Wicara publik

Revisi sejak 18 Januari 2023 07.13 oleh Todd Unctious (bicara | kontrib) (penambahan glossophobia diadaptasi dari Wikipedia bahasa Inggris)

Berbicara di depan umum adalah salah satu teknik atau seni berbicara yang harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik perhatian audiens.[1] Untuk menarik perhatian audiens, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pembicara selain persiapan materi yang matang, yaitu:

  1. Mempersiapkan mental dengan baik, yakni dengan memahami kondisi ruangan dan psikologis audiensnya.
  2. Berlatih dengan baik dan teratur di depan cermin, dengan maksud agar pembicara mampu melihat mimik dan ekspresi mukanya.
  3. Menyesuaikan penampilan fisik sebelum tampil di atas panggung.
  4. Berupaya untuk menjadi diri sendiri.
  5. Menyelipkan humor-humor atau cerita lucu di antara pembicaraan yang disampaikan, sehingga pendengar tidak merasa bosan.
Contoh berbicara di depan umum

Persiapan yang baik akan membantu pembicara mengantisipasi gangguan yang akan muncul ketika seseorang berbicara di depan umum. Gangguan tersebut diantaranya adalah kurang antusiasnya audiens untuk memperhatikan pembicaraan yang disampaikan, tidak mendukungnya suasana ruangan, dan karateristik audiens yang di luar perkiraan.

Glossophobia

Ketakutan berbicara di depan umum, dikenal sebagai glossophobia[2] atau kecemasan berbicara di depan umum, sering disebut sebagai salah satu fobia yang paling umum.[2][3]

Namun, ketakutan yang dialami saat berbicara di depan umum dapat disebabkan oleh beberapa hal,[2] seperti, sifat individu, kebaruan, orientasi kognitif dan karakteristik penonton.[3]

Referensi

  1. ^ Public Speaking adalah Seni Berbicara[pranala nonaktif permanen]. Diakses 9 Juni 2010.
  2. ^ a b c Black, Rosemary (2018-06-04). "Glossophobia (Fear of Public Speaking): Are You Glossophobic?". psycom.net. Diakses tanggal 2019-07-11. 
  3. ^ a b Ireland, Christopher (2020). "Apprehension felt towards delivering oral presentations: a case study of accountancy students". Accounting Education. 29 (3): 305–320. doi:10.1080/09639284.2020.1737548.