Emping

salah satu jenis camilan garing

Emping adalah sejenis camilan atau makanan ringan Indonesia berupa kerupuk yang terbuat dari biji melinjo atau belinjo (Gnetum gnemon). Emping memiliki rasa sedikit pahit.[1] Emping tersedia di pasaran dalam berbagai varian rasa, seperti polos (asli), asin, pedas atau manis, tergantung dari penambahan garam atau karamel gula.

Emping
Emping melinjo
SajianMakanan ringan
Tempat asalIndonesia
DaerahSeluruh nusantara
Suhu penyajianSuhu ruang
Bahan utamaBiji melinjo yang digoreng kering
VariasiBiasa, asin, manis, dan bumbu pedas
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Adapun proses pembuatan emping secara tradisional ada beberapa tahapan. Mulanya biji melinjo di kupas dari kulitnya terlebih dahulu kemudian dimasukkan dalam wajan tanah/besi yang sudah terisi pasir halus,lalu di nyalakan api, tunggu kurang lebih 5 menit(sesuai ukuran/suhu api) lalu pisahkan biji dalam dengan kulit keras melinjo, kemudian ditimpa di atas kayu yang datar dan licin supaya mudah dipindahkan, setelah proses pemindahannya dilakukan, kemudian dijemur di bawah sinar matahari langsung agar cepat mengering.

Produksi

 
Emping mentah

Emping diproduksi dalam industri rumahan, dibuat secara tradisional dengan tangan dalam proses padat karya. Biji melinjo disangrai dengan api sedang tanpa minyak, atau kadang menggunakan pasir sebagai media. Beberapa orang merebus biji melinjo untuk memudahkan proses pengelupasan. Kulit luar yang lembut maupun kulit dalam yang lebih keras dikupas dengan tangan. Satu-persatu biji melinjo dipukul dengan alat mirip palu dari kayu atau ditekan dengan silinder batu untuk menjadikan emping pipih dan bulat, setelah ditumbuk, emping kemudian disusun dalam nampan yang terbuat dari bambu berkelap dan dikeringkan selama seharian. Setiap keping emping biasanya dibuat dari biji melinjo tunggal, walaupun ada varian yang menggabungkan beberapa biji untuk membuat emping lebih besar yang mirip krupuk. Emping besar ini, sering dicampur dengan jenis pati lainnya, seperti tepung jagung atau pati umbi. Ada dua jenis ketebalan emping yang ada di pasaran, tipis dan tebal. Emping tipis biasanya memiliki varian rasa polos atau asin, sedangkan emping tebal biasanya manis, dilapisi gula karamel atau dibumbui dengan cabe rawit.

Kepingan emping kering dikumpulkan, dikemas, dan dijual di pasaran. Emping mentah yang dibeli dari pasar tradisional, lebih baik dikeringkan dulu untuk mengurangi kelembapannya, kemudian digoreng dengan banyak minyak goreng sampai mengembang, menjadi renyah dan berubah warna kuning keemasan. Emping diproduksi di banyak wilayah di Indonesia, dari Limpung (Kabupaten Batang), Pidie (Aceh) hingga Sulawesi. Namun, daerah produksi utama berada di Jawa, yaitu di Limpung, Kabupaten Klaten (Jawa Tengah), Bantul (Daerah Istimewa Yogyakarta), Magetan (Jawa Timur) dan Desa Karangtawang, Kabupaten Kuningan (Jawa Barat).[2]

Konsumsi

 
Emping sebagai topping lontong sayur

Emping mentah yang belum digoreng biasanya tersedia di pasar tradisional, sementara di toko makanan ringan, supermarket, dan restoran kebanyakan sudah dikemas, emping yang siap makan juga tersedia. Kebanyakan emping memiliki varian rasa polos (asli) yang disajikan dengan sedikit garam. Emping telah diekspor ke berbagai negara[3] di antaranya Belanda, Amerika Serikat dan Timur Tengah. Di Belanda, karena ikatan sejarah dengan Indonesia, kemasan emping mentah juga tersedia untuk digoreng sendiri di rumah. Emping mentah ini dapat ditemukan di toko-toko khusus Indonesia yang diberi nama dengan nama Indonesia seperti "Toko" atau "Warung".

Emping sering disajikan semata-mata sebagai makanan ringan atau pengiring masakan tradisional Indonesia. Emping juga sering ditambahkan sebagai topping untuk soto, nasi uduk, sop buntut, gado-gado, lontong sayur, nasi goreng, nasi kuning, laksa dan bubur ayam.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Emping Melinjo Manis (Indonesian Sweetened Paddy Oats Crackers)". Indonesia eats. 23 Mei 2011. Diakses tanggal 2 Juli 2012. 
  2. ^ "Emping Khas Karangtawang Diminati" (dalam bahasa Indonesian). Kuningan News. 2 July 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Januari 2013. Diakses tanggal 2 July 2012. 
  3. ^ Primus, ed. (6 November 2009). "Pandeglang Sudah Ekspor Emping Melinjo". Kompas.com. Kompas. Diakses tanggal 24 Februari 2018. 

Pranala luar