Pertempuran Palembang (1407)

pertempuran laut tahun 1407
Revisi sejak 25 Februari 2023 03.54 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (Peristiwa: pembersihan kosmetika dasar)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pertempuran Palembang adalah sebuah pertempuran angkatan laut antara armada khazanah Tiongkok Ming dan armada pembajak Chen Zuyi di Palembang pada 1407.

Pertempuran Palembang
Bagian dari Pelayaran khazanah Ming
Tanggal1407
LokasiPalembang, Sumatra
Hasil Kemenangan Ming mutlak
Pihak terlibat
Tiongkok Ming Armada bajak laut di Palembang
Tokoh dan pemimpin
Laksamana Cheng Ho Chen Zuyi
Korban
-- 5000 bajak laut

Latar belakang

sunting

Chen Zuyi adalah seorang pemimpin bajak laut yang telah merebut kota Palembang di Sumatra.[1][2] ia mendominasi rute maritim Selat Malaka.[1] Pembuat kronik Ma Huan menulis bahwa Shi Jinqing adalah orang yang memberitahu Laksamana Cheng Ho tentang penindasan Chen Zuyi.[3] Haiquo Quangji karya Shen Moushang menyatakan bahwa saat Chen Zuyi berencana menyerang Cheng Ho, Shi Jinqing diam-diam melaporkan rencana Chen kepada Cheng Ho.[4]

Peristiwa

sunting

Pada 1407, saat dalam perjalanan pulang pada pelayaran khazanah Ming pertama, Cheng Ho dan para rekannya bertikai dengan Chen Zuyi dan armada pembajaknya dalam pertempuran di Palembang.[1][2][4][5] Armada khazanah mengalahkan armada pembajak Chen dalam pertempuran.[1][4] Pada konfrontasi tersebut, 5000 pembajak tewas, sepuluh kapal pembajak hancur, dan tujuh kapal pembajak direbut.[4][6]

Mingshi mencatat bahwa Cheng Ho awalnya dikirim ke Palembang untuk menegosiasikan pasifikasi Chen Zuyi dan lainnya,[7] namun juga menyatakan bahwa Chen dan lainnya berencana menyerang pasukan Ming.[6][7] Taizong Shilu mencatat bahwa Chen Zuyi berniat untuk menghindari dan menarik diri dari pertikaian aktif dengan armada khazanah.[2] Dreyer (2007) mengkarakterisasikan catatan Chen Zuyi dalam Mingshi sebagai upaya menghindari penggambarannya sebagai pembajak jahat dan sehingga menyelaraskannya dengan para pedagang Tionghoa di Palembang yang dikirimkan.[6]

Dampak

sunting

Armada tersebut membawa tiga tahanan, termasuk Chen Zuyi, pulang ke ibu kota Tiongkok Nanjing untuk dipancung.[4] Pada 2 Oktober 1407, Chen Zuyi dan para letnannya dieksekusi.[8] Pada 29 Oktober 1407, Kaisar Yongle dari Ming menyeluarkan perintah untuk memberikan penghargaan kepada para perwira dan anggota kru lainnya yang bertempur melawan armada pembajak Chen Zuyi di Palembang.[9]

Istana Ming melantik Shi Jinqing sebagai Petinggi Pasifikasi Palembang, sehingga menghimpun sebuah aliansi di Palembang dan mengamankan akses menuju pelabuhan penting tersebut.[7]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Chan (1998), 233.
  2. ^ a b c Dreyer (2007), 55.
  3. ^ Dreyer (2007), 57.
  4. ^ a b c d e Ray (1987), 69 & 74–75.
  5. ^ Duyvendak (1939), 358–360.
  6. ^ a b c Dreyer (2007), 55–56.
  7. ^ a b c Sen (2016), 613.
  8. ^ Dreyer (2007), 59.
  9. ^ Dreyer (2007), 58 & 62.

Kesusastraan

sunting
  • Chan, Hok-lam (1998). "The Chien-wen, Yung-lo, Hung-hsi, and Hsüan-te reigns, 1399–1435". The Cambridge History of China, Volume 7: The Ming Dynasty, 1368–1644, Part 1. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 9780521243322. 
  • Dreyer, Edward L. (2007). Zheng He: China and the Oceans in the Early Ming Dynasty, 1405–1433. New York: Pearson Longman. ISBN 9780321084439. 
  • Ray, Haraprasad (1987). "An Analysis of the Chinese Maritime Voyages into the Indian Ocean during Early Ming Dynasty and their Raison d'Etre". China Report. 23 (1). doi:10.1177/000944558702300107. 
  • Sen, Tansen (2016). "The Impact of Zheng He's Expeditions on Indian Ocean Interactions". Bulletin of the School of Oriental and African Studies. 79 (3): 609–636. doi:10.1017/S0041977X16001038.