Sajida Talfah

Revisi sejak 1 Februari 2023 11.52 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (Referensi: clean up)

Sajida Khairallah Talfah (Arab: ساجدة خيرالله طلفاح) adalah istri dari mantan presiden Irak, Saddam Hussein, ibu dari dua putera (Uday dan Qusay) serta tiga puteri (Raghad, Rana, dan Hala).[1] Ia menikah dengan Saddam pada tahun 1963. Sebelum menikah dengan Saddam, ia adalah seorang guru.[2]

Infobox orangSajida Talfah

Edit nilai pada Wikidata
Nama dalam bahasa asli(ar) ساجدة خيرالله طلفاح Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran24 Juni 1937 Edit nilai pada Wikidata (87 tahun)
Tikrit Edit nilai pada Wikidata
First Lady of Iraq (en) Terjemahkan
16 Juli 1979 – 9 April 2003 Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanguru, politikus Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
Pasangan nikahSaddam Hussein (1958–2006) Edit nilai pada Wikidata
AnakUday Hussein, Raghad Hussein, Rana Hussein, Qusay Hussein, Hala Hussein Edit nilai pada Wikidata
AyahKhairallah Talfah Edit nilai pada Wikidata
SaudaraAdnan Khayr Allah (en) Terjemahkan dan Lu'ay Khairallah (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

Istri Saddam

Sajida dan sepupunya Saddam memiliki lima anak bersama. Pada tahun 1964, putra pertama mereka Uday Hussein lahir diikuti oleh Qusay Hussein pada tahun 1966. Pada tahun 1968 putri pertama mereka Raghad lahir, diikuti oleh Rana pada tahun 1969, dan akhirnya putri bungsu mereka Hala pada tahun 1972.

Pada tahun 1986, Saddam menikahi wanita lain, Samira Shahbandar, saat masih menikah dengan Sajida. Sajida sangat marah, dan Uday Hussein, putra Saddam dan Sajida, juga marah atas istri baru ayahnya. Uday percaya bahwa warisannya terancam oleh istri barunya. Dia juga menganggapnya sebagai penghinaan terhadap ibunya. Pada Oktober 1988, di sebuah pesta yang diadakan untuk menghormati Suzanne Mubarak, istri Presiden Mesir Hosni Mubarak, Uday memukul dan menikam Kamel Hana Gegeo hingga tewas. Uday percaya bahwa Kamel-lah yang memperkenalkan Saddam dan Samira, dan bahwa dialah yang mengatur pertemuan mereka. Ada yang mengatakan pembunuhan Gegeo adalah permintaan Sajida. Meski suaminya menikah dengan wanita lain, Sajida dan Saddam tidak pernah bercerai.

Sajida hampir tidak pernah muncul di depan umum bersama suaminya, jadi selama bertahun-tahun keberadaannya tidak diketahui oleh orang-orang Irak. Namun, ketika desas-desus muncul bahwa Saddam telah menikahi wanita lain, dan bahwa kehidupan keluarganya sekarang tegang, lebih banyak gambar dan video muncul di media Irak tentang Saddam dan Sajida, serta mereka dengan anak-anak mereka. Foto-foto dan video ini dimaksudkan agar kehidupan keluarga Saddam seolah-olah tidak tegang.

Pada tahun 1989, saudara laki-laki Sajida, Adnan, seorang Jenderal Angkatan Darat Irak, tewas dalam kecelakaan helikopter di gurun pasir selama badai pasir. Banyak orang percaya bahwa Saddam memerintahkan salah satu pengawalnya untuk menanam bom di helikopter karena popularitas Adnan yang semakin meningkat. Sajida sangat marah, dan menyalahkan Saddam, percaya kematian kakaknya bukanlah kecelakaan.

Sajida, bersama dengan banyak anggota keluarganya, melarikan diri (dari Irak)[3] pada tahun 1990 karena Perang Teluk , meninggalkan Irak sebelum pengeboman dimulai. Ada banyak laporan berbeda tentang di mana keluarga Hussein menetap, tetapi lokasi yang mungkin adalah Swiss. Keluarga Hussein kembali ke Irak setelah perang usai.

Referensi

  1. ^ Dimuro, Gina (2018-06-14). "The Mysterious Fate Of Saddam Hussein's First Wife And Cousin". All That's Interesting (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-30. 
  2. ^ No UK asylum for Saddam's family. BBC. 5 June 2003
  3. ^ "Saddam's party: What's left today". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-02-02.