Pelita Air
Pelita Air adalah maskapai penerbangan nasional di Indonesia.
PT PAS memiliki basis udara (air base) di Bandar Udara Halim Perdanakusumah, dan memiliki bandar udara Pondok Cabe (Jakarta Selatan). Kantor pusatnya yang terletak di Jl. Abdul Muis, Jakarta Pusat, memiliki ratusan karyawan yang terdiri dari staf manajemen serta jajaran karyawan udara (air crew) yang terlatih dan dapat diandalkan.
Sejarah
Berdiri sejak dekade 60-an, semula Pelita Air difokuskan pada layanan penyewaan pesawat (air charter). Selama beberapa dekade, Pelita Air melayani jasa penerbangan bagi beberapa perusahaan minyak di Indonesia, baik perusahaan asing maupun domestik.
Semula PT. PAS berdiri di bawah naungan PERTAMINA (BUMN milik pemerintah), untuk memenuhi kebutuhan transportasi internal perusahaan, lalu dikembangkan menjadi maskapai yang menyediakan layanan penyewaan pesawat bagi perusahaan lain sejenis. Sepanjang 1970 - 1990, Pelita Air menjadi jasa layanan penyewaan pesawat bagi pelanggan tertentu saja.
PT PAS kemudian berdiri sendiri, melepaskan dari manajemen PERTAMINA. Kini Pelita Air berada di bawah manajemen PT. Pelita Air Service (PAS). Pada perkembangannya, Pelita Air melakukan layanan penerbangan umum domestik.
Rute layanan
Beberapa jalur penerbangan domestik telah dilayani dengan pesawat Pelita Air. Misalnya : Riau - Palembang - Jakarta - Yogyakarta - Surabaya - Makassar - Biak - Sorong - Lubuk Linggau.
Armada
Tidak seperti maskapai penerbangan lain yang mengandalkan pesawat Boeing/Airbus, Pelita Air menggunakan pesawat-pesawat Fokker dan BAe (British Aerospace). Maskapai ini memiliki beberapa pesawat Fokker 28, Fokker 100, RJ-85, dan beberapa helicopter jenis Bell-412,Bell-430,S-76, Super Puma,Puma dan BO-105 untuk layanan komuter. Pada dekade 1990-an, Pelita Air pernah ikut mengurus aktivitas operasional sebuah pesawat kepresidenan RI dengan jenis pesawat RJ-85.
Untuk saat ini, Pelita Air masih melayani permintaan penyewaan pesawat dari para pelanggannya dahulu. Semenjak krisis moneter di tahun 1998, Pelita Air terpaksa mengurangi jalur penerbangan umumnya.