Hein Victor Worang

Gubernur Sulawesi Utara periode 1967-1978
Revisi sejak 5 Februari 2023 05.29 oleh Amaramara (bicara | kontrib) (Riwayat Pekerjaan)

Hein Victor Worang (12 Maret 1919 – 3 Februari 1982) adalah tokoh militer dan politik Indonesia. Ia turut berjuang semasa Pertempuran Surabaya 1945 sebagai Kepala Pasukan II dari PRI Sulawesi (PRISAI), menduduki Makassar saat Peristiwa Andi Aziz sebagai Komandan Batalyon Worang, menumpas RMS dalam Invasi Ambon sebagai Komandan Batalyon Worang, menjadi Komandan Resimen Infanteri (RI)- 24 di Manado lalu Komandan Resimen Infanteri (RI)-6 di Lampung, Pamen SPRI kemudian Kaspri KASAD Jenderal A.H. Nasution , Komandan Korps Markas Staf Angkatan Bersenjata Departemen Pertahanan Keamanan (DanKORMA HANKAM) dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI AD (1965-1967) hingga jabatan sipil menjadi Gubernur Sulawesi Utara periode 1967-1978 kemudian sebagai Inspektur Jenderal Pembangunan (Irjenbang) Sekretariat Negara di Bina Graha, Jakarta.

Hein Victor Worang
Gubernur Sulawesi Utara Ke-5
Masa jabatan
2 Maret 1967 – 21 Juni 1978
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Abdullah Amu
Pengganti
Willy Lasut
Sebelum
Wali Kota Manado Ke-13
Masa jabatan
31 Januari 1975 – 23 Agustus 1975
PresidenSoeharto
GubernurHein Victor Worang
Informasi pribadi
Lahir
Hein Victor Worang

(1919-03-12)12 Maret 1919
Tontalete, Sulawesi Utara, Hindia Belanda
Meninggal3 Februari 1982(1982-02-03) (umur 62)
Jakarta
MakamTontalete, Sulawesi Utara
Suami/istriNelly Ruth Watupongoh (m. 1940; wafat 1968)
Henny Roosye Tompunu (m. 1968)
AnakDari Nelly Ruth Watupongoh:
1. Filda Jouke Worang
2. Robert Freddy Worang

Dari Henny Roosye Tompunu:
1. Pinkan Lena Rina Worang
2. Richard Xaverius Worang
3. Watok Victorin Worang
Orang tuaGerard Worang
Yohana Lengkong
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Riwayat Pekerjaan

  • Pegawai Perusahaan Pelayaran KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij), 1937-1938
  • Siswa Sekolah Militer di Pusat Pendidikan KNIL Cimahi,1940-1942
  • Tentara Anggota Batalyon Zeni Tempur KNIL, 1942
  • Tentara Heiho-Kaigun, Jepang, 1942-1944
  • Kepala Pasukan dan Pelatih PRI Utara (Pemuda Republik Indonesia Utara), Surabaya, 1945
  • Komandan Detasemen Kesatuan T.L.R.I. (Tentara Laut Republik Indonesia) Divisi VI, Jawa Timur, 1946
  • Komandan Kesatuan IX T.L.R.I, Jawa Timur, 1947
  • Komandan Batalyon “X-02” TNI KRU (Kesatuan Reserve Umum) X TNI AD., Jawa Timur, 1947
  • Komandan Batalyon B, TNI Brigade XVI, Jawa Timur, 1948-1949
  • Komandan Batalyon Worang, 1950-1951
  • Komandan Pasukan B, T. T. (Tentara & Teritorium) VII Wirabuana, Sulawesi Utara, 1951
  • Komandan Resimen Infanteri 24, T.T. VII Wirabuana, Sulawesi Utara, 1952-1956
  • Komandan R.T.P. (Resimen Tim Pertempuran) 24, T.T VII Wirabuana, penugasan di Sulawesi Selatan (sekarang termasuk area Sulawesi Barat), 1954
  • Komandan Resimen Infanteri 6, T.T. II Sriwijaya, Lampung, 1956-1958
  • Pamen SPRI (Perwira Menengah Staf Pribadi) KASAD Mayor Jenderal A.H. Nasution, Jakarta, 1959
  • KASPRI (Kepala Staff Pribadi) KASAD Letnan Jenderal A.H. Nasution, Jakarta, 1960-1963
  • Anggota DPRS dan MPRS utusan ABRI, Jakarta, 1960-1966
  • Kaspri WAMPA (Wakil Menteri Pertama) HANKAM/KASAB (Kepala Staf Angkatan Bersenjata) Jenderal A.H. Nasution, 1963-1964
  • Komandan Kesatuan Staf WAMPA HANKAM/KASAB, 1963-1964
  • Kaspri WAMPA HANKAM/KASAB, Jenderal A.H. Nasution, 1965-1967
  • Komandan Korps Markas (Dan Korma) HANKAM/SAB (Staf Angkatan Bersenjata), Jakarta, 1965-1967
  • Gubernur KDH Tingkat I Sulawesi Utara. Periode I: 2 Maret 1967 - 2 Maret 1972
  • Anggota MPR RI, 1970-1976
  • Pejabat Gubernur Sulawesi Utara, 2 Maret 1972 - September 1972
  • Pejabat Walikota Manado, 1975
  • Gubernur KDH Tingkat I Sulawesi Utara. Periode II: September 1972 - September 1977
  • Pejabat Gubernur Sulawesi Utara, September 1977 - 21 Juni 1978
  • Inspektur Jenderal Pembangunan, 1978-1982

Riwayat Hidup

Gubernur Sulawesi Utara

 
Worang (duduk) sebagai komandan Batalion Worang, 1950.

Pada saat-saat permulaan masa jabatannya pada tahun 1967, ia harus berhadapan dengan berbagai pihak yang menantangnya. Pada waktu itu, misalnya, terkenal Peristiwa 2 September 1968 yang dengan pelopor Corps Tuhanura berusaha mengusir Worang dari jabatannya sebagai gubernur.

Tidak lama setelah ia berhasil menyelesaikan hal tersebut dan tantangan berikutnya adalah membereskan provinsi yang lumpuh akibat pergolakan PRRI/Permesta. Belum lagi keadaan perekonomian yang belum pulih seperti kopra diakibatkan kebun kelapa yang tak terurus selama bertahun-tahun, maupun sebab prasarana jalan hampir tiada bekas lagi.

Akhirnya pada masanya infrastruktur dibangun kembali sehingga menjadi tolak pembangunan di Sulawesi Utara sepanjang Pelita I dan Pelita II. Sasarannya adalah jalan-jalan ke perkebunan kopra dan cengkih. Sampai tahun 1976, hampir 2000 km di antaranya sudah dapat dilalui kendaraan bermotor sehingga pusat-pusat perkebunan cengkih dan kopra pun bisa diakses dan hasil bumi dari dua penghasilan pokok daerah ini, di samping pala dapat dijual di pasar nasional maupun internasional.

Jabatan politik
Didahului oleh:
Abdullah Amu
Gubernur Sulawesi Utara
1967-1978
Diteruskan oleh:
Willy Lasut