Koto Tuo, IV Nagari, Sijunjung
Koto Tuo adalah Nagari berada di Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatra Barat.[1] Nagari Koto Tuo ini biasa dikenal dengan Koto Tuo Palangki. Nagari Koto Tuo memiliki luas 8,06 kilometer persegi, atau 5,12 persen dari luas wilayah Kecamatan IV Nagari.[2] Nagari Koto Tuo terdapat 3 (Tiga) Jorong yaitu Koto Tangah, Rantau Jambu dan Bukik Malintang.[1][2]
Koto Tuo | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatera Barat | ||||
Kabupaten | Sijunjung | ||||
Kecamatan | IV Nagari | ||||
Kodepos | 27561 | ||||
Kode Kemendagri | 13.03.05.2005 | ||||
Luas | 8,06 km² | ||||
Jumlah penduduk | 1 829 jiwa | ||||
|
Sejarah
Sejarah Nagari[3]
Nama Nagari Koto Tuo Berasal dari kata “ Koto Nan Tuo “ Menurut sejarah orang tuo-tuo dan tambo lama sebelum adanya Nagari Palangki dan Koto Tuo, daerah ini dinamakan Nan Ampek Koto. Seiring keberadaan urang Nan Ampek Koto, maka di Guguak Gadang, Limau Sundai, Batu Kondiek (wilayah Koto Tuo yang berbatasan dengan kecamatan Sijunjung) sudah ada penduduknya. Pada musim kemarau mereka kesulitan air, maka pergilah mereka ke Sungai Batang Palangki untuk mengambil air. Selanjutnya secara berangsur-angsur mereka pindah ke daerah sekitar tepi sungai tersebut (daerah Koto Tuo sekarang ).
Setelah peristiwa Mundam Hanyuik, orang Nan Ampek Koto pindah dan sepakat mendirikan kampung di Palangki. Secara berangsur-angsur Nagari Koto Tuo mereka tinggalkan, sejak itu Koto Tuo lazim disebut dengan “ Koto Tingga “ dan ada “ Kato Nan Tingga “. (Nan poi jo kain pendukuang nan tingga jo kampuo buayan) artinya hutan tanah yang telah dikelola/hutan jauh diulangi, masih tetap dikuasai oleh yang pindah tapi selebihnya adalah milik yang menetap di Koto Tuo.
Setelah Niniak Omai menetap di Palangki, Urang Nan Ompek Koto dan Tujuh Koto rapat di Bukik Nan Bulek dan ditetapkan Dt. Baramban Bosi sebagai Indak Rajo Kagonti Rajo dengan gelar Dt. Bagindo Rajo, sebagai tingkatan diangkatlah Tuanku Nan Kiramaik dengan gelar Datuk Rajo Mudo. Sejak itu didirikan Datuk Nan Barompek di Koto Tuo, Datuk Nan Salapan di Palangki dan Datuk Nan Batujuah di Muaro Bodi. Maka terbentuklah Nagari Koto Tuo, Palangki dan Muaro Bodi secara Adat.
Sejarah Pemerintahan[3]
Pada jaman Belanda Koto Tuo dijadikan Wali tepatan yang termasuk kedalam onder distrik Sijunjung, setelah itu masuk ke onder distrik Sawahlunto. Setelah adanya pembentukan Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung pada tahun 1948 di Tanjung Bonai Aur dibentuklah Kecamatan IV Nagari yang terdiri dari 5 (lima) Nagari ( Koto Tuo, Palangki, Muaro Bodi, Koto Baru, Mundam Sakti ). Pada tahun 1949 diadakan musyawarah oleh tokoh-tokoh di 5 Nagari yang antara lain :
- Palangki dengan utusan AB Dt. Rajo Mudo.
- Muaro Bodi dengan utusan AM. Limbu Batuah.
- Koto Tuo dengan utusan Raji’un Malin Mudo.
- Koto Baru dengan utusan S.P Rajo Batuah.
- Mundam Sakti dengan utusan H.A. Martamin.
Hasil musyawarah adalah akan mendirikan suatu Kecamatan yang mulanya diberi nama dengan Kecamatan Sembilan Koto di Mudiak, kemudian berubah menjadi Kecamatan V Nagari. Setelah pembersihan Pemerintahan RI, Nama Kecamatan V Nagari diubah menjadi IV Nagari, tanpa proses musyawarah dengan tokoh-tokoh di Kecamatan ini dan pada waktu itu nagari yang diakui adalah nagari yang ada wali di Jaman Belanda. Namun Koto Tuo tetap melaksanakan pemerintahan sendiri yang otonom dengan seorang Wali Nagari. Setelah Pemberontakan PRRI dibentuklah BMN ( Badan Musyawarah Nagari ) dan diangkatlah Lengah Rangkayo Mulie dari Koto Tuo menjadi Wali Nagari di Palangki. Selanjutnya BMN berubah menjadi DPRN ( Dewan Perwakilan Rakyat Nagari ) dan berubah lagi menjadi “ Kerapatan Nagari “.
Sejak diberlakukannya UU No. 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa (Pemerintahan terendah) maka Koto Tuo menjadi salah satu desa di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung dan pada tanggal 20 Oktober 1982 Koto Tuo ditunjuk menjadi Pilot Proyek percontohan pemerintahan desa mewakili Kecamatan IV Nagari. Pada April 1983 semua Jorong di Sumatera Barat menjadi desa dan sistim pemerintahan Nagari dihapuskan.
Dengan keluarnya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah ( OTODA ) dan Perda Propinsi No. 9 Thn 2000 tentang kembali ke Nagari yang dijabarkan dalam Perda Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung No. 22 Tahun 2001 tentang Pemerintahan Nagari, Koto Tuo ditetapkan sebagai Salah Satu Nagari di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. Di Koto Tuo diadakan Pemilihan BPAN dan dipilih Wali Nagari yang dilantik pada tanggal 4 Juli 2002 dan Koto Tuo secara resmi kembali dikukuhkan sebagai Nagari.
Batas Nagari[4]
Batas-batas wilayah nagari Koto Tuo adalah sebagai berikut:
Utara | Muaro dan Padang Laweh Selatan |
Selatan | Palangki |
Barat | Palangki |
Timur | Kandang Baru |
Pendidikan
Di Nagari Koto Tuo terdapat 2 unit Sekolah Dasar (SD) yaitu SDN 5 Koto Tuo dan,SDN 9 Koto Tuo. Sedangkan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terdapat 3 unit yaitu Kelompok Bermain (KB) PAUD La Tanza, Kelompok Bermain (KB) PAUD Zaitun dan TK Negeri 1 Koto Tuo.[5]
Referensi
- ^ a b "Nagari Koto Tuo, IV Nagari, Kabupaten Sijunjung". Langgam.id. 2020-04-11. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ a b KECAMATAN IV NAGARI DALAM ANGKA 2021. Sijunjung: ©Badan Pusat Statistik Kabupaten Sijunjung. 2021. ISBN 978-623-7856-21-4.
- ^ a b "Sejarah Nagari". 2018-01-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-15. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ "Peta Nagari". 2018-01-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-15. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ "Sarana Pendidikan". 2020-02-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-15. Diakses tanggal 2022-01-15.