VTV (Indonesia)

Jaringan televisi di Indonesia

Sejarah

 
Logo sportOne saat siaran percobaan (2013-2023)

VTV bermula dari proyek televisi berbasis acara olahraga milik VIVA, bernama sportOne. Proyek tersebut bermula di tahun 2011, ketika VIVA melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia, dimana saat itu menurut presiden direkturnya, Erick Thohir, siarannya akan dilakukan secara terestrial berjaringan.[1] Nama awal dari televisi berbasis acara olahraga ini adalah VIVA Sport yang memiliki target mengudara di 6-10 kota awal di Indonesia.[2][3] Untuk menyukseskan rencana tersebut, tercatat sejumlah perusahaan afiliasinya, seperti di Bali, telah mengajukan izin ke Komisi Penyiaran Indonesia daerah untuk mendirikan televisi lokal jaringan VIVA Sport. Program yang ditargetkannya diklaim variatif, namun tetap berbasis olahraga seperti berita olahraga, hiburan olahraga, kuis olahraga dan majalah berita olahraga.[4] Pada tahun 2011, tercatat sudah ada 4 anak usaha yang mendapat izin siar di berbagai daerah,[5] dan kemudian akan terus bertambah seiring pengajuan izin atau akuisisi televisi lokal yang sudah ada.[6]

Nama VIVA Sport kemudian diganti menjadi sportOne di tahun 2012, dengan fokus acara serupa yang ditargetkan terdiri dari program-program olahraga internasional dan lokal. Sempat pada suatu kesempatan di bulan Maret 2012, Erick Thohir menyatakan bahwa kanal ini akan ditayangkan di televisi berlangganan, dan sebagai persiapannya telah berusaha mencari hak siar dari sejumlah kompetisi olahraga.[7] Walaupun Erick sudah menyatakan dalam kesempatan itu bahwa TV ini akan dinikmati pada awal 2013, tetapi baru pada Juli 2013 sportOne baru mengudara secara ujicoba di siaran digital kanal (MUX) VIVA di Jakarta.[8]

Sayangnya, kemudian sportOne tidak berkembang dan sempat hanya bersiaran di Jakarta selama bertahun-tahun, meskipun grup VIVA mendapatkan hak siar di Piala Dunia 2014. Hal ini terjadi meskipun pada April 2014 dan awal 2016 pihak VIVA sempat merencanakan sebagai tahun mulai resminya sportOne bersiaran, di 14 kota di Indonesia dengan biaya modal mendekati Rp 1 triliun.[9][10] Kemungkinan hal ini disebabkan oleh kemandekan siaran digital di Indonesia, atau biaya hak siar olahraga yang mahal.[11] Seiring waktu, tampak bahwa sportOne sempat "mati suri" yang dibuktikan dengan statusnya yang masih berupa siaran percobaan selama bertahun-tahun, dan acaranya hanya didominasi program olahraga yang pernah ditayangkan antv maupun tvOne dan sejumlah informasi olahraga lainnya.

Sempat hendak dicabut izin siarannya di daerah akibat tidak kunjung bersiaran,[12] baru ketika menjelang penghentian siaran analog 2022, siaran sportOne muncul di sejumlah kota meskipun dengan status masih siaran percobaan dan acara yang tidak jauh berbeda (atau siaran lokal di beberapa daerah tertentu). Belakangan menjelang akhir 2022, muncul kabar rebranding sportOne menjadi VTV, dimulai dengan munculnya program hiburan di siaran sportOne, yang selanjutnya semakin jelas dengan munculnya siaran VTV di kanal satelit eks-sportOne pada tanggal 26 Desember 2022,[13] sudah diajukannya pendaftaran atas nama dan logo baru VTV,[14] dan mulainya VTV memunculkan diri lewat akun media sosial.[11] Akhirnya, pada 9 Januari 2023, nama VTV resmi digunakan meninggalkan sportOne, dengan acara mayoritas merupakan yang sudah ditayangkan di antv maupun tvOne, saluran saudaranya. Ditargetkan di masa depan VTV akan membidik pemirsa muda dengan program-program berbasis hiburan, musik, perjalanan dan olahraga.[11]

Program acara

Jaringan siaran

Saat ini, jangkauan siaran VTV mencakup wilayah berikut.

Digital (DVB-T2) (nama kota – frekuensi (nama multiplekser))

Siaran digital VTV umumnya bisa diterima satu paket di daerah-daerah yang menerima siaran digital antv dan tvOne.

Catatan

Referensi

Pranala luar