Kontrol semu

Revisi sejak 6 Januari 2023 05.50 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (clean up, added orphan tag)


Kontrol semu atau ilusi kontrol (bahasa Inggris: illusion of control) merupakan kecenderungan seseorang untuk meyakini memiliki kemampuan mempengaruhi hasil yang berada di luar jangkauan misalnya, pengaruh yang dirasakan atas hasil yang sebagian besar ditentukan oleh kebetulan.[1] Istilah ini dicetuskan oleh Ellen Langer, seorang psikolog asal Amerika Serikat. Kontrol semu dianggap berperan dalam bertumbuhnya kepercayaan terhadap takhayul, perilaku perjudian, dan paranormal. Mengenakan sesuatu yang dianggap dapat "membawa" keberuntungan juga merupakan salah satu bentuk dari kontrol semu.[2]

Demonstrasi

Kontrol semu ditunjukkan melalui tiga demonstrasi berbeda: 1) observasi perilaku dalam permainan, 2) eksperimen laboratorium, dan 3) laporan diri tentang perilaku dunia nyata.

Observasi perilaku dalam permainan

Ellen Langer melakukan studi program kontrol semu pertama yaitu mengenai observasi perilaku dalam permainan. Pendekatan ini bertujuan untuk meneliti persepsi masyarakat mengenai kemungkinan untuk meraih hasil yang diinginkan ketika berada dalam kondisi yang melibatkan kebetulan dan disertai dengan elemen keterampilan.[3] Dalam penelitiannya, beberapa orang diizinkan untuk memilih tiket lotre mereka sendiri, dan yang lain mendapatkan tiket yang dipilihkan untuk mereka. Kemudian, semua peserta diberi kesempatan untuk menukarkan tiket mereka dengan satu lotre yang menurut mereka memiliki peluang menang lebih besar. Peserta yang telah memilih nomor tiket lotre sendiri cenderung tidak memilih untuk menukar tiket. Mereka beranggapan bahwa memilih tiket sendiri meningkatkan peluang untuk menang.[4] Melalui tindakan memilih tiket sendiri, partisipan merasa memiliki kendali atas hasil lotre.[5]

Eksperimen laboratorium

Alloy dan Abramson (1979) memperluas studi tentang kontrol semu dengan memanipulasi faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol semu dan mengukur penilaian kontrol partisipan. Dalam penelitian mereka, para partisipan mencoba menyalakan lampu dengan menekan sebuah tombol. Para partisipan diberitahu bahwa tombol mungkin dapat mengontrol lampu, tetapi, pada kenyataannya, tidak ada hubungan antara tindakan peserta dengan lampu yang menyala. Lampu diprogram untuk menyala 25% atau 75% dari percobaan. Namun, ketika lampu menyala lebih sering (75%), asumsi kontrol pribadi atas timbulnya lampu lebih tinggi.[3][5]

Perilaku yang dilaporkan sendiri

Demonstrasi ketiga melalui laporan perilaku yang dilakukan oleh partisipan. Misalnya, McKenna (1993) menggunakan isu keselamatan mengemudi dengan meminta partisipan untuk menilai kemungkinan terjadinya kecelakaan di jalan dengan keterlibatan mereka sebagai penumpang atau pengemudi.[4] Partisipan beranggapan bahwa kemungkinan kecelakaan lebih rendah ketika mereka menjadi pengemudi. Skenario tinggi dan rendahnya kontrol pengemudi akan kecelakaan digunakan dalam studi kasus kedua. Melalui studi kasus tersebut, partisipan menilai bahwa dengan kontrol pengemudi yang tinggi (misalnya, ketika mengemudikan kendaraan di belakang mobil lain) dapat menghindari kecelakaan, dibandingkan dengan kontrol pengemudi yang rendah (misalnya, ditabrak dari belakang).[3]

Faktor penyebab

Melalui penelitian, tercatat tidak semua orang melebihkan kendali mereka. Kontrol semu atau ilusi kontrol terjadi pada orang-orang yang mengalami dan memiliki beberapa faktor situasional yang mempengaruhi pola pikir mereka. Faktor situasional tersebut meliputi keterlibatan secara pribadi, keakraban atau kesan yang familiar, pengetahuan sebelumnya mengenai hasil yang diinginkan, dan keberhasilan dalam memecahkan masalah.[5]

Referensi

  1. ^ Fast, Nathanael J.; Gruenfeld, Deborah H; Sivanathan, Niro; Galinsky, Adam D. (2009-04). "Illusory Control: A Generative Force Behind Power's Far-Reaching Effects". Psychological Science (dalam bahasa Inggris). 20 (4): 502–508. doi:10.1111/j.1467-9280.2009.02311.x. ISSN 0956-7976. 
  2. ^ "What Is the Illusion of Control?". Verywell Mind (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-16. 
  3. ^ a b c Cognitive illusions : a handbook on fallacies and biases in thinking, judgement and memory. Internet Archive. New York, NY : Psychology Press. 2004. ISBN 978-1-84169-351-4. 
  4. ^ a b Langer, Ellen J. (1975). "The illusion of control". Journal of Personality and Social Psychology (dalam bahasa Inggris). 32 (2): 311–328. doi:10.1037/0022-3514.32.2.311. ISSN 0022-3514. 
  5. ^ a b c Thompson, Suzanne C. (1999). "Illusions of Control: How We Overestimate Our Personal Influence". Current Directions in Psychological Science. 8 (6): 187–190. ISSN 0963-7214.