FIS

partai politik di Aljazair

FIS (bahasa Prancis:Front Islamique du Salut, Front Keselamatan Islam) ialah partai politik (parpol) di al-Jazair berideologi Islam.

Sejarah

Sampai tahun 1988, satu-satunya parpol di al-Jazair ialah partai pemerintah, FLN. Setelah terjadi pemberontakan dan penentangan terhadap pemerintahan dan FLN, Presiden al-Jazair saat itu Chadli Benjedid-yang notabene merupakan SekJen FLN-melakukan reformasi dengan mengizinkan berdirinya berbagai parpol baru. Pada 1989 berdirilah FIS atas desakan masyarakat yang mayoritas Muslim. Mereka kecewa sebab satu-satunya partai yang dibentuk pada masa Presiden Boumedienne yakni FLN yang berasaskan sekular gagal mewujudkan kemajuan.

Sebagai parpol Islam wajarlah FIS kemudian mengangkat isu seputar Islam. FIS menyodorkan program-program yang memikat simpati masyarakat al-Jazair seperti ekonomi kerakyatan, mendukung terwujudnya kehidupan yang lebih Islami, demokratisasi, dan pemerintahan yang lebih dekat kepada negara-negara Islam dibanding Barat. Dalam waktu yang singkat FIS berhasil menarik simpati masyarakat al-Jazair yang mayoritas Islam. Hasilnya pada pemilu putaran pertama 20 Juni 1991, FIS memenangkan 54% suara dan mendapat 188 (81%) kursi di parlemen. Umat Islam al-Jazair menyambut gembira kemenangan ini dan berharap FIS memenangkan pemilu putaran kedua. Sesuai dugaan, pada pemilu putaran kedua Desember 1991, FIS menang besar. Kemenangan FIS pada pemilu putaran I dan II menunjukkan jika rakyat al-Jazair menginginkan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik dan Islami. Sudah cukup visi dan misi FIS menerapkan Islam. Namun, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya.

Diawali 11 Januari 1992 saat Presiden Chadli Benjedid mengundurkan diri setelah partainya kalah dalam pemilu atas desakan sebagian anggota kabinetnya, terutama pihak militer. Mereka tak rela jika sebuah parpol Islam memimpin di sana sebab membahayakan kedudukannya. Kemudian penguasa militer membubarkan parlemen al-Jazair dan membatalkan hasil pemilu. Lalu militer melalui Mohammed Boudiaf mendirikan Dewan Tinggi Negara yang menjalankan pemerintahan sementara dan menyatakan al-Jazair dalam keadaan darurat. Dewan Tinggi Negara ini menjadi penguasa baru al-Jazair. Pengadilan yang direkayasa memberangus FIS dan menjadikannya sebagai parpol terlarang, ribuan orang baik anggota maupun pendukungnya ditangkap, dipenjara, dan sebagian lainnya ditindas, dianiaya, hingga dibunuh. Pemimpin FIS Abassi Madani dan Ali Belhaj dipenjarakan. Namun akhirnya Mohammed Boudiaf tewas di tangan Letnan Mohammed Bumaaraf yang berusia 26 tahun.

Pranala Luar

Situs FIS