Indra Karya
PT Indra Karya (Persero) adalah salah satu badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang konsultansi. Selain kantor pusat di Jakarta, perusahaan ini juga memiliki sejumlah divisi yang berkantor di Malang, Semarang, dan Jakarta.[2]
Badan usaha milik negara | |
Industri | Konsultansi |
Didirikan | 29 Maret 1961 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Milfan Rantawi[1] (Direktur Utama) Jarot Widyoko[1] (Komisaris Utama) |
Produk | Air minum dalam kemasan |
Merek | Infresh |
Jasa | |
Pendapatan | Rp 191,112 milyar (2019)[2] |
Rp 10,520 milyar (2019)[2] | |
Total aset | Rp 241,589 milyar (2019)[2] |
Total ekuitas | Rp 81,978 milyar (2019)[2] |
Pemilik | Pemerintah Indonesia |
Karyawan | 400 (2020)[3] |
Situs web | www |
Sejarah
Perusahaan ini memulai sejarahnya pada masa pendudukan Belanda di Indonesia sebagai sebuah perusahaan konstruksi ketenagalistrikan dengan nama CV Indonesian Electrical and Mechanical Engineers and Contractors (INDEMEC). Pada tanggal 29 Maret 1961, pemerintah Indonesia resmi menasionalisasi perusahaan ini menjadi sebuah perusahaan negara (PN) dengan nama PN Indra Karya.[4] Pada tahun 1970, pemerintah mengubah status perusahaan ini menjadi persero, dengan berkantor pusat di Malang.[5] Pada tahun 1978, untuk mendukung proyek pengembangan infrastruktur di Sungai Brantas, bisnis perusahaan ini juga diubah dari konstruksi ketenagalistrikan menjadi konsultansi konstruksi ketenagalistrikan.
Pada tahun 1981, perusahaan ini memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta, dengan menyewa sebuah bangunan di Tebet, Jakarta Selatan. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga mendapat penguatan dari Departemen Pekerjaan Umum berupa 23 orang tenaga ahli yang sebelumnya bertugas di Proyek Brantas. Setahun kemudian, perusahaan ini juga mendapat tambahan modal berupa sebidang tanah di Jl. MT. Haryono kav. 9, Jakarta yang sebelumnya dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum.[6] Pada tahun 1988, perusahaan ini mulai membangun gedung kantor pusat baru di atas lahan tersebut, dan akhirnya selesai dua tahun kemudian. Pada tahun 1999, perusahaan ini membuka kantor cabang baru di Pekanbaru dan Banjarmasin.
Pada tahun 2010, perusahaan ini mengerjakan proyek pertamanya di luar Indonesia, yakni proyek pembukaan sawah seluas 15.000 hektar di Papua Nugini. Pada tahun 2013, perusahaan ini berekpansi ke bisnis perancangan gasifikasi batubara melalui kerja sama dengan Kementerian ESDM, serta merancang iradiator nuklir milik BATAN. Pada tahun 2016, bersama Hutama Karya, perusahaan ini mulai membangun Menara HK di Cawang, yang rencananya menjadi kantor pusat dari kedua perusahaan tersebut. Pada tahun 2020, perusahaan ini membuka pabrik AMDK bermerek Infresh di Jakarta Industrial Estate Pulogadung.[2][7]
Referensi
- ^ a b "Komisaris & Direksi". Indra Karya (Persero). Diakses tanggal 30 September 2021.
- ^ a b c d e f "Laporan Tahunan 2019". Indra Karya (Persero). Diakses tanggal 30 September 2021.
- ^ "Who We Are" (dalam bahasa Inggris). Indra Karya (Persero). Diakses tanggal 30 September 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 57 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 30 September 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 1970" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 30 September 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1982" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 13 November 2022.
- ^ "Milestone". Indra Karya (Persero). Diakses tanggal 30 September 2021.
Pranala luar
- Situs resmi
- Profil di portal BUMN RI Diarsipkan 2018-08-15 di Wayback Machine.