Ayu Bulantrisna Djelantik

Revisi sejak 10 Maret 2023 03.29 oleh 103.3.220.89 (bicara) (Latar belakang: Correction based in facts observed as a close family to the subject)

Ayu Bulantrisna Djelantik (8 September 1947 – 24 Februari 2021) adalah seorang maestro tari tradisional Indonesia, tari Legong.[1][2] Ayu juga berprofesi sebagai dokter spesialis THT dan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.[3][4]

Ayu Bulantrisna Djelantik
Bulantrisna Djelantik menarikan sendratari Bali Calon Arang, berdasarkan cerita versi Toeti Heraty.
LahirAyu Bulantrisna Djelantik
(1947-09-08)8 September 1947
Deventer, Belanda
Meninggal24 Februari 2021(2021-02-24) (umur 73)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
PekerjaanDokter spesialis THT
staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Penari tradisional

Ia meninggal di RS Siloam Semanggi, Jakarta pada tanggal 24 Februari 2021 karena sakit kanker pankreas yang dideritanya.[5]

Latar belakang

Ayu Bulantrisna Djelantik menggeluti dunia tari pertama kali di Puri sang kakek. Kakek dari Bulantrisna bernama Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem merupakan raja terakhir dari Kerajaan Karangasem, Bali. Ia mencari dan memanggil guru tari untuk Bulantrisna. Guru yang dipanggil oleh sang kakek antara lain Bagus Bongkasa dan Gusti Biang Sengog.[3][6] Bulantrisna kecil mengenal tari tradisional Bali ketika usia 7 tahun dan pada saat usianya menginjak 10 tahun Bulantrisna diundang oleh Presiden Soekarno ke Istana Presiden di Tampaksiring, Gianyar, Bali untuk menghibur para tamu Istana.[7] Mentor utamanya adalah Anak Agung Mandera dan Gusti Made Sengog, penari Legong generasi pertama.[1]

Saat usia 11 tahun, Bulantrisna pernah menari Oleg di Jakarta untuk pertama kalinya.[8] Menurut Bulantrisna, menari merupakan pelepasan emosi, kreativitas, kegembiraan, bergerak dengan penuh penjiwaan, dan sebagai sarana berdoa. Kecintaan Ayu Bulantrisna Djelantik pada tari tak hanya sebatas gerak saja, tetapi ia juga mendirikan sanggar yang diberi nama "Bengkel Tari Ayu Bulan" pada tahun 1994. Salah satu kreasi tari ciptaan yang telah dibuatnya ialah Legong Asmarandana.[3]

Setelah menyelesaikan spesialisasi kedokteran THT di Universitas Padjadjaran, Bulantrisna melanjutkan studi medisnya di Munich, Jerman dan aktif berkolaborasi dengan komunitas Tari Bali fan Gamelan disana. Setelah lulus Bulan kembali ke Indonesia dan tinggal di Bandung [9] untuk mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan bekerja sebagai dokter spesialis THT. Sebagai dokter, Bulan memiliki pengalaman bekerja di luar negeri antara lain di India dan Amerika Serikat. Bulantrisna juga pernah menjadi ketua Masyarakat Asia Tenggara untuk Pendengaran Suara.[4]

Sampai saat tutup usia, Bulantrisna tetap aktif menekuni dunia tari bahkan setelah pensiun sebagai pegawai negeri dan staff pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.[7]

Filmografi

Film

Tahun Judul Peran Keterangan
2008 Under the Tree

Kegiatan budaya

Bulantrisna memiliki sebuah sanggar tari bernama Bengkel Tari Ayu Bulan yang aktif mengadakan pelatihan dan pentas baik di Indonesia maupun di banyak negara lain.[9] Dia menampilkan legong klasik bersama kelompok tarinya, yang berbasis di Jakarta.[6][10] Ia juga berkolaborasi dalam koreografi dengan seniman lain, seperti Retno Maruti, ahli tari klasik Jawa.[10]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ a b Post, The Jakarta. "Ayu Bulantrisna Djelantik: Dances till the world ends". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-02. 
  2. ^ Agnes, Tia. "Maestro Tari Legong Bulantrisna Djelantik Meninggal Dunia". detikhot. Diakses tanggal 2021-02-24. 
  3. ^ a b c "Ayu Bulantrisna menari sepenuh jiwa". BBC Indonesia. Diakses tanggal 2017-04-23. 
  4. ^ a b Djwan, J.B. (2 February 2010). "Bulantrisna Djelantik: A very nice pair of genes". The Jakarta Post, archived at purikarangasem.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 31 October 2017. 
  5. ^ "Profil Dokter Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik, Meninggal Dunia karena Kanker Pankreas". Tribun Bali. Diakses tanggal 2021-02-24. 
  6. ^ a b Bali Now! / Life in the Island (9 June 2016). "Water Palaces in the Age of Rajas". Copyright 2015. Phoenix Communication. 
  7. ^ a b DANCETRACTION. "Dedikasi Seorang Maestro Tari Indonesia - Qubicle" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-23. Diakses tanggal 2017-04-23. 
  8. ^ "Bulan Trisna Djelantik". M2Indonesia (dalam bahasa Inggris). 2015-10-06. Diakses tanggal 2017-04-23. 
  9. ^ a b Harsianti, Juliana (29 January 2016). "NuArt Lab: Making Bandung an art collaboration center". The Jakarta Post. Diakses tanggal 31 October 2016. 
  10. ^ a b Heraty, Toeti (2012). Calon Arang: Kisah Perempuan Korban Patriarki. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. xxvi. ISBN 9789794618332.