La lenga

Revisi sejak 14 Juni 2009 06.44 oleh M. Adiputra (bicara | kontrib) (b)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

La lenga (lafal: /lə-le-ŋə/) adalah salah satu aksara swara (huruf vokal) dalam sistem penulisan aksara Bali. Aksara ini melambangkan bunyi /l̩/, sama halnya seperti aksara (Ḷ) dalam aksara Dewanagari. Aksara ini termasuk ke dalam warga Dantya (bunyi dental),[1] yaitu kelompok aksara yang melambangkan bunyi yang dihasilkan dengan menyentuh kaki gigi atas dengan mengunakan lidah.[1] Jika dialihaksarakan dari aksara Bali ke huruf Latin, maka La lenga ditulis "Le" (baca: lə).

La lenga
Huruf LatinḶa
Fonem[l]
Warga aksaraDantya
(vokal dental)
Gantungan[[Berkas:— (memakai gantungan La yang dibubuhi oleh tanda pepet)|50px|alt=|link=]]

Bentuk

La lenga berbentuk mirip (atau bahkan persis) dengan angka 2 dalam tulisan Bali. Seandainya La lenga dan angka 2 ditulis dalam kalimat yang sama, maka untuk membedakannya dipakailah tanda carik, sebelum dan sesudah menulis angka di tengah kalimat.

Penggunaan

La lenga ditulis pada kata yang mengandung bunyi /l̩/, dilambangkan oleh huruf Latin Ḷ. Huruf Ḷ dibaca seperti /li/ atau /lə/ dalam kata: "pelipur"; "peletak".[2] Dalam bahasa Bali, huruf Ḷ sering diucapkan /lə/. Sehubungan dengan itu, segala bunyi /lə/ harus ditulis dengan La lenga. Maka dari itu, huruf La tidak boleh dibubuhi tanda pepet agar bunyinya /lə/, karena sudah ada La lenga sebagai pengganti La yang dibubuhi pepet.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ a b Surada, hal. 6.
  2. ^ Surada, hal. 8.

Referensi

  • Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
  • Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.
  • Simpen, I Wayan. Pasang Aksara Bali. Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.