah mekar oleh serbuk sari dari berbagai bunga secara bebas.[1] Perkawinan melalui penyerbukan terbuka juga disebut kasmogami (bahasa Latin: chasmogamie[1]).

bunga betina jagung, contoh bunga yang melakukan penyerbukan terbuka

Secara biologi, istilah ini berlawanan dengan penyerbukan tertutup atau tersembunyi (kleistogami, cleistogamie).[2] Penyerbukan terbuka dapat terjadi apabila putik dan serbuk sari masak setelah bunga mekar (anthesis) pada waktu yang bersamaan.[3] Penyerbukan ini dapat terjadi baik di antara putik dan serbuk sari bunga yang sama maupun berbeda.[3] Sebagian besar penyerbukan bebas akan berakibat pada penyerbukan silang (cross-pollination), yaitu serbuk sari dari suatu bunga menyerbuki putik pada bunga lain.[4] Bunga yang melakukan penyerbukan terbuka sering kali disepadankan dengan peristiwa penyerbukan silang dengan tersedianya serbuk sari yang bebas menyerbukkan.[2] Pada gandum, kepala sari pecah sebelum bunga membuka sehingga sedikit jumlah serbuk sari yang beterbangan.[5] Secara morfologi, bunga gandum tergolong kasmogami tetapi karena karakteristik benang sarinya, lebih sering terjadi penyerbukan sendiri (antara serbuk sari dan putik dalam satu bunga).[5]

Tipe penyerbukan

sunting

Beberapa tipe penyerbukan yang mungkin terjadi pada tumbuhan yang melakukan penyerbukan terbuka adalah:[3]

Autogami

sunting

Autogami dikenal juga dengan istilah pembuahan sendiri (self-fertilization) yaitu pembuahan yang dihasilkan dari sel telur dan sperma dari tumbuhan yang sama.[6]

Geitonogami

sunting

Pada beberapa spesies tumbuhan, bunga tidak dapat membentuk bakal buah atau bakal biji ketika penyerbukan dan pembuahan dihasilkan oleh serbuk sari dan putik dari bunga yang sama.[7] Dengan demikian untuk dapat menghasilkan biji penyerbukan terjadi di antara serbuk sari dengan putik pada bunga yang berbeda tetapi dalam satu tumbuhan, peristiwa ini disebut geitonogami.[7] Geitonogami dapat terjadi pada bunga sempurna maupun pada bunga yang tak sempurna tetapi berumah satu (monoecious).[7]

Alogami

sunting

Alogami disebut juga penyerbukan silang, merupakan peristiwa pembuahan yaitu bertemunya sperma dari serbuk sari dengan sel telur dalam bakal biji, istilah lainnya ialah pembuahan silang (cross-fertilization).[6]

Xenogami

sunting

Xenogami berasal dari bahasa latin xenos yang berarti aneh dan gamos yang berarti pernikahan yang digunakan untuk menyebut peristiwa penyerbukan di antara bunga yang berasal dari tanaman yang berbeda jenis.[3] Xenogami dapat terjadi dalam dua cara: secara alami pada suatu bunga putik masak satu atau dua hari lebih dulu daripada benang sari dan pada tanaman yang bunga jantan dan betinanya terpisah pada tanaman yang lain (dioecious).[8]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Tim Penyusun Kamus PS (2005). Kamus Pertanian Umum. Jakarta: Penebar Swadaya. hlm. 378. ISBN 9794893471. 
  2. ^ a b Culley Theresa M (2002). "Reproductive Biology and Delayed Selfing in Viola Pubescens (Violaceae), an Understory Herb with Chasmogamous and Cleistogamous Flowers" (PDF). 163(1):113-122. The University of Chicago: Int. J. Plant Sci. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-04-19. Diakses tanggal 18 April 2014. 
  3. ^ a b c d "Penyerbukan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya". Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Diakses tanggal 18 April 2014. 
  4. ^ Jasieniuk Marie & Lechowicz Martin J (1987). "Spatial and Temporal Variation in Chasmogamy and Cleistogamy in Oxalis Montana (Oxalidaceae)" (PDF). 74(11):1672-1680. Canada: Amer. J. Bot. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-03-08. Diakses tanggal 18 April 2014. 
  5. ^ a b R. W. Allard (1966). Principle of Plant Breeding. United States of America: John Wiley $ Sons, Inc. hlm. 33. 
  6. ^ a b Poehlman JM (1987). Breeding Field Crops. New York: Springer Science+Business Media, LCC. hlm. 30. ISBN 9789401572736. 
  7. ^ a b c "Testing for geitonogamy (selfing within the same plant)". Switzerland: Coloss Institute of Bee Health University of Bern Schwarzenburgstrasse. 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-18. Diakses tanggal 2014-04-18. 
  8. ^ Bijan Dehgan & Grady L. Webster (1979). Morphology and Infrageneric Relationships of the Genus Jatropha (Euphorbiaceae). California: University of California Press. hlm. 28. ISBN 0520095855.