Kempek, Gempol, Cirebon

desa di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
Revisi sejak 29 Desember 2022 10.48 oleh M.Ghiyats (bicara | kontrib)

Kempek adalah salah satu desa di kecamatan Gempol, kabupaten Cirebon, provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Pada tahun 1908 berdiri sebuah pesantren yang di dirikan oleh seorang ulama besar bernama Mbah Kyai Harun. Beliau adalah salah satu putra dari Mbah Kyai Abdul Jalil, bertempat tinggal di Kedongdong dan berasal dari Pekalongan Jawa Tengah dengan nama asli Kyai Mardan, diberi nama Pondok Pesantren Kempek (sesuai dengan nama asli desanya, tanpa embel-embel nama lain).

Kempek adalah nama sebuah desa yang berada kira-kira 15 Km, kearah Barat dari pusat kota Cirebon, yang termasuk wilayah Kawedanan Palimanan. Sejak tahun 2004, desa Kempek masuk dalam wilayah pemekaran Kecamatan Gempol bersama 14 desa lainnya. Ketika menetap di kedongdong Mbah Kyai Abdul Jalil menikah dengan seorang perempuan dari daerah Sunda yang dikenal dengan sebutan Nyai Kamali. Dari hubungan pernikahan ini lahirlah putra-putri beliau a'lim al-A'lamah, diantaranya Kyai Kamali, Nyai A'isyah dan Kyai Harun.

Biografi KH. Oemar Sholeh.

Beliau memiliki nama kecil yaitu Umar Mahdlor, Beliau dilahirkan dilingkungan pondok peantren kempek pada 12 Februari 1922. KH. Oemar Sholeh adalah salahsatu dari putera K.Harun pendiri Pondok Pesantren Kempek.

Yayasan Kiai Haji Aqiel Siroj (KHAS) Pondok Pesantren Kempek Cirebon merupakan yayasan yang berkonsentrasi pada pendidikan dengan berbasis pada nilai-nilai salaf. Dalam perkembangannya, lembaga ini mempunyai peran yang cukup signifikan dalam membentuk insan yang berwawasan ilmiah dan berakhlakul karimah sehingga menjadikan Pondok Pesantren Kempek tetap survival dan eksis serta menjadi alternatif bagi orang tua untuk memberikan pendidikan terbaik bagi putra-putrinya.

Sejarah Singkat

Tahun 1908

Pondok Pesantren Kempek didirikan oleh Mbah KH. Harun pada tahun 1908. Kemudian diteruskan oleh putra beserta menantunya dan sekarang diasuh oleh cucunya, yaitu KH. Muhammad Nawawi Umar. Pada awal berdiri diajarkan kitab kuning dan ilmu shorof serta diperkenalkan al-Qur’an ala Kempekan.

Tahun 1993

Untuk lebih menunjang lagi sistem pendidikan pondok pesantren kempek, maka didirikanlah sebuah lembaga bernama Lajna At-Tarbiyyah Wat-Ta'lim Wats-Tsaqoofah disingkat Lajnah T3 atau LT3.

Ketika melihat banyaknya waktu santri yang terbuang, Kang Aziz berinisiatif untuk memperbaiki kondisi pengajian di pondok pesantren kempek tersebut. Keinginan tersebut disampaikan lepada para kiyai dan ustadz pondok pesantren kempek yang juga paman-paman atau saudara -saudara sepupunya.

Tahun 1960

Untuk mengefektifkan penanganan pendidikan, pada tahun 1960 KH. Aqiel Siroj, menantu sang muassis, mendirikan Majlis Tarbiyatul Mubtadi-ien (MTM) yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari sistem Pesantren Kempek. Beliau mengkaji kitab kuning takhossus ilmu nahwu.

Tahun 1990

Setelah beliau wafat tahun 1990, MTM dipimpin oleh putra tertuanya, Buya H. Ja’far Shodiq Aqiel Siroj. Pada tahun 1995, didirikan Yayasan KHAS (Kiai Haji Aqiel Siroj), dibuka pula Kejar Paket B (1994), MTs Terbuka (1996), kemudian berdiri sekolah reguler; MTs, MA dan SMP dan sebagai wahana silaturrahmi dan transformasi ilmu, dibukalah Ma’had Al-Ghazier (2009).

Tahun 2014 – Sekarang

Sepeninggal Buya H. Ja’far Shodiq Aqiel Siroj (wafat 01 April 2014), Pesantren diteruskan oleh adiknya, KH. Muh. Musthofa Aqiel Siroj bersama Prof. DR. KH. Said Aqiel Siroj, KH. Ahsin Syifa Aqiel Siroj (wafat 12 April 2015) dan KH. Ni’amillah Aqiel Siroj. Kini nama MTM berganti menjadi Pondok Pesantren KHAS Kempek dengan tetap melestarikan idiom MTM menjadi Madrasah Tahdzibul Mutsaqqofiin. Sebuah madrasah berbentuk klasikal dengan kurikulum lokal pesantren. Sekarang MTM sedang proses mu’adalah (penyetaraan) bekerja sama dengan Al-Azhar Cairo Mesir.

Saat ini, sedang dipersiapkan pengembangan kawasan Ponpes KHAS IV, sekitar 1 (satu) km sebelah barat pesantren lama. Kawasan ini akan dibangun; Asrama santri, Hunian guru dan ustadz, Gedung STIKES, STAI dan SMK beserta sarana pendukungnya. (KHASMedia)