Tanjunganom, Gabus, Pati
Tanjunganom adalah desa di Kecamatan Gabus, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.
Tanjunganom | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Pati | ||||
Kecamatan | Gabus | ||||
Kode Kemendagri | 33.18.11.2007 | ||||
Luas | - | ||||
Jumlah penduduk | 15.000 | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Desa Tanjunganom berada tepat di sebelah timur dari ibu kota kecamatan Gabus. Hal ini menjadikan desa ini termasuk salah satu desa termaju dan teramai di kecamatan Gabus setelah desa Gabus.
Desa Tanjunganom memiliki 4 dukuh/dusun yaitu:
- Tanjunganom
- Pondok
- Paras
- Tegalmalang
Desa ini memiliki industri kecil kerajinan berupa produksi meubel di dukuh Tanjung. dan juga produksi korden, kelambu, seprei, serta sarung bantal yang dibuat dalam skala industri rumah tangga dan telah dipasarkan hingga Jakarta, Bandung, bahkan luar Jawa.Industri ini terletak di Dukuh Pondok.
Di dukuh Tanjung terdapat sebuah tugu yang merupakan simbol utama desa. Menurut cerita para sesepuh desa dulunya tempat itu merupakan gudang senjata pada masa penjajahan, sehingga sekarang di abadikan dengan sebuah tugu yang bentuknya menyerupai peluru dengan ketinggian kurang lebih 3 meter serta lebar bawah yang berdiameter 3,5 meter yang berbentuk segi lima dan menara berdiameter 1,5 meter berbentuk bulat. Tugu ini memiliki ujung yang tajam menyerupai ujung peluru.
Di sekitar tugu juga terdapat tempat ibadah Masjid Manbaul A'la, Balai Desa, SD Negeri Tanjunganom 1, sarana olah raga berupa lapangan sepak bola dan bola voli, pusat pertokoan dan juga kantor Perum Perhutani dan Tempat Penimbunan Kayu (TPK).
Dukuh Paras merupakan daerah yang menjadi langganan banjir karena berada di tepian Sungai Paras, tetapi dukuh ini masih menunjukkan suasana desa yang sangat asri.
Dukuh pondok berada agak jauh dari pusat desa, berjarak 1,3 km dari pusat desa dan dukuh ini merupakan dukuh dengan jumlah penduduk paling banyak.
Sedangkan dukuh Tegalmalang merupakan dukuh paling kecil di Tanjunganom dengan jumlah penduduk paling sedikit.
Pada umumnya masyarakat desa ini juga bermatapencaharian sebagai petani seperti penduduk desa lain di kecamatan gabus.tapi sayang pertanian di desa tanjunganom hanya mengandalkan sumber air dari air hujan saja,sehingga panen hanya bisa di lakukan 2kali dalam setahun,itupun kalau hujan bisa turun dengan teratur.Hal ini lah yang menjadi salah satu kesulitan bagi warga desa tanjunganom khususnya para petani.mungkin pertanian di desa tanjunganom akan berkembang lebih baik jika saja di kawasan desa ini ada saluran irigasi yang tentunya akan sangat membantu sekali bagi masyarakat desa.