Kapal induk pesawat laut Jepang Akitsushima

Kapal induk pesawat amfibi Jepang
Revisi sejak 3 Februari 2023 21.15 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Akitsushima (秋津洲) adalah sebuah kapal induk pesawat laut milik Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, dia melayani selama Perang Dunia II dari tahun 1942 sampai tenggelam pada bulan September 1944.

Akitsushima pada 18 April 1942
Sejarah
Kekaisaran Jepang
Nama Akitsushima
Pembangun Kawasaki Shipbuilding Corporation
Pasang lunas 29 Oktober 1940
Diluncurkan 25 Juli 1941
Selesai 29 April 1942
Mulai berlayar 29 April 1942
Dipensiunkan 10 November 1944
Pelayaran perdana 29 April 1942
Beroperasi 1942 - 1944
Diperbarui 1 Agustus 1944
Nasib Tenggelam 24 September 1944
Ciri-ciri umum
Jenis Kapal induk pesawat laut
Berat benaman
  • 4.650 ton panjang (4.725 t) (standar)
  • 5.000 ton panjang (5.080 t) (percobaan)
Panjang
  • 114,8 m (376 ft 8 in) (keseluruhan)
  • 113 m (370 ft 9 in) (garis air)
  • Lebar 15,8 m (51 ft 10 in)
    Daya muat 5,4 m (17 ft 9 in)
    Tenaga 8.000 bhp (6.000 kW)
    Pendorong
    • 4 × Kampon diesel Mk.22 Model 10
    • 2 poros baling
    Kecepatan 19 knot (35 km/h; 22 mph)
    Jangkauan 8.000 nmi (15.000 km; 9.200 mi) pada 14 kn (26 km/h; 16 mph)
    Kapasitas
    • 689 ton bensin
    • 36 × Torpedo Tipe 91
    • 30 buah bom 800 kg
    • 15 buah bom 500 kg
    • 100 buah bom 250 kg
    • 100 buah bom 60 kg
    Awak kapal 545 orang
    Senjata
    Pesawat yang
    diangkut
    1 × perahu terbang (hanya di pelabuhan)
    Fasilitas penerbangan Geladak dan derek

    Desain

    sunting

    Pada tahun 1938, Jepang ingin menggunakan kapal terbang berukuran besar mereka dengan lebih efektif, karena Kawanishi H6K adalah satu-satunya pesawat yang mampu menghantam Pearl Harbor langsung dari Kepulauan Marshall. Namun, di Kepulauan Marshall tidak terdapat fasilitas perahu terbang pada waktu itu. Di awal tahun 1939, Jepang mengkonversi kapal pengisian bahan bakar Kamoi ke menjadi kapal induk pesawat laut. Namun, dia tidak mampu memperbaiki pesawat laut.

    Oleh karena itu Angkatan Laut Kekaisaran Jepang merencanakan dua jenis kapal induk pesawat laut yang termasuk dalam Program Lingkaran Empat. Salah satunya adalah kelas pembawa kapal amfibi 10.000 ton, yang satu lagi adalah kelas perawat perahu amfibi 2.400 ton. Rencana ini tidak lolos penilaian oleh Kementerian Keuangan. Rencana ini dihidupkan kembali dengan Program Lingkaran Lima pada tahun 1941. Namun, pembangunan tidak langsung dimulai. Oleh karena itu, Angkatan Laut Kekaisaran Jepang merencanakan kelas 3.500 ton, yang setara dengan model kelas 2.400 ton. Kapal harus mampu memelihara, memperbaiki dan memberi suplai kepada pesawat amfibi. Angkatan Laut Kekaisaran Jepang awalnya ingin membuat landasan pacunya miring ke atas, memanjang dari buritan. Namun rencana ini dibatalkan dan desainnya sering diubah. Dia tidak lagi memiliki landasan pacu, hanya landasan pendaratan biasa, karena perahu terbang dapat meluncur di atas permukaan air. Lalu ia ditambahkan derek untuk memindahkan perahu terbang ke geladak kapal dan sebaliknya. Hingga pada akhirnya berat benamannya meningkat sebesar 1.000 ton.

    Rencananya, ia akan diubah menjadi kapal perbaikan bila Akashi gugur dalam pertempuran. Hal ini dikarenakan dereknya mampu mengangkat 35 ton, dibandingkan Akashi yang hanya mampu menahan 23 ton; Ditambah lagi dengan peralatan perbaikan yang ia miliki.

    Operasional pelayanan

    sunting

    Akitsushima ditugaskan pada 29 April 1942 dan dimasukkan ke Divisi Udara ke-11. Dua minggu kemudian, dia berlayar ke Saipan dan Rabaul. Setelah AS invasi Guadalkanal, Akitsushima tiba di Kepulauan Shortland pada 16 Agustus 1942. Dia rusak terkena bom yang dijatuhkan Boeing B-17 Flying Fortress di Pulau Buka dua minggu kemudian.

    Akitsushima juga terkenal dengan teknik spesialnya. Caranya dengan menurunkan jangkar salah satu sisi kapal sampai ketika jangkarnya menyentuh dasar laut, lalu ia langsung tancap gas, sehingga ia berputar dengan tajam. Hal ini dilakukan untuk menghindari serangan musuh. Tekniknya tersebut dilakukan saat Pengeboman Rabaul.

    Pada bulan Agustus 1944, dia berlayar ke Kure dan Imari, kemudian ke Kaohsiung dan Manila. Akhirnya Ia tiba di Pulau Coron pada 23 September 1944. Disini dia tenggelam oleh sebuah pesawat dari Satuan Tugas 38 pada esok harinya. Akitsushima resmi diberhentikan pada tanggal 10 November 1944.

    Kapal dalam kelas

    sunting
    No. kapal Nama kapal Pembangun Mulai dibangun Diujicoba Selesai dibangun Nasib
    131 Akitsushima (秋津州)[1] Kawasaki Shipbuilding, Galangan Kapal Kōbe 29 Oktober 1940 25 Juli 1941 29 April 1942 Tenggelam karena diserang pesawat, di Teluk Coron 11°59′N 120°02′E / 11.983°N 120.033°E / 11.983; 120.033, pada 24 September 1944.
    303 Chihaya (千早)[2] Kawasaki Shipbuilding, Kōbe Shipyard 25 Juli 1941 Pembangunan dihentikan pada musim gugur tahun 1942. Lalu dibongkar nantinya.
    5031

    5032 5033

    Dibatalkan pada 5 Mei 1944.

    Catatan kaki

    sunting
    1. ^ Arti kata ini adalah nama lain dari "Jepang" dalam Kojiki dan Man'yōshū.
    2. ^ Arti dari kata ini adalah 千=Ratusan dan 早=awal.

    Referensi

    sunting
    • "Rekishi Gunzō". , History of Pacific War Vol.62, Ships of The Imperial Japanese Forces, Gakken (Jepang), January 2008, ISBN 978-4-05-605008-0
    • Model Art Extra No.537, Drawings of Imperial Japanese Naval Vessels Part-3, "Model Art Co. Ltd". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-05. Diakses tanggal 2017-11-15.  (Jepang), May 1999
    • Collection of writings by Sizuo Fukui Vol.7, Stories of Japanese Aircraft Carriers, "Kōjinsha".  (Jepang), August 1996, ISBN 4-7698-0655-8
    • Ships of the World special issue Vol.40, History of Japanese Aircraft Carriers, "Kaijinsha". , (Jepang), May 1994
    • The Maru Special, Japanese Naval Vessels No.25 Japanese seaplane tenders, "Ushio Shobō".  (Jepang), March 1979