Tiger I
Tiger I adalah nama tank berat terkenal buatan Jerman yang telah dipakai sejak 1942 dan digunakan di berbagai pertempuran pada Perang Dunia II. Panzerkampfwagen VI Ausführung E adalah nama resmi tank ini, tetapi sering disingkat menjadi Tiger saja. Tank Tiger I adalah tank pertama Angkatan Darat Jerman Nazi yang memiliki senjata utama kelas berat dan dapat membuat takut tank-tank Soviet di Front Timur. Tank Tiger pertama kali diterjunkan ke Leningrad, saat pecahnya peristiwa Pengepungan Leningrad di bawah naungan Waffen SS. Pasukan Jerman, dengan dukungan tank Tiger, dapat merebut kota Leningrad dan meneruskan perjalanan, tetapi harus dibayar mahal, karena banyak yang mogok akibat kerusakan transmisi.
Panzerkampfwagen Tiger Ausf. E | |
---|---|
Tiger I di Pertempuran Kursk | |
Jenis | Tank berat |
Negara asal | Jerman Nazi |
Sejarah pemakaian | |
Masa penggunaan | 1942–45 |
Pada perang | Perang Dunia II |
Sejarah produksi | |
Perancang | Erwin Aders Henschel & Son |
Tahun | 1941 |
Produsen | Henschel |
Biaya produksi | 250.800 Reichsmark |
Diproduksi | 1942–44 |
Jumlah produksi | 1.347 |
Spesifikasi (RfRuK VK 4501H Ausf.E, Blatt: G-330) | |
Berat | 54 ton |
Panjang | 8,45 dengan senjata depan |
Lebar | 3,56m |
Tinggi | 3,0m |
Awak | 5 |
Perisai | 25–120 mm (0,98–4,72 in)[1][2] |
Senjata utama |
1× 8,8 cm KwK 36 L/56 92 peluru |
Senjata pelengkap |
2× 7,92 mm MG 34 4,500 peluru |
Jenis Mesin | Maybach HL230 P45 V-12 700 PS (690 hp, 515 kW) |
Daya kuda/ton | 13 PS/t (9,6 kW/t) |
Suspensi | interleaving wheel |
Kelonggaran tanah | 0,47 m (1 ft 7 in) |
Kapasitas tangki | 540 L (140 US gal) including reserve |
Daya jelajah | 110–195 km (68–121 mi) |
Kecepatan | 45,4 km/h (28,2 mph) |
Tank Tiger I ini sudah dicap dengan "tank berdesain luar biasa",[3] namun karena proses produksi yang tergesa-gesa dengan metode penekanan buruh dan dengan bahan bijih besi yang sulit untuk didapatkan hanya ada sekitar 1,347 yang berhasil dibuat antara Agustus 1942 dan Agustus 1944. Tank Tiger sangat rentan terhadap kerusakan roda karena membeku saat musim dingin Rusia (yang terkenal ganas sejak Invasi Napoleon ke Rusia di 1812). Produksi tank ini kemudian dihentikan guna menghemat bahan baku dan membuat versi ke-2 yang lebih "kompeten" untuk membantu pasukan Jerman dalam perang; tank tersebut dinamai Tiger II.
Satu-satunya Tiger I yang masih berfungsi dengan baik berada di Museum Tank di kota Bovington, Britania Raya. Tiger I yang berada di Inggris ini memiliki nomor seri 131, sehingga sering disebut dengan Tiger 131.
Sejarah
Perancangan
Henschel & Son memulai pengembangan desain tank besar di awal Januari tahun 1937 saat Departemen Persenjataan Angkatan Darat meminta Henschel mengembangkan kendaraan tipe Durchbruchwagen ("Kendaraan Pemecah Pasukan") dengan berat rata-rata 30-33 ton.[4] Hanya satu prototipe badan yang pernah di buat sedangkan kubahnya tak pernah di pasangkan. Prototipe Tank Durchbruchwagen I bentuk badan dan suspensinya mirip dengan tank Panzer III sementara kubahnya sama dengan tank Panzer IV C dengan senjata utama L/24.
Sebelum prototipe Durchbruchwagen I selesai dibuat, ada isu mengatakan bahwa Departemen Peralatan Angkatan Darat akan memesan pembuatan tank dengan berat awal 30 ton. Tank ini merupakan pengembangan Durchbruchwagen I namun dengan tambahan lebih: armor yang tebal pada Prototipe, yang mana tank Durchbruchwagen II ini, akan mampu memiliki 50mm lapis baja di depan dan kalau di total berat keseluruhan menjadi 36 ton. Hanya satu badan yang dibuat sama saja seperti Durchbruchwagen I dan tak pernah di buat kubahnya. Pengembangan tank ini dimulai tahun 1938 bentuk nya dan suspensi Durchwagen II ini serupa dengan Tank Panzer IV. Untuk membuat desain yang lebih baik dan lebih besar maka dibuat cetak biru baru bernama VK 30.01 (H) dan VK 36.01 (H). Baik Durchbruchwagen I & II akan memiliki status "Kendaraan Uji Coba" sampai pada akhir 1941
Tank VK 30.01 (H) tank kelas medium dan tank VK 36.01 (H), Berdasarkan dari kedua prototipe tank Wehrmacht Durchbruchwagen I & II VK 30.01 akan difungsikan menjadi tank pembantu infanteri sedangkan VK 36.01 akan dibuat menjadi tank kelas berat yang nantinya akan menjadi cikal bakal Tiger.
Pada 26 Mei 1941, Henschel dan Porsche di beri permintaan untuk mendesain ulang proyek tank kelas berat dengan berat awal 45 ton. Tanpa pikir panjang, Porsche meneruskan pekerjaannya di VK 30.01 (P) tank Leopard, sedangkan Henschel melanjutkan juga di prototipe VK 36.01 (H). Henschel juga membuat dua prototipe lagi: VK 45.01 (H) H1 dengan senjata utama 88 mm, dan prototipe selanjutnya adalah VK 45.01 (H) H2, dengan senjata utama 75 mm.
Porsche dan Henschel mengajukan desain prototipe, masing-masing memanfaatkan kubah rancangan Krupp. Kedua purwarupa didemonstrasikan di Rastenburg di depan Hitler. Desain Henschel diterima, terutama karena desain prototipe Porsche VK 4501 (P) menggunakan unit tenaga hibrida bensin-listrik yang bermasalah yang membutuhkan sejumlah besar tembaga untuk pembuatan komponen drivetrain listriknya, bahan perang strategis yang sangat terbatas di Jerman.[5] Produksi Panzerkampfwagen VI Ausf. H dimulai pada Agustus 1942. Mengharapkan pesanan untuk tanknya, Porsche membangun 100 sasis. Setelah kontrak itu diberikan ke Henschel, mereka digunakan untuk kendaraan nirkubah baru, penghancur tank berkasemat. 91 lambung dikonversi menjadi Panzerjäger Tiger (P) pada awal 1943.
Saat Jerman melakukan Perjalanan ke Timur pada 22 Juni 1941, Jerman terkejut dengan tank baru Soviet yaitu T-34 kelas medium dan KV-1 kelas berat yang dapat menandingi tank-tank Jerman di timur. Oleh karena itu desain tank ini dibuat agar dapat menandingi KV-1 dan T-34, akhirnya rancangan Henschel yang di terima dan mulai dikirim ke timur pertengahan 1942.
Desain
Tiger berbeda dari tank Jerman sebelumnya terutama dalam filosofi desainnya. Para pendahulunya menyeimbangkan mobilitas, perisai dan daya tembak, dan kadang-kadang dikalahkan oleh lawan-lawannya.
Meski berat, tank ini tidak lebih lambat dari yang terbaik dari lawan-lawannya. Namun, dengan bobot mati lebih dari 50 ton, suspensi, kotak roda gigi, dan barang-barang semacam itu jelas akan mencapai batas rangangannya dan kerusakan sering terjadi jika pemeliharaan rutin tidak dilakukan.
Meskipun desain dan tata ruang secara umum mirip dengan tank medium sebelumnya, Panzer IV, Tiger memiliki berat lebih dari dua kali lipat. Ini karena pelindungnya yang jauh lebih tebal, senjata utama yang lebih besar, volume bahan bakar dan penyimpanan amunisi yang lebih besar, mesin yang lebih besar, dan transmisi dan suspensi yang lebih kokoh.
Lapisan baja
Tiger I memiliki perisai lambung depan setebal 100 mm (3,9 in), perisai kubah depan setebal 100 mm (3,9 in) dan mantel meriam setebal 120 mm (4,7 in).[6] Tiger memiliki pelat sisi lambung setebal 60 mm (2,4 in) dan 80 mm pada superstruktur samping/sponson, sedangkan pada sisi kubah dan belakang adalah 80 mm. Perisai atas dan bawah adalah setebal 25 mm (1 in). Mulai Maret 1944, atap menara menebal menjadi 40 mm (1,6 in).[1] Pelat lapis baja sebagian besar datar, dengan konstruksi yang saling terkait. Sambungan baju pelindung itu berkualitas tinggi, diinjak dan dilas daripada dipaku dan terbuat dari baja maraging.
Meriam
Meriam 8,8 cm KwK 36 sepanjang 56 kaliber dipilih untuk Tiger. Kombinasi lintasan tembakan datar yang dihasilkan oleh kecepatan peluru yang tinggi dan presisi dari pembidik Leitz Turmzielfernrohr TZF 9b (kemudian digantikan oleh monokular TZF 9c) membuatnya sangat akurat. Dalam uji coba penembakan di masa perang oleh Inggris, lima perkenaan berturut-turut dicetak pada sasaran 410 x 460 mm (16 x 18 in) pada jarak 1.100 meter (3.600 ft).[7] Dibandingkan dengan senjata tank Jerman kontemporer lainnya, 8,8 cm KwK 36 memiliki penetrasi superior dari 7,5 cm KwK 40 pada Sturmgeschütz III dan Panzer IV tetapi lebih rendah dari 7,5 cm KwK 42 pada tank Panther [8] bawah jarak 2.500 meter. Pada jarak yang lebih jauh, 8,8 cm KwK 36 lebih unggul dalam penetrasi dan akurasi.
Amunisi untuk Tiger memiliki primer yang dipicu secara elektrik. Empat jenis amunisi tersedia tetapi tidak semuanya sepenuhnya tersedia. Peluru PzGr 40 menggunakan tungsten, yang semakin sedikit seiring berjalannya perang.
- PzGr. 39 (penembus perisai, bertudung, bertudung balistik)
- PzGr. 40 (penembus perisai, komposit kaku)
- Hl. Gr. 39 (antitank berdaya ledak tinggi)
- sch. Sprgr. Patr. L / 4.5 (peluru pecahan pembakar)
Mesin dan sistem penggerak
Di bagian belakang tank terdapat kompartemen mesin yang diapit oleh dua kompartemen belakang terpisah yang masing-masing berisi tangki bahan bakar dan radiator. Jerman belum mengembangkan mesin diesel yang memadai, jadi mesin berbahan bakar bensin harus digunakan sebagai gantinya. Mesin asli yang digunakan adalah 21,35 liter (1303 cu.in.) 12-silinder Maybach HL 210 P45 yang memberikan tenaga 485 kW (650 hp) pada 3.000 rpm. Meskipun termasuk mesin yang bagus, mesin itu kurang bertenaga untuk tank Tiger. Dari Tiger ke-251 dan seterusnya, digantikan olehmesin HL 230 P45 yang ditingkatkan, mesin 23,095 liter (1409 cu.in.) yang memberikan tenaga 521 kW (700 hp) pada 3.000 rpm.[9] Perbedaan utama antara mesin-mesin ini adalah bahwa Maybach HL 210 asli menggunakan blok mesin aluminium sedangkan Maybach HL 230 menggunakan blok mesin besi. Blok besi tuang memungkinkan untuk silinder yang lebih besar (dan dengan demikian, perpindahan gas yang lebih besar) yang meningkatkan output daya menjadi 521 kW (700 hp). Mesin itu dalam bentuk V, dengan dua bank silinder diatur pada 60 derajat. Starter inersia dipasang di sisi kanannya, digerakkan melalui gigi rantai melalui sebuah lubang di dinding belakang. Mesin ini bisa diangkat melalui lubang di atap lambung belakang. Dibandingkan dengan V12 lainnya dan berbagai mesin bensin bentuk-vee yang digunakan untuk tank, mesin HL 230 hampir empat liter lebih kecil daripada mesin Britania Rolls-Royce Meteor V12 AFV, yang diadaptasi dari RR Merlin tetapi diturunkan tenaganya menjadi 448 kW (600 hp), dan prekursor V12 yang dirancang Ford Amerika untuk mesin Ford GAA V-8 AFV yang berkapasitas 18 liter, yang dalam bentuk V12 aslinya akan memiliki perpindahan sebesar 27 liter yang sama dengan Meteor.
Fitur baru lainnya adalah kotak roda gigi pra-pemilih semi-otomatis yang dikendalikan secara hidrolik Maybach-Olvar. Akibat bobot yang ekstrem, tank ini juga membutuhkan sistem kemudi baru. Argus Motoren Jerman, tempat Hermann Klaue menemukan rem cincin[10] pada tahun 1940, memasoknya untuk Arado Ar 96[11] dan juga memasok cakram 55 cm.[12] Klaue mengakui dalam aplikasi paten bahwa ia hanya memperbaiki teknologi yang ada, yang dapat ditelusuri kembali ke desain Inggris yang berasal dari tahun 1904. Tidak jelas apakah rem cincin paten Klaue digunakan dalam desain rem Tiger.
Sistem kopling dan rem, tipikal untuk kendaraan yang lebih ringan, dipertahankan tetapi hanya untuk keadaan darurat. Biasanya, kemudi bergantung pada diferensial ganda, pengembangan Henschel dari sistem British Merritt-Brown[13] yang pertama kali ditemui di tank Churchill. Kendaraan itu memiliki kotak roda gigi delapan kecepatan, dan kemudi menawarkan dua radius putar tetap pada masing-masing gigi, sehingga Tiger memiliki enam belas radius putaran berbeda. Pada gigi pertama, pada kecepatan beberapa km/jam, radius belokan minimal adalah 344 m (1.128 ft 7 in). Dalam gigi netral, roda rantai bisa diputar ke arah yang berlawanan, sehingga Tiger I berputar di tempatnya.[14] Pada tank Tiger, dipasang kemudi roda alih-alih sebuah kemudi setang–atau, seperti yang dimiliki kebanyakan tank pada saat itu, tuas rem kembar–yang membuat sistem kemudi Tiger I mudah digunakan dan lebih maju dari zamannya.[13]
Biaya
Masalah utama dengan Tiger adalah bahwa produksinya membutuhkan sumber daya yang cukup besar dalam hal tenaga kerja dan material, yang membuatnya menjadi mahal: Harga Tiger I lebih dari dua kali lipat dari Panzer IV dan empat kali lebih banyak dari meriam serbu StuG III.[15] Sebagian karena biayanya yang tinggi, hanya 1.347 Tiger I dan 492 Tiger II yang diproduksi.[16] Saingan terdekat Tiger dari Amerika Serikat adalah Pershing M26 (sekitar 200 unit dikerahkan ke Palagan Operasi Eropa (ETO) selama perang[17]) dan IS-2 dari URSS (sekitar 3.800 unit dibuat selama konflik).
Dari sudut pandang teknis, tank ini lebih unggul dari tank-tank sezamannya.[18] Meskipun jumlahnya sedikit, kekurangan kru yang berkualitas dan kebutuhan bahan bakar yang cukup besar dalam konteks sumber daya yang semakin menyusut, tank-tank Tiger memiliki dampak besar dalam perang dengan Tiger (termasuk Tiger II) menghancurkan setidaknya 10.300 tank musuh, dan 11.380 AT meriam dan artileri di PD2. Ini dicapai atas hilangnya 1.725 unit Tiger (termasuk kerugian operasional dan strategis dalam jumlah besar, yaitu ditinggalkan, dirusak, dll).[19]
Sejarah dinas
Pertempuran pertama
Untuk memamerkan senjata barunya, Hitler memerintahkan untuk penekanan awal bertugas ke garis depan.[20] Sebuah peleton dari empat Tiger beraksi mulai di Pengepungan Leningrad.[21] Bertugas di medan rawa dan hutan membuat Tiger kesulitan bergerak tetapi bisa bertahan dengan mudah.
Tiger-Tiger ini rata-rata dibuat untuk bentuk medan Front Timur sehingga lebih banyak Tiger I di Front Timur dibandingakan dengan yang berada di Front Barat maupun di Afrika Utara. Di Front Timur juga Tiger I menunjukkan kegagahannya namun tak terlalu lama, karena banyak versi-versi awal Tiger I ini banyak yang mogok dan tertangkap oleh pihak Soviet sehingga akhirnya Soviet memelajari Tiger dan mempersiapkan tank baru yang dapat menandingi tank Tiger.
Sedangkan di Front Afrika Utara tank Tiger kali pertama bertugas saat Kampanye Tunisia pada awal Desember 1942.[22] Tank ini tidak banyak berperan di utara Afrika karena hanya sedikit tank Tiger yang di tugaskan di sana dan karena Hitler lebih fokus untuk medan pertempuran di Rusia.
Para "Penghancur Tank"
Pada awal bulan Juli 1943, sebuah Tank Tiger yang di komandani oleh SS-Oberscharführer Franz Staudegger dari platon ke-2, kompi panzer 13, Divisi Panzer SS Leibstandarte menyerang gerombolan 50 T-34 di wilayah Psyolknee (selatan front Pertempuran Kursk). Staudegger mengklaim telah menghancurkan sekitar 22 tank dengan menghabiskan seluruh pelurunya dan sisanya yang mundur ditembaki oleh anak buahnya. untuk itu dia mendapatkan mendali Salib Kesatria dari Salib Besi.
Banyak komandan Tank Tiger mengklaim telah menghantam lebih dari 100 tank di medan perang, salah satunya Kurt Knispel dengan 168, Otto Carius sekitar 150 keatas, Johannes Bölter lebih dari 139, dan Michael Wittmann ada 138.[23]
Varian
Di antara varian lain Tiger, terdapat sebuah pelontar roket swa-gerak berlapis baja, dikenal sebagai Sturmtiger. Sebuah versi pemulihan tank dari Porsche Tiger I, dan satu Porsche Tiger I, dikeluarkan untuk Batalyon Destroyer Tank Berat 654, yang dilengkapi dengan Ferdinand/Elefant. Di Italia, varian zeni dari Tiger I tanpa senjata utama dibuat oleh kru pemeliharaan dalam upaya untuk menemukan cara membersihkan ladang ranjau. Varian ini sering salah diidentifikasikan sebagai kendaraan pemulihan Bergetiger.
Varian lain adalah tank Tiger Fahrschulpanzer VI (tank latihan). Tank-tank ini adalah dilengkapi dengan mesin yang dimodifikasi untuk dijalankan pada gas terkompresi (Sistem Stadtgas) atau gas kayu (Sistem Holzgas). Hal ini dilakukan karena kekurangan pasokan bahan bakar. Tank latihan tersebut menggunakan campuran lambung berkubah dan tanpa kubah. Tank latihan tersebut digunakan untuk melatih awak tank Tiger dan tidak digunakan dalam pertempuran.
Produksi
Desain | Referensi | Tanggal |
---|---|---|
Prototipe | ||
VK 45.01 | Henschel | 28 Juli 1941 |
Pz.Kpfw. VI Ausf. H1 (VK 4501) | Wa Prüf 6 | 21 Oktober 1941 |
VK 4501 (H) | Wa J Rue (WuG 6) | 5 Januari 1942 |
Tiger H1 (VK 4501 – Aufbau fur 8,8 cm Kw.K.Krupp-Turm) | Wa Prüf 6 | Februari 1942 |
Pz.Kpfw. VI (VK 4501/H Ausf. H1 (Tiger)) | Wa Prüf 6 | 2 Maret 1942 |
Pz.Kpfw. "Tiger" H | Wa J Rue (WuG 6) | 20 Juni 1942 |
Pz.Kpfw. VI
VK 4501 (H) Tiger (H) Krupp-Turm mit 8.8 cm Kw.K. L/56 fur Ausf. H1 |
Wa Prüf 6 | 1 Juli 1942 |
Produksi massal | ||
Panzerkampfwagen VI H (Sd.Kfz. 182) | KStN 1150d | 15 Agustus 1942 |
Tiger I | Wa Prüf 6 | 15 Oktober 1942 |
Pz.Kpfw. VI H Ausf. H1 (Tiger H1) | – | 1 Desember 1942 |
Panzerkampfwagen VI H Ausf. H1
Panzerkampfwagen Tiger Ausf. E |
D656/21+ (Tank manual) | Maret 1943 |
Pz.Kpfw. Tiger (8,8 cm L/56) (Sd.Kfz. 181) | KStN 1176e | 5 Maret 1943 |
Panzerkampfwagen Tiger Ausf. E (Sd.Kfz. 181)
Panzerkampfwagen Tiger Ausf. E |
D656/22 (Tank manual) | 7 September 1944 |
Pengguna
- Nazi Jerman - Pengguna Utama.
- Kerajaan Hongaria - 13 buah Tiger I Ausf. E telah dikirim oleh Jerman.
Tank yang tersisa
Tiger 131
Pada 21 April 1943, sebuah Tiger I dari batalion tank berat Jerman ke-504, dengan nomor kubah meriam 131, ditangkap di sebuah bukit bernama Djebel Djaffa di Tunisia. Tembakan meriam 6 pon tank Churchill dari Resimen Tank Kerajaan Inggris ke-48 menghantam laras meriam Tiger dan memantul ke cincin kubahnya, menghambat putarannya dan melukai komandan. Awak menyelamatkan diri, kemudian tank ditangkap.[24] Setelah perbaikan, tank dikirim ke Inggris untuk pemeriksaan menyeluruh.
Tank yang ditangkap secara resmi diserahkan ke Bovington Tank Museum oleh Kementerian Pasokan Inggris pada 25 September 1951. Pada Juni 1990, tank dipindahkan dari tampilan di museum dan pekerjaan dimulai pada restorasi. Ini dilakukan oleh museum dan Organisasi Perbaikan Pangkalan Angkatan Darat dan melibatkan pembongkaran tank yang hampir lengkap. Mesin HL230 Maybach dari museum Tiger II dipasang (Maybach HL210 asli milik Tiger telah dipisah untuk tampilan[25]), bersama dengan sistem pemadam api modern di kompartemen mesin. Pada Desember 2003, Tiger 131 kembali ke museum, dipulihkan dan dalam kondisi berjalan. Tiger ini digunakan dalam film Fury, pertama kali Tiger I asli yang dapat dioperasikan secara mekanis sepenuhnya telah muncul dalam sebuah film sejak Perang Dunia II.[26]
Lainnya
Mengingat jumlahnya yang sedikit, yaitu sekitar 1.300 Tiger yang diproduksi selama Perang Dunia II, sangat sedikit yang selamat dari perang dan upaya pembesituaan pascaperang. Banyak komponen besar telah diselamatkan selama bertahun-tahun, tetapi penemuan kendaraan yang kurang lebih dan umumnya lengkap sejauh ini menghindari penggemar kendaraan lapis baja dan pengumpul tank. Selain Tiger 131, enam tank Tiger I lainnya bertahan hingga April 2018 di lokasi-lokasi berikut:
- Musée des Blindés di Saumur, Prancis. Pameran dalam ruangan dalam kondisi baik. Versi pertengahan produksi (1944) dengan roda jalan tipe baja tumpang tindih yang diadopsi dari Tiger II dan dilengkapi dengan trek transportasi yang sempit. Tiger ini adalah bagian dari kompi ke-2 dari Batalyon Panzer Berat SS 102 yang bertempur di sektor Cauville dan kemudian ditinggalkan oleh krunya setelah kerusakan mekanis. Dia diangkat kembali sebagai Colmar dengan skuadron ke-2 Resimen Cuirassier Prancis ke-6 dan bergabung dengan unit baru itu dalam pertempuran sepanjang perjalanan kembali ke Jerman.
- Vimoutiers di Normandy, Prancis. "Tank Tiger Vimoutiers " yang terkenal. Ditinggalkan dan kemudian dihancurkan oleh kru Jerman pada Agustus 1944. Monumen luar ruang dalam kondisi yang buruk karena efek waktu dan unsur-unsur (banyak bagian asli seperti palka dan kedua pipa knalpot belakang hilang).
- Museum Tank Kubinka di Moskwa, Rusia . Dalam kondisi baik; ditampilkan sebagai pameran di dalam ruangan (meskipun deretan roda empat paling tidak ada pada kendaraan ini).
- Museum Sejarah Militer Lenino-Snegiri di Rusia. Dalam kondisi sangat buruk; ditampilkan di luar ruangan. Tank ini adalah bekas sasaran tembak dan telah ditembakan dan dipotong dengan sangat buruk (kerusakan termasuk kerusakan roda gigi yang berjalan dan beberapa lubang peluru pada zirahnya).
- Tiger 712 (nomor lambung 250031) dari Batalyon Tank Berat ke-501 di Museum Lapis Baja & Kavaleri Angkatan Darat Amerika Serikat di Fort Benning, Georgia, AS. Dalam kondisi baik. Sebelumnya ditampilkan di luar ruangan, sejak itu telah dipindahkan di dalam ruangan.
- Museum Panzer Jerman di Munster sekarang memiliki Tiger I yang dipajang.[27] Tank ini direkonstruksi oleh Mr. Hoebig di Jerman menggunakan bagian-bagian yang ditemukan di Trun Scrapyard di Normandia [28] dan beberapa bagian lainnya ditemukan di Kurland (di Latvia).
Film
- White Tiger (2012)
- Fury (2014)
- Saving Private Ryan (1998)
- Normandy (terbatas)
- T-34 (2018)
Lihat pula
Tank yang memiliki jenis dan peran yang mirip
- Uni Soviet: KV-85 atau IS-1
- Amerika Serikat: M26 Pershing
- Inggris: Seri Churchill
Referensi
Kutipan
- ^ a b Jentz & Doyle 1993, hlm. 8, 16.
- ^ Hart 2007, hlm. 17.
- ^ Bishop 2002, hlm. 9.
- ^ B T white German Tanks and Armoured Vehicles, 1914-1945 p69-70
- ^ Jentz & Doyle 1993, hlm. 6.
- ^ Fabio Prado. "Pzkpfw Vi Tiger I". Armorsite. Diakses tanggal 2010-04-30.
- ^ Carruthers 2013, chapt. Design features.
- ^ Bird & Livingston 2001, hlm. 61.
- ^ Green & Brown 2008, hlm. 41.
- ^ Disk brake for use in motor cars, airplanes, and the like US Patent 2323052 A
- ^ Arado Ar 96, Lexikon der Wehrmacht.
- ^ Transmission & Steering, Tiger I Information Center.
- ^ a b Green & Brown 2008, hlm. 44.
- ^ Green & Brown 2008, hlm. 46.
- ^ Panzer Statistics Diarsipkan 2018-01-08 di Wayback Machine. achtungpanzer.com
- ^ Jentz 1996, hlm. 288.
- ^ Hunnicutt 1971.
- ^ Zaloga 2015, hlm. 204.
- ^ Askey, Nigel. Operation Barbarossa : the complete organisational and statistical analysis, and military simulation. IngramSparks Publishing. hlm. 103. ISBN 9780648221920.
- ^ Guderian 1952, hlm. 280.
- ^ Showalter 2013, hlm. 48.
- ^ Schneider 2000, hlm. 41.
- ^ Tiger Aces alanhamby.com
- ^ Carruthers 2000.
- ^ The Tiger Tank Restoration project – "Our Tiger" Journal[pranala nonaktif permanen]
- ^ "BBC News – 'Last' WW2 Tiger tank to be used in Brad Pitt film". BBC News.
- ^ "Deutsches Panzermuseum Munster: Die schwerste Katze aller Zeiten". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-03-12. Diakses tanggal 2015-10-15.
- ^ "Un char Tigre Allemand reconstruit avec des pièces de la poche de Falaise-Chambois". Ouest-France.fr.
Bibliografi
- Anderson, Thomas (2013). Tiger. Osprey Publishing. ISBN 978-1-78096-201-6.
- Agte, Patrick (2006). Michael Wittmann and the Waffen SS Tiger Commanders of the Leibstandarte in WWII, Vol. 1. Mechanicsburg: Stackpole Books. ISBN 978-0-8117-3334-2.
- Baryatinsky, Mikhail (2008). The T-34 in Combat. Jauza, Moscow. ISBN 978-5-699-26709-5.
- Bird, Lorrin Rexford; Livingston, Robert D. (2001). World War II Ballistics - Armor and Gunnery. Albany, N.Y.: Overmatch Press. OCLC 71143143.
- Bishop, Chris (2002). "1". The Encyclopedia of Weapons of World War II. London: Metrobooks. ISBN 1-58663-762-2.
- Carius, Otto; Edwards, Robert J. (2003). Tigers in the Mud - The Combat Career of German Panzer Commander Otto Carius. Stackpole Books. ISBN 978-0-8117-2911-6.
- Carruthers, Bob (2000). German Tanks at War. London: Cassell. ISBN 978-0-304-35394-1.
- Carruthers, Bob (2013). Tiger I in Combat. Coda Books Ltd. ISBN 978-1-78159-129-1.
- Forty, George (2004). Villers Bocage. Battle Zone Normandy. Sutton Publishing. ISBN 0-7509-3012-8.
- Glantz, David Colossus Reborn: the Red Army at War: 1941-1943. Lawrence, KS: University of Kansas Press 2005. ISBN
- Green, Michael; Brown, James D. (2008). Tiger Tanks at War. St. Paul, MN: Zenith Press. ISBN 978-0-7603-3112-5.
- Guderian, Heinz Panzer Leader New York Da Capo Press, 1952. (Reissue edition, 2001).
- Hart, Stephen (2007). Sherman Firefly vs Tiger: Normandy 1944. Reading: Osprey Publishing. ISBN 1-84603-150-8.
- Hunnicutt, Richard Pearce (1971). Pershing: A History of the Medium Tank T20 Series. Navato, CA: Presidio Press. ISBN 0-98219-070-0.
- Jentz, Thomas (1996). Panzertruppen 2: The Complete Guide to the Creation & Combat Employment of Germany's Tank Force 1943–1945. Schiffer. ISBN 978-0-7643-0080-6.
- Jentz, Tom; Doyle, Hillary (1993). Tiger 1 Heavy Tank 1942-45. illustrated by Sarson, Peter. Osprey. ISBN 978-1-85532-337-7.
- Jentz, Tom; Doyle, Hillary (1997). Germany's Tiger Tanks: Tiger I & II : Combat Tactics. Schiffer Publishing. ISBN 978-0-7643-0225-1.
- Jentz, Tom; Doyle, Hillary (2000). Germany's Tiger tanks D.W. to Tiger 1. Schiffer. ISBN 978-0-76431-038-6.
- Kolomiets, Maxim (2013). "Тигры" на Огненной Дуге ["Tiger Tierra del Arc"] (dalam bahasa Russian). KM Strategy. ISBN 978-5-699-65932-6.
- Perrett, Bryan (1999). Panzerkampfwagen IV medium tank : 1936 - 1945. Oxford, United Kingdom: Osprey. ISBN 978-1-85532-843-3.
- Schneider, Wolfgang (2004). Tigers in Combat I. Mechanicsburg, PA: Stackpole Books; 2nd edition, originally published 2000 by J.J. Fedorowicz; Winnipeg, Canada. ISBN 0-8117-3171-5.
- Schneider, Wolfgang (2005). Tigers in Combat II. Mechanicsburg, PA: Stackpole Books; originally published 1998 by J.J. Fedorowicz; Winnipeg, Canada. ISBN 0-8117-3203-7.
- Showalter, Dennis E (2013). Armor and Blood : the Battle of Kursk, the turning point of World War II. New York, NY: Random House.
- Tucker-Jones, Anthony (2012). "Introduction". Tiger I and Tiger II. Barnsley: Pen & Sword Military. ISBN 978-1-78159-030-0.
- Wilbeck, Christopher (2004). Sledgehammers: Strengths and Flaws of Tiger Tank Battalions in World War II. Bedford, Pa.: The Aberjona Press. ISBN 978-0-9717650-2-3.
- Zaloga, Steven (1994). IS-2 Heavy Tank 1944–73. Osprey. ISBN 978-1-85532-396-4.
- Zaloga, Steven (2003). M4 (76mm) Medium Tank 1943–65. Osprey. ISBN 1-84176-542-2.
- Zaloga, Steven (2005). US Anti-Tank Artillery 1941–45. Osprey. ISBN 1-84176-690-9.
- Zaloga, Steven (2007). Japanese Tanks 1939–45. Osprey. ISBN 978-1-84603-091-8.
- Zaloga, Steven (2015). Armored Champion: The Top Tanks of World War II. Mechanicsburg, PA: Stackpole Books. ISBN 978-0-8117-1437-2.
- Zetterling, Niklas (2000). Kursk 1943: a statistical analysis. London: Frank Cass. ISBN 978-0-7146-5052-4.
- "Tiger and Tiger II sections from Handbook on German Military Forces". Diakses tanggal October 8, 2009.
Pranala luar
- Tiger I at the Armorsite
- Tiger I Information Center
- Bovington Tank Museum Tiger and Restoration Diarsipkan 2016-12-07 di Wayback Machine.
- Article, "New German Heavy Tank" from U.S. Intelligence Bulletin, June 1943
- Under The Tiger's Skin Diarsipkan 2012-10-10 di Wayback Machine. June 1945 Popular Science
- Tiger1.info 7* Tiger survivors - PDF Surviving Tiger Tanks
- Panzerkampfwagen VI Tiger (P) Diarsipkan 2008-08-17 di Wayback Machine. and Ausf. E Diarsipkan 2008-08-22 di Wayback Machine. at Achtung Panzer!
- Tiger and Tiger II sections from Handbook on German Military Forces