Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur
|}
{{{nama}}} | |
---|---|
Informasi | |
Jenis | {{{tipe}}} |
Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur Lapangan Terbang Antarabangsa Kuala Lumpur لاڤڠن تربڠ انتارابڠسا كوالا لومڤور | |
---|---|
Informasi | |
Jenis | {{{tipe}}} |
{{{nama}}} | |
---|---|
Informasi | |
Jenis | {{{tipe}}} |
{{{nama}}} | |
---|---|
Informasi | |
Jenis | awam |
Dibuka | 29 Jun 1998 |
Koordinat | |
Situs web | http://www.klia.com.my |
{{{nama}}} | |
---|---|
Informasi | |
Jenis | {{{tipe}}} |
Landas pacu | |||
Arah | Panjang | Permukaan | |
---|---|---|---|
ft | m |
Landas pacu | |||
Arah | Panjang | Permukaan | |
---|---|---|---|
ft | m |
Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (bahasa Inggris: Kuala Lumpur International Airport/KLIA) adalah bandara internasional utama Kuala Lumpur, Malaysia yang terletak di Sepang, negara bagian Selangor dengan kode IATA KUL.
Dibuka pada 1998, pembangunannya memakan biaya 3,5 milyar Dolar dengan slogan "Bringing the World to Malaysia and Malaysia to the World" ("Membawa dunia pada Malaysia dan Malaysia pada Dunia").
Bandara ini merupakan pangkalan untuk Malaysia Airlines dan Air Asia.
Operasi dan Infrastruktur
Desain
Desain dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur ini dibuat oleh seorang arsitek asal Jepang, Kisho Kurokawa. Lokasi bangunan terminal didesain dengan menggunakan konsep Bandar Udara di tengah hutan, hutan di dalam Bandara, yang dikelilingi oleh pohon-pohon penghijauan. Konsep ini dilakukan dengan kerjasama dari Institut Penelitian Hutan Malaysia. Keseluruhan hutan hujan ditransplantasikan dari hutan dan diletakkan di tengah-tengah bangunan satelit bandara ini.
Bandara ini didesain untuk menampung hingga 130 juta penumpang per tahun. Selain karena ukurannya, bandara ini didesain agar kepadatan penumpang menyebar ke seluruh penjuru bangunan, dengan tampilan menarik dan tanda-tanda fasilitas yang disediakan dalam bahasa Melayu, bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, bahasa Jepang dan bahasa Arab. Bahkan fasilitas untuk penyandang cacat pun telah sesuai dengan standar dunia.
Luas landasan dan bangunan dari bandara ini 100 km persegi, dan secara teori dapat menampung 100 pergerakan penerbangan kapan saja. Ada 216 kaunter untuk daftar diri disusun dalam 6 lorong. Bandara ini adalah bandara pertama yang menggunakan Sistem Total Manajemen Bandara (dalam bahasa Inggris disebut Total Airport Management System atau disingkat TAMS)- walaupun sistem ini ditunjuk sebagai biang dari beberapa masalah oleh Menteri Perhubungan Ling Liong Sik.
Menara Pengendali Lalu Lintas Udara
Ada dua menara pengendali lalu lintas udara di Bandara Internasional Kuala Lumpur: menara pengendali utama dan menara pengendali landasan. Tinggi menara pengendali utama adalah 130 meter dan merupakan menara pengendali lalu lintas udara tertinggi kedua di dunia setelah menara pengendali Bandara Internasional Bangkok. Bentuk menara ini seperti obor olimpiade, menara ini digunakan sebagai tempat untuk mengendalikan sistem lalu lintas udara dan peralatan radar.
Menara pengendali landasar bertangung jawab sebagai perbekalan layanan lalu lintas udara kepada penerbangan, pergerakan kendaraan-kendaraan di bagian utara dan selatan dari bangunan terminal selatan dan kawasan landasan kargo.
Frekuensi Pengendali Lalu Lintas Udara:
Pengantar Pembersihan Lumpur - 126.00 MHz Daratan Lumpur - 121.65 MHz, 121.80 MHz, 229 MHz Menara Lumpur - 118.50 MHz, 118.80 MHz, 229 MHz Sekitar Lumpur - 119.45 MHz, 124.20 MHz Pelayanan Otomatis Informasi Terminal (Automatic Terminal Information System atau disingkat ATIS) - 126.45 MHz
Landasan
KLIA mempunyai 2 landasan paralel, yang panjang keduanya adalah 4000 meter dengan lebar 60 meter. Setiap landasan mempunyai 10 jalur taksi (jalur yang digunakan pesawat sebelum lepas landas) dengan waktu taksi berkisar antar 2 menit hingga 11 menit. Kedua-dua landasan ini dapat digunakan untuk menangani 120 pergerakan per jam ketika salah satu landasan digunakan untuk lepas landas dan landasan lainnya digunakan untuk mendarat. Setiap landasan juga dilengkapi dengan satu jalan taksi yang lengkap dengan jalur taksi kedua dan Sistem Instrumentasi Pendaratan untuk mengarakan pendaratan penerbangan dengan aman dalam segala situasi cuaca. Landasan di KLIA sedang dalam proses peningkatan untuk mengakomodasikan pesawat Airbus A380. Perencanaan utama untuk perluasan KLIA termasuk penambahan 2 landasan dan 1 landasan pilihan.
Sistem Penanganan Bagasi
Sistem Penanganan Bagasi di KLIA menawarkan daftar diri di 216 kaunter selama 24 jam dan digabungkan dengan pengendali kode bar otomatis dan dilengkapi dengan 4 tingkat pengamanan pengecekan bagasi.
8 kaunter daftar barang di pelataran parkir jangka pendek 8 kaunter daftar barang stasiun bus dan kereta api 3 tingkat sistemn pengecekan pengamanan bagasi Penyimpanan daftar barang yang awal (kapasitas mencapai 1200 tas) 33 km total panjang tali pengantar barang Sebagian dari tali ini menempuh jarak 1.1 km dari bangunan terminal utama ke bangunan satelit.
Sistem penanganan bagasi dibuat oleh Toyo Kanetsu dan pada tahun 2006 kontrak untuk memperpanjang sistem ini dari bangunan utama ke serambi stasiun Jalur Kereta Api Cepat (Express Rail Link atau disingkat ERL) telah diberikan kepada Siemens. Kasus pencurian bagasi dilaporkan secara teratur dan pada tahun 2006, 8 pekerja bandara telah dinyatakan bersalah pada kasus pencurian bagasi.
Penanganan Bagasi dilakukan oleh dua perusahaan, Malaysia Airlines dan Kuala Lumpur Airport Services (KLAS). Sistem oleh Malaysia Airlines menangani hampir seluruh maskapai yang mendarat di KLIA sedangkan KLIAS menangani beberapa maskapai lainnya.
IATA berstuju untuk memudahkan penggunaan RFID antara KL International Airport dan Bandara Hong KOng setelah peresmian RFID chip terkecil di Kuala Lumpur. KLIA akan menajadi bandara kedua ynag menggunakan RFID.
Percobaan pengenalan bagasi RFID sedang dilakukan di Kuala Lumpur dan Hong KOng. Pengenalan bagasi dapat diminta pada kounter daftar diri Malaysia Airlines dan Cathay Pacisic. Tapi percobaan ini ditunda dikarenakan permasalahan mendapatkan pencetak.
Penyelamatan Kebakaran
Pelayanan penyelamatan kebakaran bandara (atau Aiport Fire and Rescue Services, juga disingkat AFRS) disediakan untuk penanganan kecelakaan penerbangan di KLIA Sepang. Ada dua stasiun pemadam kebakaran di bandara ini, yaitu:
Pemadam Kebakaran Stasiun 1, dengan luas 170.000 kaki persegi dengan jumlah luas lantai hinga 11.400 kaki persegi (1.060 m²)dengan dua tingkat struktur baja. Pemadam Kebakaran Stasiun 2, dengan luas 60.500 kaki persegi dengan jumlah luas lantai hingga 12.900 kaki persegi (1.200 m²) dengan dua tingkat struktur baja.
Kedua stasun pemadam kebakaran ini dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran dan keselamatan darurat. Ada 7 gerbong persediaan uap, kendaraan Ziegler 8-(8x8) senilai RM 3,8 juta per kendaraan, 1 Perintah dan Kendali, 1 Tangga, 1 kendaraan P3K, 2 gerbong air, 1 kendaraan petugas pemantau, dan 1 gerbong keselamtan untuk kedua stasiun pemadam kebakaran.
Bandara Internasional KLIA adalah bandara kedua di dunia yang dilengkapi dengan cerobong difusi bahan-bahan peledak setelah Bandara Internasional Munich. Difusi dari bahan-bahan peledak tingkat tinggi dapat dihasilkan dari kedua cerobong ini dengan biaya RM 1,6 juta per cerobongnya.
Maskapai bersama destinasinya
Bangunan Terminal Utama
- Lion Air (Jakarta, Surabaya, Lhokseumawe)
- Penerbangan Malaysia (Alor Star, Bintulu, Johor Bahru, Kota Bharu, Kota Kinabalu, Kuantan, Kuala Terengganu, Kuching, Labuan, Langkawi, Miri, Pulau Pinang, Sandakan, Sibu, Tawau)
Bangunan Satelit
- Air China (Beijing)
- Air India (Delhi, Chennai, Mumbai)
- Air-India Express (Chennai)
- Air Mauritius (Mauritius, Singapura)
- Air Nepal International(Kathmandu)
- Austrian Airlines (Sydney, Vienna) [berakhir Maret 2007] [1]
- Biman Bangladesh Airlines (Dhaka, Singapura)
- Cathay Pacific (Hong Kong, Pulau Pinang)
- China Airlines (Hong Kong, Kaohsiung, Taipei-Taoyuan)
- China Southern Airlines (Chongqing, Guangzhou)
- China Eastern Airlines (Kunming, Shanghai-Pudong)
- Emirates (Dubai, Jakarta, Singapura)
- Etihad Airways (Abu Dhabi) [bermula 15 Januari 2007][2]
- EVA Air (Taipei-Taoyuan)
- Finnair (Bangkok, Helsinki) [bermula 21 Mei 2007] [3]
- Garuda Indonesia (Jakarta)
- GMG Airlines (Dhaka) [Bermula 24 Januari 2007] [4]
- Gulf Air (Bahrain, Muscat)
- Hainan Airlines (Haikou)
- Indian Airlines (Bangkok, Chennai, Delhi)
- Iran Air (Tehran-Mehrabad)
- Japan Airlines (Osaka-Kansai, Singapura, Tokyo-Narita)
- Jet Airways (Chennai)
- KLM Royal Dutch Airlines (Amsterdam, Jakarta)
- Korean Air (Seoul-Incheon)
- Kuwait Airways (Bangkok, Kuwait)
- Lufthansa (Bangkok, Frankfurt)
- Penerbangan Malaysia (Adelaide, Amsterdam, Auckland, Bandar Seri Begawan, Bangalore, Bangkok, Beijing, Beirut, Brisbane, Buenos Aires-Ezeiza, Cape Town, Cebu, Chennai, Colombo, Delhi, Denpasar/Bali, Dhaka, Dubai, Frankfurt, Guangzhou, Hanoi, Ho Chi Minh City, Hong Kong, Hyderabad, Istanbul-Atatürk, Jakarta, Jeddah, Johannesburg, Kaohsiung, Karachi, Kuwait, London-Heathrow, Los Angeles, Manila, Male, Medan, Melbourne, Mumbai, Nagoya, Newark, Osaka-Kansai, Paris-Charles de Gaulle, Perth, Phnom Penh, Phuket, Rome-Fiumicino, Seoul-Incheon, Shanghai-Pudong, Siem Reap, Singapura, Stockholm-Arlanda, Surabaya, Sydney, Taipei-Taoyuan, Tokyo-Narita, Xiamen, Yangon, Zurich)
- Merpati Nusantara Airlines (Jakarta, Surabaya, Mataram)
- Myanmar Airways (Yangon)
- Pakistan International Airlines (Islamabad, Karachi, Lahore, Singapura)
- Qatar Airways (Doha, Jakarta)
- Royal Brunei (Bandar Seri Begawan)
- Royal Nepal (Kathmandu, Singapura)
- Saudi Arabian Airlines (Jakarta, Jeddah, Riyadh)
- Shenzhen Airlines (Nanning, Shenzhen)
- Singapore Airlines (Singapura)
- SriLankan Airlines (Colombo, Singapura)
- Thai Airways International (Bangkok)
- Transaero (Moscow-Domodedovo) [bermula 2 January 2007] [5]
- Uzbekistan Airways (Tashkent)
- Vietnam Airlines (Hanoi, Ho Chi Minh City)
- Xiamen Airlines (Fuzhou, Xiamen)
- Yemenia (Dubai, Jakarta, Sanaa)
Terminal Penerbangan Tambang Rendah (LCCT)
- AirAsia (Alor Star, Angeles City, Bandar Seri Begawan, Bangkok, Bintulu, Chiang Mai, Denpasar/Bali, Hanoi, Jakarta, Johor Bahru, Kota Bharu, Kota Kinabalu, Kuala Terengganu, Kuching, Labuan, Lahad Datu [Bermula 8 January 2007] [6], Langkawi, Macau, Medan, Miri, Padang, Palembang, Pulau Pinang, Phnom Penh, Phuket, Sandakan, Sibu, Siem Reap, Solo, Surabaya, Tawau)
- Indonesia AirAsia (Jakarta, Bandung, Pekanbaru)
- Thai AirAsia (Bangkok)
- Cebu Pacific (Manila)