Pertamina Bina Medika IHC
PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (biasa disingkat menjadi Pertamina Bina Medika IHC atau Pertamedika IHC) adalah anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan. Pada tanggal 21 Desember 2016, perusahaan ini resmi ditunjuk oleh Kementerian BUMN sebagai induk holding rumah sakit BUMN, yang mulai tahun 2017 beroperasi dengan merek Indonesia Healthcare Corporation (IHC).[2]
Pertamedika IHC | |
Sebelumnya | PT Rumah Sakit Pusat Pertamina (1997 - 2002) PT Pertamina Bina Medika (2002 - 2018) |
Anak perusahaan BUMN | |
Industri | Pelayanan kesehatan |
Didirikan | 21 Oktober 1997 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Tokoh kunci | Fathema Djan Rachmat[1] (Direktur Utama) Farid Harianto[1] (Komisaris Utama) |
Produk | |
Jasa |
|
Pendapatan | Rp 5,284 triliun (2020)[2] |
Rp 273,612 milyar (2020)[2] | |
Total aset | Rp 5,833 triliun (2020)[2] |
Total ekuitas | Rp 2,848 triliun (2020)[2] |
Pemilik | Pertamina |
Karyawan | 13.912 (2020) |
Anak usaha | Nusantara Medika Utama Nusantara Sebelas Medika Rolas Nusantara Medika Rumah Sakit Pelabuhan Rumah Sakit Pelni Pelindo Husada Citra Krakatau Medika RS Bakti Timah |
Situs web | www |
Sejarah
Pada tahun 1967, direktur utama Pertamina saat itu, Ibnu Sutowo, menggagas pembangunan Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang akhirnya diresmikan pada tahun 1972 oleh Presiden Soeharto. Awalnya rumah sakit milik Pertamina hanya digunakan untuk merawat dan mengobati pekerja Pertamina dan keluarganya. Agar lebih fokus pada bisnis utamanya, maka Pertamina mendirikan perusahaan ini pada tanggal 21 Oktober 1997 dengan nama "PT Rumah Sakit Pusat Pertamina" untuk mengelola rumah sakit milik Pertamina. Awalnya perusahaan ini hanya mengelola RS Pusat Pertamina, RS Pertamina Jaya, RS Pertamina Balikpapan, RS Pertamina Cirebon, RS Pertamina Tanjung, dan RS Pertamina Prabumulih. Selain itu, perusahaan ini juga mengelola sebuah akademi keperawatan.
Pada tahun 2002, perusahaan ini mengubah namanya menjadi "PT Pertamina Bina Medika", dan pada tahun 2006, perusahaan ini resmi membuka RS Pertamina Tarakan. Pada tahun 2010, perusahaan ini mulai mengelola RS Pertamina Sorong, serta pada tahun 2011, perusahaan ini mulai mengelola RS Pertamina Plaju dan RS Pertamina Pangkalan Brandan. Pada awal tahun 2018, perusahaan ini mulai mengelola RS Pertamina Cilacap, RS Pertamina Balongan, dan RS Pertamina Dumai.
Selain mengelola RS milik Pertamina, mulai tahun 2011, Pertamedika juga mengadakan Kerjasama Operasi (KSO) Pengelolaan RS dengan pihak lain, seperti dengan PT Bintang Amin Husada untuk mengelola RS Pertamina-Bintang Amin di di Lampung, dengan PT Baiturrahim untuk mengelola RS Baiturrahim di Jambi, dan dengan PT Rosnati untuk mengelola RS Pertamedika Ummi Rosnati di Aceh.
Pada tahun 2018, perusahaan ini mengubah namanya menjadi "PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation", untuk menegaskan statusnya sebagai holding rumah sakit BUMN.[2] Pada bulan Maret 2020, perusahaan ini resmi mengambil alih rumah sakit milik Pelni.[3] Pada tanggal 30 Juni 2020, perusahaan ini resmi mengambil alih rumah sakit milik Krakatau Steel, Pelabuhan Indonesia II, Pelabuhan Indonesia III, Timah, Perkebunan Nusantara X, Perkebunan Nusantara XI, dan Perkebunan Nusantara XII.[2][4]
Pada tanggal 16 Desember 2020, perusahaan ini juga resmi mengelola rumah sakit milik PTPN I, PTPN II, PTPN III, PTPN IV, PTPN V, PTPN VIII, PTPN XIII, Pindad, Bukit Asam, Badak NGL, Aneka Tambang, Garam, Semen Gresik, Semen Padang, Petrokimia Gresik, Pupuk Kalimantan Timur, Pupuk Sriwidjaja Palembang, dan Pelindo I.[2]
Referensi
- ^ a b "Dewan Direksi". Pertamedika IHC. Diakses tanggal 30 Oktober 2021.
- ^ a b c d e f g h "Laporan Tahunan 2020" (PDF). Pertamina Bina Medika. Diakses tanggal 31 Oktober 2021.
- ^ "Laporan Tahunan 2020" (PDF). PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero). Diakses tanggal 7 November 2021.
- ^ Mahrofi, Zubi (30 Juni 2020). Suyanto, Budi, ed. "Pertamedika IHC ambil alih saham bersyarat RS BUMN". ANTARA News. Antaranews.com.