Canva

pelantar desain grafis daring
Revisi sejak 24 Februari 2023 03.14 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (pembersihan kosmetika dasar)

Canva adalah aplikasi desain grafis yang digunakan untuk membuat grafis media sosial, presentasi, poster, dokumen dan konten visual lainnya.[2] Aplikasi ini juga menyediakan beragam contoh desain untuk digunakan.[3][4][5]

Canva Pty Ltd
Swasta
Industri
Didirikan2012
Pendiri
Kantor pusat,
Australia
Wilayah operasi
Seluruh dunia
ProdukCanva, Canva Pro, Canva for Enterprise, Canva for Education
Karyawan
1,157[1] (Agustus 2020)
Situs webcanva.com
Facebook: canva X: canva Instagram: canva LinkedIn: canva Youtube: UCEDLeLo3HNQZiJOTR2svg2A Pinterest: canva Musicbrainz: 82dfbf7a-763d-43d7-8671-9165f054ece1 Modifica els identificadors a Wikidata

Canva terdiri dari dua jenis layanan, yakni gratis dan berbayar. Pada layanan berbayar, Canva menyediakan Canva Pro dan Canva for Enterprise.[6] Selain itu, pengguna juga bisa membayar produk secara fisik untuk dicetak dan dikirimkan.[7]

Pada Juni 2020, Canva meraih A$60 juta dengan nilai valuasi A$miliar. Nilai ini hampir menggandakan valuasi pada 2019.[8][9]

Sejarah

Canva didirikan di Sydney, Australia oleh Melanie Perkins, Cliff Obrecht dan Cameron Adams pada 1 Januari 2012. Pada tahun pertamanya, Canva mencatatkan jumlah pengguna sebanyak 750,000 orang.[10] Pada April 2014, seorang pakar teknologi dan sosial media Guy Kawasaki bergabung ke perusahaan sebagai promotor jenama.[11] Pada 2015, Canva for Work diluncurkan dan berfokus pada bagian pemasaran.[12]

Selama tahun 2016-2017, pendapatan Canva meningkat dari A$6.8 juta menjadi A$23.5 juta, dengan kerugian mencapai A$3.3 juta. Pada 2017, perusahaan meraih keuntungan dengan jumlah pelanggan berbayar mencapai 294.000 orang.[13]

Setahun kemudian Melanie mengumumkan bahwa perusahaannya meraih A$40 juta dari Sequoia Capital, Blackbird Ventures dan Felicis Ventures. Atas capaian tersebut, nilai valuasi perusahaan menjadi sebesar A$1 miliar.[13][14][15]

Pada Mei 2019, Canva mengalami pelanggaran keamanan yang menyebabkan 139 juta data penggunanya diretas.[16] Data yang diretas ini termasuk nama asli pengguna, nama pengguna, alamat, informasi geografi dan bahkan hingga kata kunci bagi beberapa pengguna.[17]

Dalam waktu bersamaan, perusahaan mencapai pendanaan lain sebesar A$70 juta dari General Catalyst dan Bond. Canva juga meraih pendanaan dari investor sebelumnya yakni Blackbird Ventures dan Felicis Ventures sehingga nilai valuasi Canva mencapai A$2.5 miliar.[18]

Lima bulan berikutnya, Canva mengumumkan bahwa mereka berhasil menambah dana tambahan sebesar A$85 million sehingga nilai valuasinya menjadi sebesar A$3.2 miliar.[8]

Pada Desember 2019, Canva meresmikan Canva for Education, sebuah produk gratis yang ditujukan untuk sekolah dan institusi pendidikan yang bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi antara murid dan guru.[19]

Memasuki Januari 2020, Canva mempublikaskan kebijakan privasi dalam bahasa Inggris dan berbagai bahasa lainnya agar dapat dipatuhi dan dipahami oleh para pengguna.[20]

Pada Agustus 2020 Canva kemudian merilis laporan bahwa telah terjadi peretasan pada Februari. Dilaporkan bahwa tercatat ada 4.200 email mencurigakan yang dibuat di Canva.[21]

Akuisisi

Pada 2018, perusahaan mengakuisisi perusahaan rintisan Zeetings dalam jumlah yang tidak diungkapkan sebagi bagian dari ekspansi perusahaan.[22]

Pada Mei 2019, perusahaan mengumumkan akuisisi terhadap Pixabay dan Pexels, dua situs fotografi gratis berbasis di Jerman, yang memungkinkan pengguna Canva untuk bisa mengakses foto-foto mereka dalam membuat desain.[23]

Kritik

Pada Mei 2019, Canva menghadapi kritik pedas atas penanganannya terhadap serangan siber yang membuat sekitar 139 juta data pengguna dicuri oleh peretas.[24][25]

Referensi

  1. ^ "Canva Company Profile". Craft. Diakses tanggal August 2, 2020. 
  2. ^ "10 Website Untuk Membuat Logo Online Gratis". papitekno.com. Diakses tanggal 2022-06-12. 
  3. ^ Lancet, Yaara; Zukerman, Erez (7 Januari 2014). "Canva review: Free tool brings much-needed simplicity to design process". PC World. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Desember 2014. 
  4. ^ Perez, Sarah (26 Agustus 2013). "Canva Launches A Graphic Design Platform Anyone Can Use". Tech Crunch'. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 September 2019. 
  5. ^ Swallow, Erica (18 November 2013). "Canva Makes Great Design More Accessible". Forbes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Agustus 2018. 
  6. ^ Reuter, Dominick. "5 apps entrepreneurs can use right now". Business Insider. How much it costs: Pro, $120/year per user; Enterprise, $360/year per user; free and discounted accounts available for nonprofits and educators. 
  7. ^ Castles, Angela. "Canva gets physical with 'Canva Print' to cement US foothold". SmartCompany. Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  8. ^ a b Cook, Jordan. "Canva, now valued at $3.2 billion, launches an enterprise product". TechCrunch. Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  9. ^ "Canva raises $60 million at valuation of $6 billion". Bloomberg. 2020-06-22. Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  10. ^ Campbell, Rebekah (15 September 2014). "The Problem With Going Into Business With a Friend". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Desember 2014. Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  11. ^ Pankaj, Mishra. Canva Raises $3 Million To Make Design Accessible To Everyone Diarsipkan 30 Maret 2019 di Wayback Machine. Tech Crunch. 16 April 2014.
  12. ^ "Graphic design startup Canva just turned into a unicorn". Fast Company (dalam bahasa Inggris). 2018-01-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juni 2018. Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  13. ^ a b "New Sequoia China investment values Australian design company Canva at $1 billion – TechCrunch". techcrunch.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juni 2018. Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  14. ^ Stanton, Kate; Griffith, Hywel (2018-01-09). "The 30-year-old woman who designed a $1bn business". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Juli 2018. Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  15. ^ Chau, David (2018-01-09). "Canva: Online design startup joins generally overvalued 'unicorn' club". Australia: ABC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Januari 2018. Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  16. ^ "Australian tech unicorn Canva suffers security breach". ZDNet (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  17. ^ "139 Million Users Hit in Canva Data Breach". Tom's Guide (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  18. ^ Clark, Kate. "Graphic design platform Canva valued at $2.5B with new funds". TechCrunch. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juni 2019. Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  19. ^ Hennessy, James (6 Desember 2019). "Canva has announced a slew of new products, including a video editing tool and an education offering". Business Insider Australia (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-19. 
  20. ^ Picoult, Jon. "What Every Business Can Learn From Canva's Unconventional Privacy Notice". Forbes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  21. ^ "Hackers hijack design platform to go phishing". SC Media (dalam bahasa Inggris). 2020-08-19. Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  22. ^ Powell, Dominic. "SmartCompany". Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  23. ^ Jonathan, Shieber. "Australia's design unicorn, Canva, picks up two free image-sharing services, and launches new photo product". TechCrunch. Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  24. ^ Smith, Paul. "Canva criticised after data breach exposed 139m user details". Diakses tanggal 5 Februari 2021. 
  25. ^ "Massive data breach hits Canva". Diakses tanggal 5 Februari 2021. 

Pranala luar