Kereta rel diesel elektrik

Kereta rel diesel elektrik adalah kereta listrik yang menggunakan generator listrik dengan bantuan mesin diesel. Generator listrik digunakan sebagai penghasil energi listrik. Penempatan mesin diesel dapat di bagian atas maupun bagian bawah dari kereta. Kereta rel diesel elektrik desain lama terkadang hanya menggunakan motor traksi dan tidak menggunakan mesin diesel dan generator listrik. Sedangkan kereta rel diesel elektrik modern memiliki mesin diesel, generator dan motor traksi pada satu unit kereta masing-masing.[1] Bentuk kereta rel diesel elektrik sama seperti kereta rel. Mesin diesel yang dipakai sama dengan teknologi yang dipakai pada kereta rel listrik.[butuh rujukan]

Kereta Rel Disel Elektrik Bandara Kualanamu

Pada KRDE, mesin diesel dipakai sebagai pembangkit tenaga listrik. Energi listrik yang dihasilkan diolah lagi pada VVVF (variable voltage variable frequency) inverter, yaitu suatu rangkaian yang dapat mengubah frekuensi dan tegangan listrik, yang digunakan sebagai kontrol motor induksi. Selanjutnya, tegangan listrik keluaran yang dihasilkan dialirkan ke motor traksi yang ada pada roda. Satu motor hanya menggerakan satu roda, sehingga dalam setiap gerbongnya ada empat motor traksi.[butuh rujukan]

Jumlah motor yang ada pada satu set KRDE tergantung dari besarnya daya listrik yang dihasilkan generator. Keuntungan dari sistem ini antara lain mesin diesel yang terpusat, getaran yang dihasilkan cukup kecil, tidak begitu bising, dan percepatan lebih besar (3,7 m/s2).[butuh rujukan]

KRDE di Indonesia

Di Indonesia, KRDE diproduksi oleh PT Inka di Kota Madiun dan diketahui merupakan modifikasi dari kereta-kereta rel listrik yang diproduksi di PT Inka. Setiap satu rangkaian KRDE terdiri atas lima unit kereta. Lima unit kereta tersebut terdiri atas satu unit kereta bermesin dan berkabin masinis, satu unit kereta ko-trailer, dua unit kereta trailer (tanpa mesin), dan satu unit trailer ujung yang berkabin masinis. Pada kondisi normal satu set KRDE dapat mengangkut total penumpang duduk dan berdiri sebanyak 920 orang. KRDE ini diberi kode KDE-3, yang berarti KRDE kelas ekonomi (no. baru: K3 2 xx xx).[butuh rujukan]

KRDE Prameks

KRDE Prameks merupakan prototipe pertama dari PT Inka Madiun diuji coba pada 1 Maret 2006[2] untuk dioperasikan pada lintasan Yogyakarta- Surakarta pada tanggal 13 Maret 2006. Rangkaian KRDE Prameks ini adalah yang pertama kali dioperasikan KRDE di Indonesia, merupakan hasil modifikasi dari Kereta Rel Listrik (KRL) BN-Holec.[butuh rujukan]

KRDE Baraya Geulis dan Rencang Geulis

KRDE Baraya Geulis dan Rencang Geulis[3] diresmikan pertama sekali pada 22 April 2009 yang melayani lintasan Padalarang - Cicalengka. Pengoperasian KRDE tersebut diharapkan mampu meningkatkan pelayanan penumpang KA jurusan Padalarang-Cicalengka yang selama ini hanya mengandalkan Kereta api Lokal Bandung Raya.[butuh rujukan]

KRDE Arek Surokerto

KRDE[4] Arek Surokerto dioperasikan pada tanggal 29 Agustus 2009 untuk melayani lintas Surabaya - Mojokerto. KRDE ini terdiri dari 2 set (sepuluh unit) merupakan hasil modifikasi dari KRL ABB-Hyundai[5] menjadi KRDE, dengan lingkup pengerjaan meliputi penggantan komponen utama, perbaikan carbody existing dan penambahan 1 unit kereta (bodi) baru pada setiap set KRDE. Perubahan mendasar adalah pada sumber daya utama yang semula berasal dari listrik aliran atas menjadi 2 unit diesel generator set aplikasi traksi kereta api dengan kapasitas masing-masing 559 kW dipasang pada trailer engine cabin.[butuh rujukan]

KRDE Sriwedari

KRDE Sriwedari dioperasikan pada tanggal 5 November 2012 untuk membantu tugas Prameks.[butuh rujukan]

KRDE Bandara

KRDE Bandara yang pertama beroperasi di Indonesia KRDE ARS Kualanamu produksi Woojin (Korea Selatan). Lalu terdapat KRDE generasi terbaru produksi INKA diproduksi perdana pada tahun 2018 dengan kelas eksekutif khusus angkutan Bandar Udara Internasional Minangkabau, Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo, dan Bandar Udara Internasional Yogyakarta. Terdapat 4 set KRDE Bandara yang diproduksi oleh PT Inka dan 1 set produksi 2021 telah beroperasi menggunakaan komponen kelistrikan dari Medcom Poland (Perusahaan Propulsi Kelistrikan Kereta Api di Polandia) .[6][7]

Referensi

  1. ^ Haroen, Yanuarsyah (2017). Sistem Transportasi Elektrik. Bandung: ITB Press. hlm. 12. ISBN 978-602-7861-65-7. 
  2. ^ Cikal Bakal Prameks [1]
  3. ^ KRDE Rencang Geulis diluncurkan, Harian Seputar Indonesia, Kamis 23 April 2009
  4. ^ Pengoperasian Arek Surokerto [2]
  5. ^ Majalah KA Edisi Juni 2014
  6. ^ https://www.antaranews.com/berita/669388/inka-garap-krde-bandara
  7. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-16. Diakses tanggal 2018-04-16.