Sastra klasik

Revisi sejak 21 Januari 2023 09.36 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (clean up, added underlinked tag)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Sastra Klasik atau yang lebih dikenal dengan sastra tradisional merupakan sebuah karya sastra yang diciptakan sebelum masuknya unsur terbaru sastra. Sastra klasik merupakan sastra yang berkembang sebelum tahun 1920-an (sebelum lahirnya Angkatan Balai Pustaka). Pada saat sastra klasik hadir, masyarakat masih terikat oleh adat istiadat dan masih sederhana.[1]

Ciri-ciri

sunting

Ciri-ciri sastra klasik, yaitu:[1]

  • Penyebarannya dilakukan dari mulut ke mulut karena pergerakan zaman dahulu sangat lambat.
  • Menggunakan anonim (tidak diketahui namanya),karena hanya sedikit orang yang mengikuti popularitas sehingga penulis berfokus pada pembuatan karya yang berfokus pada fungsionalitas cerita.
  • Perkembannya secara statis, lambat dan terbatas pada kelompok tertentu,
  • berkembang dalam banyak versi yang disebabkan karena penyampaian cerita yang secara lisan, seperti cerita mitis atau asalusul Melayu.
  • Bersifat pralogis yaitu cerita yang disajikan tidak dapat dinalar dengan akal.
  • Menggunakan ungkapan klise (formulazired).

Bentuk-bentuk

sunting

Bentuk-bentu sastra klasik, antara lain:[1]

  • Mantra, adalah bentuk puisi yang dikaitkan dengan hal gaib atau mistis.
  • Pantun, adalah sajak yang bentuk terdiri dari empat baris. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
  • Pantun berkait, disebut juga pantun berantai atau seloka merupakan jenis pantun yang terdiri atas beberapa bait yang saling berkorelasi (sambung menyambung).
  • Talibun, adalah pantun yang terdiri dari enam, delapan, atau sepuluh baris.
  • Pantun kilat, disebut juga karmia merupakan pantun yang terdiri dari dua baris. baris pertama sampiran, sedangkan baris kedua isi.
  • Gurindam, adalah sajak peribahasa yang terdiri dari dua baris yang berirama.
  • Syair, adalah bentuk puisi klasik akibat pengaruh budaya Timur Tengah (Arab).
  • Peribahasa, merujuk pada kelompok kata yang umumnya digunakan untuk mengiaskan maksud tertentu. Peribahasa terdiri dari nasihat, sindiran, dan pujian.
  • Teka-teki, adalah cerita pendek yang menuntut adanya sebuah jawaban.

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Kosasih, E (2019). Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. hlm. 13. ISBN 978-979-077-006-5.