Dikandung Tanpa Noda
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. |
Dikandung Tanpa Noda (Bahasa Latin: Immaculata Conceptio) adalah, menurut dogma Gereja Katolik Roma, kepercayaan bahwa Maria dikandung tanpa noda ("macula" dalam Bahasa Latin) dosa asal apapun. Dogma ini kemudian menyebutkan bahwa dari saat pertama keberadaannya, ia dijaga oleh Tuhan dari segala kehilangan kekudusan yang merundung umat manusia, dan sebaliknya ia dipenuhi dengan rahmat Ilahi. Lebih jauh lagi dipercaya bahwa Maria kemudian menjalani kehidupannya terbebas sepenuhnya dari dosa.[1] Dalam kata-kata Paus Pius XII dalam Mystici Corporis, "ia terbebas dari segala dosa pribadi maupun turunan".[2] Pembuahannya yang tanpa noda dalam rahim ibunya (yang terjadi dari hubungan seksual yang normal, harus dibedakan dengan doktrin Kelahiran Yesus dari Perawan.
Pesta perayaan Maria Dikandung Tanpa Noda yang dirayakan tiap tanggal 8 Desember diresmikan sebagai sebuah pesta perayaan umum Gereja pada tahun 1476 oleh Paus Siktus IV. Ia tidak membuat doktrin tersebut sebagai sebuah dogma sehingga membiarkan umat Katolik Roma untuk bisa percaya atau tidak tanpa resiko dituduh menentang ajaran gereja. Kebebasan ini ditegaskan sekali lagi oleh Konsili Trento. Keberadaan pesta perayaan ini adalah sebuah tanda kuat mengenai kepercayaan Gereja atas Maria Dikandung Tanpa Noda, bahkan jauh sebelum peresmiannya sebagai sebuah dogma di abad ke-19.
Dalam Gereja Katolik Roma, Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda adalah sebuah hari suci wajib, kecuali di beberapa tempat dimana konferensi para uskup setempat telah memutuskan untuk tidak mewajibkannya, setelah disetujui oleh Tahta Suci. Hari raya ini merupakan hari libur publik di beberapa negara dengan mayoritas penduduk beragama Katolik Roma, seperti Italia. Di Filipina, walau disana tidak diperingati sebagai hari libur publik, semua sekolah Katolik merayakannya sehingga seakan-akan menjadikan hari itu seperti hari libur.
Dikandung Tanpa Noda secara resmi dinyatakan sebagai sebuah dogma oleh Paus Pius IX melalui konstitusi apostiliknya, Ineffabilis Deus, pada tanggal 8 Desember 1854. Gereja Katolik Roma percaya bahwa dogma ini didukung oleh Kitab Suci (misalnya Maria disapa oleh Malaikat Gabriel sebagai yang "penuh rahmat" atau yang "sangat dicintai"), oleh tulisan-tulisan Bapa-bapa Gereja baik secara langsung maupun tidak langsung, dan juga oleh sensus fidei yang seringkali menggelari Maria sebagai Sang Perawan Suci (Injil Lukas) 1:48). Teologi Katolik menyatakan bahwa, oleh karena Yesus menjadi daging di dalam tubuh Sang Perawan Maria, adalah suatu hal yang masuk akal apabila Maria bebas dari segala dosa sehingga ia bisa menyatakan penyerahan dirinya atas kehendak Ilahi.(Ott, Fund., Bk 3, Pt. 3, Ch. 2, §3.1.e).
Bagi Gereja Katolik Roma, dogma Dikandung Tanpa Noda menjadi semakin penting setelah penampakannya di Lourdes pada tahun 1858. Di Lourdes seorang gadis berusia 14 tahun, Bernadette Soubirous, menyatakan bahwa seorang wanita cantik muncul di hadapannya. Wanita tersebut memperkenalkan dirinya sebagai "Yang Dikandung Tanpa Noda" dan para umat percaya bahwa wanita tersebut adalah Perawan Suci Maria.
Dalam hal ini, dogma Katolik Roma mengenai Dikandung Tanpa Noda yang dikeluarkan oleh Paus Pius IX ini juga dipandang sebagai sebuah contoh penting dari penggunaan sensus fidelium yang berkembang di tengah-tengah umat dan Magisterium, tidak hanya bersandar sepenuhnya pada Kitab Suci dan tradisi.[3] Vatikan mengutip mengenai hal ini dalam Fulgens Corona dimana Paus Pius XII mendukung kepercayaan semacam itu:
- Apabila pemujaan masyarakat kebanyakan pada Sang Perawan Suci Maria diberikan perhatian seksama sesuai dengan haknya, siapa yang berani meragukan bahwa Ia, yang lebih suci daripada para malaikat dan selalu suci selamanya, pernah sekali waktu, bahkan dalam saat yang paling pendek sekalipun, tidak terbebaskan dari noda dosa?[4]
Saat ini, tradisi Katolik Roma memiliki sebuah filosofi yang benar-benar terbentuk mengenai penelitian Dikandung Tanpa Noda dan penghormatan pada Perawan Suci Maria melalui bidang Mariologi dengan sekolah-sekolah Kepausan seperti Marianum yang secara khusus didirikan untuk tujuan tersebut.[5][6][7]
Referensi
- ^ Council of Trent Denzinger Enchiridion Symbulorum, definitionum et declarationum , Freiburg, 1957, document 833,
- ^ Pius XII, Encyclical Mystici Corporis, 1943 in Dentzinger, D2291
- ^ Agenzia Fides - Congregazione per l'Evangelizzazione dei Popoli
- ^ Fulgens Corona, 10
- ^ Mariology Society of America http://mariologicalsocietyofamerica.us
- ^ Centers of Marian Study http://www.servidimaria.org/en/attualita/promotori2/promotori2.htm
- ^ Publisher’s Notice in the Second Italian Edition (1986), reprinted in English Edition, Gabriel Roschini, O.S.M. (1989). The Virgin Mary in the Writings of Maria Valtorta (English Edition). Kolbe's Publication Inc. ISBN 2-920285-08-4
Lihat pula
Pranala luar
- Ineffabilis Deus (Apostolic Constitution of Pope Pius IX defining the dogma of the Immaculate Conception)
- St. Alphonsus Liguori's writing on the Immaculate Conception in his book Glories of Mary
- Catholic Encyclopedia entry on the Immaculate Conception
- Catholic Encyclopedia entry on Original Sin
- The Immaculate Conception. A study by a Melkite archimandrite
- The Immaculate Conception of the Mother of God based on Juniper Carol's Mariology and William Bernard Ullathornee's book
- "St. Augustine and Original Sin" — a short article on the different understandings of Original Sin in Eastern and Western Christianity, without distinguishing Protestant theology from Roman Catholic. The latter holds that "original sin does not have the character of a personal fault in any of Adam's descendants" (Catechism of the Catholic Church, 405).
- Eastern Catholic arguing Immaculate Conception in Scripture and Tradition