Tanah Abang, Jakarta Pusat
Tanah Abang adalah salah satu kecamatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat, Provinsi D.I Jakarta, Indonesia. Luas wilayah kecamatan Tanah Abang sekitar 9,30 km² dan memiliki penduduk berjumlah 147.788 jiwa di tahun 2019, di mana laki-laki berjumlah 74.450 jiwa dan perempuan 73.338 jiwa.[3]
Tanah Abang | |||||
---|---|---|---|---|---|
Koordinat: 6°11′49″S 106°48′47″E / 6.197°S 106.813°E | |||||
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | D.I Jakarta | ||||
Kota Administrasi | Jakarta Pusat | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Dicky Suherlan[1] | ||||
Populasi | |||||
• Total | 182.665 jiwa | ||||
• Kepadatan | 18.032/km2 (46,700/sq mi) | ||||
Kode pos | 10210-10270 | ||||
Kode Kemendagri | 31.71.07 | ||||
Kode BPS | 3173010 | ||||
Luas | 10,13 km² | ||||
Kepadatan | 18032 | ||||
Desa/kelurahan | 7 kelurahan | ||||
|
Nama
Ada beberapa teori yang menjelaskan asal muasal nama Tanah Abang. Salah satu teorinya, saat pasukan Mataram melakukan penyerangan di selatan Batavia pada 1628 dan menjadikan kawasan yang kini disebut Tanah Abang sebagai pangkalan karena kondisinya yang berupa tanah bukit dengan rawa-rawa dan Kali Krukut di sekitarnya. Warna tanah yang kemerahan membuat pasukan tersebut menyebutnya "tanah abang" di mana kata abang dalam bahasa Jawa berarti merah.
Ada pula yang menyebut kata abang bukan berarti "merah", tetapi berarti sapaan kepada "kakak laki-laki". Kawasan tersebut menjadi dikenal umum setelah seorang Kapten Tionghoa (Kapitein der Chinezen) bernama Phoa Bing Gam mendapatkan izin dari VOC untuk memegang hak kekuasaan hutan di kawasan tersebut, yang mengerjakan terusan dan kanal untuk sarana pengangkutan. Selama pengerjaan, para pekerjanya yang berasal dari Banten memberikan nama Tanah Abang pada lahan yang dimiliki Phoa Bing Gam.[4]
Teori lainnya menyebut bahwa daerah tersebut mulanya disebut sebagai "Nabang", yang kemudian ditambahkan partikel "De" oleh kolonial Belanda, sehingga menjadi "De Nabang". Singkatan tersebut kemudian berubah perlahan-lahan, menjadi "Tenabang", dan terakhir "Tanah Abang".[5]
Wilayah administrasi
Kecamatan Tanah Abang terdiri dari 7 kelurahan, yakni;
- Bendungan Hilir, Tanah Abang dengan kode pos 10210
- Karet Tengsin, Tanah Abang dengan kode pos 10220
- Kebon Melati, Tanah Abang dengan kode pos 10230
- Kebon Kacang, Tanah Abang dengan kode pos 10240
- Kampung Bali, Tanah Abang dengan kode pos 10250
- Petamburan, Tanah Abang dengan kode pos 10260
- Gelora, Tanah Abang dengan kode pos 10270
Demografi
Pada tahun 2021, penduduk kecamatan Tanah Abang sebanyak 182.665 jiwa, dengan kepadatan 18.032 jiwa/km².[2] Sebagai bagian dari wilayah ibu kota negara Indonesia, kecamatan Tanah Abang dihuni oleh beragam etnis. Warga asli ialah suku Betawi, tetapi banyak penduduk yang berasal dari suku lain seperti Jawa, Sunda, Banten, Batak, Minangkabau, Tionghoa, dan lain-lain.
Berdasarkan agama yang dianut, Badan Pusat Statistik kota Jakarta Pusat mencatat, pemeluk agama di kecamatan Tanah Abang yakni Islam 82,26%, kemudian Kekristenan 16,85% (Protestan 11,06% dan Katolik 5,79%) dan sebagian lagi memeluk agama Hindu 0,61% dan Buddha 0,28%.[6] Untuk sarana rumah ibadah di Tanah Abang, terdapat 98 masjid, 81 musala, 12 gereja Protestan, 8 gereja Katolik, 2 vihara dan 1 pura.[7]
Transportasi
Berikut ini adalah trayek bus, KRL dan mikrolet yang melayani Tanah Abang;
- Kopaja P16 ke Ciledug (via Kebon Jati - Aipda KS Tubun - Brigjen Katamso - Kemanggisan - Tanjung Duren - Kedoya Raya - Puri Indah - Karang Tengah)
- Kopaja P19 ke Ragunan (via Wahid Hasyim - Thamrin - Sudirman - Blok M - Prapanca - Antasari - Ampera - TB Simatupang)
- Kopaja T502 ke Kampung Melayu (via Kebon Sirih - Cikini - Diponegoro - Salemba - Matraman - Jatinegara Timur)
- Kopaja S602 ke Ragunan (via Mansyur - Casablanca - Gatot Subroto - Mampang)
- Kopaja S608 ke Blok M (via Pejompongan - Palmerah - Asia Afrika - Patal Senayan - Kebayoran Lama - Pakubuwono - Taman Puring)
- Kopaja S615 ke Lebak Bulus (via Pejompongan - Palmerah - Gerbang Pemuda - Asia Afrika - Blok M - Prapanca - Antasari - Cilandak)
- Koantas Bima P102 ke Ciputat (Petamburan - Slipi - Gerbang Pemuda - Asia Afrika - Hang Tuah - Pakubuwono - Taman Puring - Radio Dalam - Pondok Indah - Lebak Bulus)
- Metromini B91 ke Batusari (via Cideng - Roxi - Grogol - Letjen S. Parman - Tanjung Duren - Kemanggisan - Rawa Belong)
- Metromini S640 ke Pasar Minggu (via Kebon Sirih - Thamrin - Sudirman - Komdak - Pancoran)
- Mayasari Bakti AC52 patas ke Bekasi (via Kebon Sirih - Thamrin - Sudirman - Komdak - Tol Jatibening - Bekasi Timur)
- Mayasari Bakti AC52A patas ke Jatiasih (via Kebon Sirih - Thamrin - Sudirman - Komdak - Tol Jatibening - Tol JORR)
- Mayasari Bakti AC70 patas ke Kampung Rambutan (via Wahid Hasyim - Thamrin - Sudirman - Komdak - Tol - Ps. Rebo)
- Mayasari Bakti AC70A patas ke Cileungsi (via Kebon Sirih - Thamrin - Sudirman - Komdak - Tol Cibubur)
- Mayasari Bakti AC70B patas ke Cibinong (via Kebon Sirih - Thamrin - Sudirman - Komdak - Tol Citeureup)
- Mayasari Bakti P14 ke Tanjung Priok (via Kebon Sirih - Senen - Cempaka Putih - Yos Sudarso - Sunter)
- Mayasari Bakti R507 ke Pulo Gadung (via Kebon Sirih - Senen - Cempaka Putih - Perintis Kemerdekaan)
- Sinar Jaya AC141 patas ke Bekasi (via Mansyur - Prof. Dr. Satrio - Kampung Melayu - UKI - Tol Jatibening - Bekasi Timur)
- PPD 916 ke Kampung Melayu (via Kebon Sirih - Kramat - Salemba)
- Stasiun Tanah Abang (Green Line dan Yellow Loop Line))
- Bus Sekolah M07 patas ke Kampung Melayu (via Mansyur - Prof. Dr. Satrio - Casablanca)
- Mikrolet M08 patas ke Kota (via Sangaji - Gajah Mada - Glodok)
- Mikrolet M09 patas ke Kebayoran Lama (via Permata Hijau)
- Mikrolet M09A patas ke Kebayoran Lama (via Pos Pengumben)
- Mikrolet M11 patas ke Kebon Jeruk (via Rawa Belong)
- Mikrolet M38 patas ke Grogol (via Tomang - Bendungan Hilir)
- Mikrolet M44 patas ke Kampung Melayu (via Karet Tengsin - Casablanca)
- Angkutan Kota JP.03 Roxy Mas - Bendungan Hilir
- Angkutan Kota JP.03A Roxy Mas - Karet Tengsin
Pusat Perbelanjaan
Di kecamatan ini, terdapat Pasar Tanah Abang yang merupakan pusat perdagangan pakaian dan tekstil terbesar di Asia Tenggara. Pasar tersebut telah ada sejak 1735. Pada Februari 2003, sebagian kecil dari wilayah pasar Tanah Abang terbakar. Pasar Tanah Abang terbagi menjadi 3 wilayah gedung yang menjadi pusat perdagangan antara lain Tanah Abang Metro, Tanah Abang lama dan Tanah Abang AURI. Tanah Abang lama terbagi atas beberapa blok antara lain blok A, B dan F yang berisikan kios-kios, sedangkan Tanah Abang AURI terbagi atas beberapa blok antara lain blok A, B, C, D, E, F, AA, BB, CC. Seluruh blok di Tanah Abang AURI merupakan kumpulan ruko yang umumnya menjual tekstil, kecuali blok E yang merupakan kumpulan kios-kios yang menjual pakaian dalam bentuk eceran ataupun grosir.
Selain Pasar Tanah Abang, sejumlah pusat perbelanjaan modern yang berada di kecamatan ini, meliputi Grand Indonesia Shopping Town, Citywalk Sudirman, Senayan City, Plaza Senayan, dan Thamrin City.
Referensi
- ^ "Daftar Pejabat Kecamatan Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Pusat". www.pusat.jakarta.go.id. Diakses tanggal 9 Januari 2022.
- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 9 Januari 2022.
- ^ "Kecamatan Tanah Abang Dalam Angka 2020" (pdf). www.jakpuskota.bps.go.id. Diakses tanggal 23 November 2020.
- ^ Marison, Walda (5 Februari 2020). Maullana, Irfan, ed. "Ada yang Tahu Asal Muasal Nama Tanah Abang? Ini Sejarahnya". Kompas.com. Kompas.com.
- ^ "Mengenal Sejarah Pasar Tanah Abang". Komunitas Bambu. 14 Desember 2018.
- ^ "Kecamatan Tanah Abang Dalam Angka 2019" (pdf). www.jakpuskota.bps.go.id. hlm. 40-41. Diakses tanggal 23 November 2020.
- ^ "Kecamatan Tanah Abang dalam Angka 2021" (pdf). Badan Pusat Statistik Indonesia. 2021. hlm. 49. Diakses tanggal 9 Januari 2022.