Kelenteng Mak Co

bangunan kuil di Indonesia
Revisi sejak 7 Februari 2023 08.07 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (Pranala luar: pembersihan kosmetika dasar, removed stub tag)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Klenteng Mak Co adalah klenteng yang terdapat di Kabupaten Rembang dengan pujaan utama Dewi Tian Shang Sheng Mu.

Klenteng Mak Co
Informasi umum
LokasiIndonesia Desa Tasikagung, Rembang, Rembang, Jawa Tengah
AlamatJalan Pelabuhan No.1 Rembang
Mulai dibangun1841
Desain dan konstruksi
ArsitekKapiten Lie

Sejarah

sunting

Pada saat terjadi pemberontakan Tionghoa pada tahun 1740 yang dimulai di Batavia dan meluas ke daerah lain termasuk Jawa Tengah (dikenal dengan nama Perang Kuning), terjadi persatuan antara masyarakat pribumi dengan Tionghoa. Belanda menganggap hal tersebut membahayakan kejayaan Kompeni sehingga mereka mengadu domba kedua kelompok ini. Kompeni kemudian mengeluarkan perintah untuk memindahkan pemukiman orang-orang Tionghoa di Dresi (Wetan dan Kulon) serta Jangkungan ke sebelah timur atau masuk ke dalam Kota Rembang yang sekarang.

Dengan dipindahkannya pemukiman warga Tionghoa, Kelenteng "Dewi Samudra Mak Co Poo Thian Siang Sing Bo Nio-Nio" yang semula berada di Jangkungan juga dipindahkan ke Rembang. Awalnya, bangunan klenteng menempati lokasi di Jalan K.S. Tubun No.3, ditandai batu peringatan pemugaran kelenteng yang masih ada hingga sekarang. Tidak diperoleh data yang pasti kapan dan berapa lama klenteng Dewi Samudra berada di lokasi tersebut. Klenteng kemudian dipindahkan ke Desa Tasikagung di lokasi yang sekarang, setelah warga Tionghoa membangun kelenteng Tjoe Hwie Kiong di Rembang pada tahun 1841.

Lokasi

sunting

Lokasi kelenteng berada di tepi Sungai Karanggeneng, menghadap ke bekas pelabuhan Rembang di muara sungai yang sekarang berada di sisi barat Kawasan Bahari Terpadu. Kelenteng Mak Co didirikan pada tahun 1841 oleh Kapten Lie. Keistimewaan kelenteng ini adalah adanya dua menara kembar yang disebut Kie Kwa yang tidak dijumpai pada kelenteng lain. Dua menara kembar Kie Kwa sering kali berfungsi sebagai penunjuk arah bagi para nelayan. Lokasi klenteng memiliki pemandangan ke arah laut serta aktivitas perahu nelayan.[1]

Setiap sepuluh tahun sekali, perayaan ulang tahun kelenteng dirayakan secara besar-besaran. Perayaan meliputi berbagai atraksi khas seperti liang liong, barongsai, pertunjukan wayang potehi, wayang kulit, dan sebagainya. Pengunjungnya datang bukan hanya dari Rembang, tetapi juga Jakarta, Semarang, Solo, Surabaya, dan sebagainya.

Arsitektur

sunting

Di dalam klenteng terdapat sebuah prasasti berhuruf kanji yang berisi informasi tentang pembangunan klenteng. Isi tulisan prasasti adalah sebagai berikut:[2]

"Riwayat Sheng Mu (Seng Boo yaitu Ma Zu / Mak Co yang harum mulai tahun Jian Long (960 M). Dinasti Song waktu dilahirkan di pulau Mi, Prefektur Pu (terletak di provinsi Fujian /Hokkian), dia sudah dilengkapi kekuatan gaib yang luar biasa dan setelah dewasa dia menjadi Dewi dan naik ke langit pada waktu siang hri. Dia menyelamatkan dunia, menguntungkan rakyat, juga membntu serta menolong manusia pada saat bahaya. Kebaikan tersebut menunjukkan bahwa dia sama seperti Sang Pencipta. Pada zaman Dinasti Sang, dia dipuja dan dihadiahi tanah dan gelar oleh 14 kaisar, Pada zaman Dinasti Yuan dari 5 kaisar, dan pada zaman Dinasti Ming, jumlah pernyataan penghormatan padanya ditambah 4."
"Para Kaisar Dinasti Qing pula menambah tanah dan gelar kehormatan padanya serta menempatkan dia dalam upacara sembahyang resmi, jumlahnya mencapai 10 kali. Sejak Dinasti Song sampai sekarang, telah tercatat 800 kali lebih kaisar-kaisar turun-temurun menghadiahi tanah dan gelar kehormatan padanya dan berulang-ulang memberi peningkatan statusnya dalam upacara sembahyang resmi. Dengan berlalunya zaman, kebaikannya semakin luar biasa, dunia ini semakin diperdamaikan, dan keluhurannya semakin jelas. Hal-hal tersebut membuktikan bahwa kebaikannya tidak terbatas pada tempat atau waktu, tetapi terbentang ke seluruh dunia dan seluruh masa. Kami para Tang Ren (orang Tionghoa) di Nan Wang (Rembang) juga diberkati seluas-luasnya dan dilindungi sebesar-besarnya, oleh karena itu kami ingin memuji keajaibannya yang abadi dan jaya. Maka disinilah kami mendirikan istana untuk mempersuburkan kemurahan hatinya (Ci / Tjoe) dan keberkatannya (Hui / Hwe). Dengan mengumpulkan dana dari seluruhnya, akhirnya berhasil menyelesaikan pembangunan klenteng ini. Kemuliaannya dan perayaan demi dia akan dipuja ribuan tahun, dan disini kami khusus mengingatkan bahwa keajibannya terus makmur, dan kami akan menyembah dia sebesar-besarnya dan selama-lamanya."
"Tahun Dio Guing ke-21 (1841 Masehi), Xin Chou (Tahun Sapi-Mas-Yin) Jiayue (bulan “Alang-alang”), Gudan (pagi hari yang baik)."
"Dipahat oleh antara lain Pengurus / Kapitan: Xinshi Huang Kai San; Pengikut (Oei Khay San) Zuzhi Sun Guo Tai (Soen Kok Thay), Xinshi Guo De Zong (Kwee Tee Tjang)."

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting